Wednesday 26 August 2015

Menyiapkan Dana Lebaran Idul Fitri ala ReeNgan

Assalaamu'alaikum... ^_^


Teman ReeNgan tahu peribahasa "sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit"? Artinya kurang lebih ketika kita mengumpulkan sesuatu walau itu sedikit, kalau terus dilakukan maka akhirnya jadi banyak. Dulu peribahasa itu dipakai untuk menabung uang atau sesuatu yang baik, tapi sekarang saya sadar, peribahasa itu juga bisa menggambarkan banyak hal. Contohnya, berhutang sedikit-sedikit tapi kalau hutangnya ada di semua orang atau bank juga totalnya jadi banyak, lalu beli baju murah kalau dalam satu bulan belinya lebih dari 5 juga hasilnya malah boros, kan. Di postingan kali ini saya tidak akan membahas tentang hutang dan beli baju.. ^_^. Saya akan membahas tentang menyiapkan dana lebaran ala ReeNgan agar kantong tidak bolong banget (isu ini #ciee #isu sudah saya bahas sekilas di akhir postingan tentang tips persiapan mudik ala ReeNgan).

Tradisi menjelang lebaran Idul Fitri di Indonesia memang unik, ada tradisi mudik ke kampung halaman bagi perantau, makanan tradisi lebaran, dan memberikan sesuatu pada sanak saudara, serta banyak sekali undangan pernikahan di bulan Syawal sehingga harus ada dana khusus untuk itu. Yang tentunya, kalau kita tidak melakukan itu juga sah-sah saja, toh enggak ada kewajibannya (kecuali yang menghadiri undangan pernikahan ya, itu diusahakan datang). Hanya, karena sudah tradisi dan kebetulan saat Idul Fitri, libur dan cuti yang kantor berikan lumayan lama, enggak salahnya saya dan suami sebagai perantau, bersilaturahim pulang kampung alias mudik.

Enggak usah panjang kata ya, kalau mau mudik pasti dana yang dibutuhkan besar, karena yakinlah bahwa harga tiket dinaikkan (iya lah kan termasuk peak season), harga sembako juga seringnya naik (apa hubungan sembako dengan mudik?), dan tiba-tiba semua harga ikut naik dengan alasan lagi lebaran. Setahun ini, saya mencoba salah satu cara yang diajarkan oleh Bapak Sopir jurusan Kalibata-Barkah, yakni menabung sedikit demi sedikit. Klise? Iya, tapi manjur bangets.. 

Caranya seperti ini (ada yang dari Bapak Sopir, dan ada yang improvisasi dari saya  ^_^) :
Hitung dulu anggaran PERJALANAN yang kira-kira akan dibutuhkan saat lebaran (pulang-pergi). 
Karena saya kemarin naik kereta dan suami naik motor maka anggaran yang kami butuhkan meliputi :  
  • biaya tiket kereta (maksimal Rp 200.000,- karena saya hanya mengincar kereta ekonomi dan bisnis, kalau enggak dapat ya saya ikut suami naik motor),
  • biaya makan selama di kereta (saya sendirian jadi tidak bawa bekal, sebaiknya kalau dengan keluarga, Teman bawa bekal dari rumah ya),
  • biaya transportasi dari stasiun ke rumah,
  • biaya service motor (ganti oli, ganti busi, beli ban dalam cadangan, dan lainnya),
  • biaya bensin,
  • biaya makan dan 
  • bayar toilet selama perjalanan
 
Hitung anggaran yang diperlukan ketika di kampung. 
Hitung saja semuanya mulai dari: 
  • anggaran untuk orang tua, biaya makan selama di kampung (saya biasanya memberikannya ke kakak untuk belanja keperluan makan sekeluarga),  
  • angpau untuk keponakan dan anak-anak saudara serta tetangga (yang di keluarganya tidak ada tradisi angpau, anggaran ini ditiadakan), 
  • anggaran kondangan, dan lainnya (sesuai dengan kebutuhan Teman ReeNgan)

Jumlah total anggaran KALIKAN 2 atau TAMBAH 50%. 
Hasil perkalian atau tambahan 50% itu diperuntukkan sebagai dana mendadak. Dana Mendadak digunakan untuk keperluan di luar dari dua anggaran di atas, dan disiapkan di amplop khusus atau disimpan di tabungan

Jumlah akhir anggaran DIBAGI 11 atau 12 bulan. 
Hasil baginya itulah yang harus ditabung tiap bulan, jika Teman ReeNgan mendapatkan gaji bulanan. Kalau pendapatan Teman ReeNgan itu harian, dana yang perbulan itu bisa dibagi 30 hari atau jumlah hari dimana Teman ReeNgan mendapatkan penghasilan

KONSISTEN dan KUAT MENAHAN GODAAN. 
Ibaratkan saja seperti menabung di tabungan berencana yang autodebet. Mungkin cara itu bisa membantu kita untuk konsisten. Terus terang saya beberapa kali tergiur untuk mengambil dana lebaran ini, dan nanti akan saya kembalikan kalau sudah punya uang. Namun, saya pikir ulang, iya kalau bulan depan gaji saya bisa menutupi kebutuhan saya, kalau enggak trus gimana? Apakah lebaran nanti kantong saya harus bolong lagi seperti lebaran sebelumnya? Akhirnya saya enggak jadi ngambil....T_T.
Itu dulu ya sekedar pengalaman saya saat menghadapi lebaran tahun ini, dimana saya sudah mulai menabung dari tahun lalu :). Kenapa? Pertama, agar nominalnya tidak terasa banyak. Kedua, THR saya tidak mencapai angka Rp 500.000,-. Ketiga, ya apa salahnya dicoba. Toh Bapak Sopir itu sudah membuktikan, dengan dia menabung di kaleng tiap hari (dia punya 4 atau 5 kaleng gitu : sekolah anak 1, sekolah anak 2, biaya sewa kontrakan, biaya mudik dan enggak tahu kaleng apa lagi), dia bilang alhamdulillah dia enggak pernah telat bayar sekolah anak, bayar kontrakan dan alhamdulillah bisa setahun sekali mudik. Trus hasilnya bagaimana Ris? Alhamdulillah seperti apa kata Bapak Sopir tadi, walaupun THR saya tidak banyak, tapi alhamdulillah kantong kami tidak bolong seusai mudik. 

Kalau Teman ReeNgan sendiri, bagaimana cara mengatur keuangan untuk lebaran? Di share yuk di sosial media yang Teman punya, siapa tahu saya atau teman-teman yang lain jadi terinspirasi... ^_^

19 comments:

  1. Slalu ada biaya tak terduga y pas mudikkk, pdhl uda dianggarkan cukup byk

    ReplyDelete
  2. ya juga sih jikalau kita persiapan dari awal memang tidak akan terlalu menjadi beban pas dihari h dan sesudahnya.
    kalau saya sih ya mungkin karena belum mempunyai pasangan ya tidak terlalu memikirkan masalah hari depannya yang penting ibu dan keluarga bisa saya beri, dan selalu berdoa semoga hari esok masih bisa menikmati nikmat sehat, karena jikalau saya sakit jangankan bisa ikhtiar yang pasti malah membebankan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm... menurut saya, justru sebelum punya tanggungan ini adalah saat paling tepat untuk punya tabungan juga... :)

      Delete
  3. Waah bagus juga tipsnya ya.Nabung tiap bulan dan tidak dikutik-kutik untuk keperluan mudik.

    ReplyDelete
  4. Waah bagus juga tipsnya ya.Nabung tiap bulan dan tidak dikutik-kutik untuk keperluan mudik.

    ReplyDelete
  5. Anggaran pulang kampung itu butuh biaya besar ya, mba. Apalagi kalo perginya sekeluarga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener, saya nggak kebayang deh berapa banyak untuk sekeluarga. Tapi kok orang ada aja ya uangnya.. :)

      Delete
  6. manfaat banget infonya mba , tq ya :) smoga lebaran taun depan, kantong gak bolong lagi :)

    ReplyDelete
  7. Itu penambahan biaya bener juga 50%, ya. Mengantisipasi banyak hal. Secara, pas makan di perjalanan, kadang suka banyak anggaran juga. :D Blm lagi oleh2. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap.. oleh-oleh sama kondangan di kampung (ini yang paling banyak).. hehe

      Delete
  8. Cara ini udh aku lakuin dr lama jg mba... apalagi aku trmsuk yg SANGAT SUKA jalan2... jd mau ga mau ya hrs nabung rutin dan konsisten lah spy tiap thn bisa traveling. aku mngkin lbh extreme...krn gajiku 60% itu aku msukin tabungan hnya utk traveling... 40% sisanya baru utk jajanku sebulan... kalo masalah sekolah anak dan rumah tangga kebetulan itu tanggungan suami :D

    Kalo tips utk ga tergoda buat ngambil sih, aku biasanya nabung dlm bntuk mata uang asing...itu pasti mikirnya 100x kalo mw minjem smntara...krn mikir rate exchangenya... blm tentu saat itu lg bgskan... kalo nabung dlm RP udh jls srg kepake mulu kalo aku pribadi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tipsnya menarik Ka.. itu mata uang asingnya apa? Trus paling aman di bank mana? Mungkin suatu saat saya coba.. :)

      Delete
  9. Segala sesuatunya perlu di siapkan dan direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya ya. Apalagi kendala yang terduga seringkali menjadi batu sandungan, sehingga pengeluaran malah menjadi membengkak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seringnya malah yang tak terduga itu butuh penanganan yang lebih serius dan dana lebih besar.. :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...