Monday 25 July 2016

Mudik Lebaran 2016 Ini Saya Naik Kereta Api

Assalaamu'alaikum.. ^_^

#MudikNaikKereta, mudik naik kereta 2016, mudik, kereta api, KAI
Kenapa ya, saya selalu telat menulis postingan tentang perjalanan mudik? Ah, ya sudahlah yang terpenting sekarang saya ingin berbagi pengalaman #MudikNaikKereta dengan semua Teman ReeNgan. Alhamdulillah saya masih diizinkan pulang ke kampung halaman pada Idul Fitri 1437 H / Juli 2016. Saya kembali #MudikNaikKereta sama seperti di tahun 2015 kemarin. Tahun ini pun masih sama seperti tahun lalu dimana saya naik kereta api, sedangkan suami mudik naik motor. Hanya saja tahun ini, pengalamannya agak berbeda dengan tahun lalu.

Cerita mudik tahun ini tidak saya bagikan di twitter, melainkan di instagram dan facebook. Persiapan mudik tahun inipun tidak serempong tahun lalu. Saya ceritakan saja ya bagaimana persiapan mudik naik kereta saya tahun ini, apa hanya dua hal itu yang berbeda dari tahun lalu?

1. Jadwal Mudik & Balik
Tahun lalu saya menjadwalkan mudik di H-3 dan baliknya di H+7, tapi tahun ini berbeda. Saya mudik di H-10 dan balik juga di H+10 (yang kemudian saya sesali karena terlalu lama). Waktu itu alasan saya adalah karena H-10 itu persis mulai libur sekolah, sedangkan H+10 adalah hari terakhir libur sekolah. Tahun depan, saya enggak mau mudik atau balik yang mepet seperti itu. Selain terlalu lama di kampung halaman, yang mana saya jadi kehabisan ide mau ngapain, juga karena saya jadi grabak-grubuk menyiapkan segala sesuatu untuk mulai kerja. Saya bakal mencoba mudik H-4 dan baliknya H+5, jadi hanya 10 hari di kampung, dan membuat semacam rencana kegiatan selama di kampung biar saya enggak manyun di rumah mengikuti episode sinetron dari negeri acha acha yang bikin kepala saya nyut-nyutan.

2. Pesan Tiket Kereta Api
Seperti tahun lalu, saya memesan tiket semenjak H-90 (3 bulan sebelumnya) dari tanggal perkiraan mudik dan balik. Tahun ini saya mencoba naik kereta eksekutif. Sebenarnya sih enggak direncanakan, tapi demi melihat harga tiket yang tidak terpaut jauh dari kelas bisnis, maka saya pun akhirnya memilih yang eksekutif. Saat melihat jenis kereta yang ditawarkan *uhuk*, tidak hanya melihat harga, tapi juga melihat waktu keberangkatan serta lamanya perjalanan. Untuk waktu mudik, saya memilih yang mendekati waktu berbuka atau tidak lama setelah berbuka. Tujuannya adalah agar saya tidak membatalkan puasa sebelum waktunya dan bisa istirahat di kereta. Sedangkan waktu baliknya sengaja saya memilih pagi atau siang hari agar saya bisa menikmati pemandangan di sepanjang jalan. Toh, saat ini kereta sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan, jadi tidak terasa panas saat perjalanan siang hari. Oh iya, kemarin kalau enggak salah H-30 sebelum Idul Fitri, PT. KAI menyediakan kereta khusus lebaran. Jadi, bagi yang belum kebagian tiket saat H-90 bisa dicek terus di website-nya PT.KAI dan merchant-merchant yang bekerjasama dengan PT.KAI.

3. Barang Bawaan dan Packing-nya
Tahun ini, barang bawaan saya enggak begitu banyak, dan seperti biasa saya bagi dua dengan suami. Packingnya pun baru dua hari sebelum berangkat, namun saya sudah membuat daftar bawaan sejak seminggu sebelum berangkat. Tahun lalu, kami sudah meninggalkan beberapa baju rumah, kaus lengan panjang, & handuk di kampung, jadi tahun ini baju yang dibawa hanya baju yang dipakai untuk silaturahim ke rumah saudara. Hmm.. kira-kira begini nih daftar barang bawaan saya:
  • Pakaian saya: mukena, 3 baju untuk silaturahim (baju lebaran gitu lah ya), kerudung, underwear, jaket, & kaus kaki.
  • Pakaian suami: 1 sarung, 2 celana panjang, 3 baju untuk silaturahim, 2 kaus, jaket, underwear, sarung tangan, jas hujan, syal untuk penutup leher sekaligus penutup mulut & hidung.
  • Peralatan elektronik yang saya bawa: laptop dengan chargernya, HP dengan chargernya, power bank dengan chargernya.
  • Peralatan elektronik yang dibawa suami: HP dengan chargernya, & power bank dengan chargernya
  • Oleh-oleh mudik & balik dalam satu tas (ini saya yang bawa).
  • Masing-masing membawa obat-obatan pribadi & P3K.
  • Plastik sampah besar yang bersih, & masing-masing 3 plastik bekas laundri. Plastik sampah kami gunakan untuk menutup tas kalau-kalau turun hujan. Sedangkan plastik bekas laundri kami gunakan untuk melapisi peralatan elektronik & pakaian.
  • Dompet berisi kartu identitas & kartu penting lainnya termasuk tiket, kartu donor darah, informasi penting mengenai kami, & nomor-nomor telepon penting, serta uang transport & makan selama sekali jalan saja.
  • Masing-masing dari kami membawa uang pecahan Rp 2.000 sejumlah Rp 50.000 untuk keperluan ke toilet, parkir, atau untuk pengamen baik selama perjalanan dan selama di kampung. Disclaimer ya, di stasiun dan di dalam kereta tidak ada pengamen, pengamen kami temukan saat sedang berhenti makan waktu perjalanan silaturahim.
  • 2 tas kapsul yang bisa dilipat (semuanya saya yang bawa).
  • Kosmetik dasar seperti pelembab, BB cream, bedak tabur, lip gloss, lipstick & eye liner.
Hasilnya, saat mudik, saya hanya membawa satu tas selempang berisi air minum, dompet, tissue, HP & chargernya, satu tas berisi oleh-oleh, & satu tas ransel berisi baju. Begitupun dengan suami, dia hanya membawa satu tas ransel berisi baju & satu tas titipan dari Kakak. Sedangkan saat balik, formasi barang bawaannya diubah sebab suami balik Jakarta duluan. Suami membawa 2 tas ransel berisi baju kami berdua & laptop, sedang saya membawa tas selempang, & 2 tas yang full berisi oleh-oleh, hehehe. Di kampung, saya usahakan mencuci baju setiap hari untuk menghindari kekurangan baju. Saya juga hanya menyeterika mukena, sarung, & baju yang akan dipakai untuk silaturahim. Namun, ketika mendekati hari balik ke Jakarta, saya sengaja tidak menyeterika baju-baju yang akan dipacking dengan pertimbangan, saat packing pasti bakal kucel banget karena saya tidak menggunakan koper atau ransel yang kaku.

4. Persiapan Berangkat Ke Stasiun
Sebenarnya persiapan berangkat ke stasiun & apa saja yang harus dilakukan di sana sudah pernah saya ceritakan di blogpost ini : Mudik Naik Kereta 1435 H, tapi akan saya ceritakan kembali ya di sini.
  • Cek kembali semua barang bawaan saat masih di rumah 
  • Usahakan baterai semua peralatan elektronik yang kita bawa dalam keadaan penuh
  • Cetak tiket maksimal 2 jam sebelum berangkat, lebih baik lagi sebulan atau seminggu sebelum berangkat
  • Bawa tiket & KTP yang asli
  • Pergi ke stasiun minimal 1 jam sebelum berangkat
  • Check in di petugas atau bisa check in mandiri di counter chek in mandiri (bisa ditanyakan ke petugas) untuk mencetak boarding pass
  • Bawa minum & makanan sendiri
  • Baca doa ya sebelum berangkat
Selama perjalanan balik, saya disuguhi dengan pemandangan hijaunya persawahan, lembah, gunung, sungai, perkampungan, & perkotaan. Pengalaman mudik balik naik kereta eksekutif itu menyenangkan, seperti dapat selimut waktu mudik tapi waktu baliknya enggak, bantalnya kecil & gratis, hehehe, kursinya bisa disesuaikan dengan posisi duduk, jarak antar kursinya yang luas dan ada sandaran kakinya, serta cepat sampainya. Kalau Teman ReeNgan ingin duduk di dekat jendela, bisa pilih nomor kursi A atau D ya, enak karena dekat dengan lubang charger & bisa menikmati pemandangan dengan lebih leluasa.

Itu cerita mudik & balik Lebaran 2016 saya naik kereta api. Bagaimana dengan mudik balik Teman ReeNgan? Teman ReeNgan ada tip atau saran untuk saya biar mudik tahun depan bisa lebih menarik & menyenangkan? Boleh kok ditulis di kolom komentar.. ^_^ [] Riski Ringan

12 comments:

  1. Naik kereta itu memang asyik banget Mbak. Apalagi kalau pas keretanya kosong. Bisa bobok selonjoran. Asoynya. Hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. iya bener. Sayangnya, kalau pas musim mudik, kereta penuh semua. Tapi tetap bisa selonjoran karena sekarang satu kursi satu orang.

      Delete
  2. Enaknya mudik. Saya sejak menikah lom pernah mudik. Ortu di Jkt...hmmm...ngota deh. 😎

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. Kakak Hani bisa aja. Seenggaknya ada keuntungan dari "ngota" ini ya Kakak.. Kakak Hani jadi enggak mumet mikir persiapan mudik ^_^.

      Delete
  3. Mudik saya masih dalam satu kota kabupaten Mbak, jadi mudiknya bolak-balik tiap hari, hehehe...
    Kemarin mudiknya malah bersebrangan, kita ketemu di jalan, kami mau ke orag tua, eh, orang tua juga dalam perjalanan mau ke rumah kami
    hahaha, ketemu di jalan dech ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. kok bisa gitu ya Mba? Untung ketemu ya pas di jalan, coba kalau sama-sama sudah sampai tempat tujuan, dapatnya rumah yang sepi dong nanti. ^_^

      Delete
  4. transportasi ini emang kesukaan aku banget, naik bus aku mabok darat, jadi ini satu2nya transportasi pas mudik yang aku pakai. Udah nyaman, mau ekonomi juga udah ada AC.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kalau musim mudik, bus sekarang jadi pilihan kedua terakhir (yang paling akhir itu naik motor). Kebayang nanti kalau macet bagaimana kalau kebelet pipis, busnya masih di jalan, hiks.

      Delete
  5. Wah, sama Mba Riski, saya juga mudik dengan kereta api. Buat saya, lebih nyaman dan lebih cepat karena nggak kena macet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Toss, Mbak! ^_^
      Alasannya sama dengan saya.

      Delete
  6. aku pakai mobil mbak, naik sepur itu menyenangkan, walaupun lama tapi asik aja, apalagi kalo rame-rame

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemarin lancar, kan Mba? Naik kendaraan apapun, semoga kita tetap selamat sampai tujuan ya Mba.. Tahun depan mudik lagi, enggak Mba?

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...