Wednesday 28 September 2016

Mengapa Kampanye Terbaru SGM Eksplor adalah "Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya"?

Assalaamu'alaikum...!! ^_^


Kemarin, Selasa (27 September 2016) saya menghadiri Press Conference Peluncuran Kampanye SGM Eksplor "Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya", di Tiara Ballroom Crown Plaza Hotel, Jakarta. Seperti yang kita tahu *ehem.. bahasanya Ris, formal banget ^_^*, SGM adalah produk susu formula yang sudah memasyarakat, dua dari lima ponakan saya susu pendamping ASInya adalah SGM Eksplor ini. Lantas, mengapa ya SGM Eksplor kok mengeluarkan kampanye baru itu? Apa hubungannya antara nutrisi yang lengkap dengan membuat dunia jadi sahabat si kecil?
Sebelum saya memberi tahu alasannya, seperti acara-acara Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) yang pernah saya hadiri, NUB selalu menghadirkan para ahli dibidang yang sedang dibahas. Kali ini NUB menghadirkan dr. Dian Permatasari, M.Gizi, Sp.GK (ahli nutrisi), Anna Surti Ariana, S.Psi, M.Psi (psikolog), Zee Zee Shahab (selebriti dan ibu dari 1 anak), dan Astrid Prasetyo (Senior Brand Manager SGM Eksplor). Acara dibuka dengan sambutan dari Bapak Joris Bernard (Brand Business Unit Director Sari Husada). Beliau menyampaikan bahwa Sari Husada terus berupaya melakukan pengembangan untuk mendukung terpenuhinya nutrisi bangsa yang lebih baik.
Narasumber, kiri ke kanan : dr. Dian Permatasari, psikolog Anna Surti Ariana, Astrid Prasetyo, Zee Zee Shahab, dan pembawa acara

Peran Nutrisi yang Optimal untuk Tumbuh Kembang Anak

Selanjutnya, dr. Dian Permatasari menyampaikan presentasinya yaitu Peran Nutrisi yang Optimal untuk Tumbuh Kembang Anak. Anak yang sehat bisa dilihat dari dua hal, yaitu 1) pertumbuhannya baik, dan 2) perkembangannya sesuai dengan tahapan usianya. Pertumbuhan yang baik bisa ibu-ibu lihat dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak yang ada di data KMS (Kartu Menuju Sehat). Selama grafiknya sesuai dengan grafik normal, maka pertumbuhan anak dikategorikan baik. Jika anak kita sehat, maka tumbuh kembang dan psikologisnya juga baik.

Menurut beliau, seperti yang beliau kutip dari Soetjiningsih 1995, ada dua faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:
  1. Faktor Internal, yakni genetik/keturunan dan hormon.
  2. Faktor Eksternal, yaitu pada masa pranatal/kehamilan (nutrisi, zat kimia yang masuk tubuh ibu, ada infeksi atau tidak, kelainan imun atau tidak, dan psikologis ibu), dan masa post-natal/setelah melahirkan (pengetahuan ibu, nutrisi, lingkungan fisik & budaya, pengasuhan, sosial ekonomi, stimulasi, dan aktivitas fisik).
Dikedua faktor eksternal tersebut, nutrisi mempunyai peranan yang penting untuk tumbuh kembang anak. Maka dari itu, pemenuhan nutrisi yang lengkap untuk anak adalah hal yang wajib dilakukan oleh orang tua. Nutrisi yang lengkap itu terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat, vitamin & mineral, serta protein & lemak. Semua nutrisi tersebut harus ada dalam satu piring dengan komposisi karbohidrat yang paling banyak, lalu makanan yang mengandung vitamin & mineral macam sayur mayur, kemudian baru makanan yang mengandung protein & lemak seperti lauk pauk. Vitamin, mineral, protein, dan susu bisa didapat dari susu, baik ASI maupun susu formula sebagai pendamping ASI. Amerian Academy of Family Physicians (AAFP) menyarankan untuk mengonsumsi susu atau produk turunananya seperti keju atau yogurt, sebanyak 2-3 kali sajian per hari.

Tadi kan saya tulis kalau anak yang sehat maka psikologis si anak juga baik, sedangkan kesehatan anak bisa didapat dengan melengkapi kebutuhan nutrisinya. Jadiii.. hehehe, apa sih hubungannya antara nutrisi dengan psikologis si anak? Trus kenapa penting gitu ya, yang penting kan si anak makan? Iya sih, antara teori ini dengan praktiknya beda jauh ya, tapi kita sebagai orang tua kan akan se.la.lu mengusahakan yang terbaik untuk anak. Oke, jadi kata Bu Dian, asupan nutrisi yang lengkap dan baik pada anak akan menyebabkan pertumbuhan fisik, kesehatan, dan aktivitas fisik anak juga baik. Yang nantinya akan memudahkan interaksi anak dengan orang tua dan lingkungannya, serta perkembangan dan fungsi otaknya juga bagus. Nah, kesemua itu nantinya akan berpengaruh baik terhadap perkembangan kognitif/intelegensi, motorik/gerakan, dan sosio-emosional/pergaulan anak.

Sedangkan bila asupan nutrisi atau gizi anak terganggu baik tidak terpenuhi atau malah berlebih di satu zat gizi, dampaknya bisa dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Dampak jangka pendek: perkembangan otak, pertumbuhan fisik dan perkembangan organ metabolik anak tidak optimal.
  2. Dampak jangka panjang: menurunnya kemampuan kognitif & prestasi anak, fisiknya pendek yang bukan karena genetik, dan muncul berbagai macam penyakit (diabetes, hipertensi, obesitas, penyakit jantung & stroke).
Trus apa ciri-ciri anak yang sehat? Ciri-cirinya yaitu:
  1. Pertumbuhannya baik (bisa dilihat di KMS)
  2. Tahapan perkembangannya sesuai usia
  3. Bibir dan lidah tampak segar
  4. Aktif, gesit dan gembira
  5. Matanya bersih dan bersinar
  6. Mudah beradaptasi dengan lingkungan
  7. Nafasnya tidak bau
  8. Nafsu makannya baik
  9. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering
Di kesempatan itu, Mba Windah bertanya bagaimana caranya agar anak mau makan tanpa piliih-pilih dan tanpa drama? Bu Dian dan Bu Anna pun menjawab atau lebih tepatnya memberikan beberapa saran, diantaranya:
  1. Jika mengajak anak makan, orang tua juga ikut makan di piring yang berbeda
  2. Lebih baik tidak makan sambil bermain, agar anak fokus terhadap makanannya
  3. Bisa makan bersama teman-temannya, jadi anak terpacu ikut makan
  4. Buat jadwal makan yang teratur
  5. Susu diberikan 1-2 jam sebelum atau sesudah makan
  6. Orang tua tegas dengan jadwal makan (tapi tidak ngomel atau marah-marah)

Keterampilan Sosial Anak untuk Jadikan Dunia Sahabatnya

Menyambung dari presentasi dr. Dian, Anna Surti Ariani, M.Psi menjelaskan tentang kelanjutan peran faktor nutrisi bagi perkembangan keterampilan sosial anak. Bu Anna menyampaikan bahwa, menurut Arnett (2012), Santrock (2002) dan Shaffer (2005), bahwa jika asupan nutrisi anak kurang makan akan menyebabkan perkembangan anak tidak optimal. Anak dengan perkembangan yang tidak optimal cenderung mengalami masalah emosional seperti rewel terus menerus, pemarah dan cenderung menarik diri dari pergaulan. Nah, jika terjadi hal demikian maka anak akan mengalami masalah sosial, seperti keterampilan sosial yang rendah, sulit bergaul dan ditolak teman. Masalah sosial ini nantinya akan mengganggu prestasi anak.

Sebetulnya, keterampilan sosial apa saja ya yang perlu dikuasai oleh anak? Diantaranya:
  1. Berteman dan bekerjasama
  2. Menyelesaikan atau mendamaikan pertengkaran
  3. Peduli terhadap teman yang sedang sakit atau kekurangan
  4. Marah tanpa mengganggu orang lain dan tanpa destruktif
  5. Sabar menunggu atau mengantre
  6. Mengikuti aturan
Anak-anak perlu menguasai keterampilan-keterampilan sosial tersebut, karena:
  • Anak akan lebih mudah diterima oleh siapapun
  • Anak bisa lebih mampu menyelesaikan masalah dengan orang lain
  • Anak dapat mengasah berbagai keterampilan hidup yang lain
  • Mengurangi kesulitan di sekolah
  • Anak menjadi lebih bersemangat bersekolah
  • Prestasi anak lebih optimal
  • Anak akan lebih menikmati hidup dan bahagia
 
Perkembangan sosial anak berbeda sesuai dengan usianya. Stimulus yang diberikan oleh orang tua juga harus berbeda sesuai dengan perkembangan anak dan usianya, jenis kelamin anak serta temperamen anak. Berikut contoh kemampuan sosio-emosional anak dan stimulus yang baiknya diberikan:
1. Kemampuan sosio-emosional anak usia 1-3 tahun
  • Sudah paham jenis kelaminnya, apakah perempuan atau laki-laki
  • Bisa bermain bersebelahan dengan temannya
  • Masih tidak banyak bicara satu sama lain
  • Kadang saling meniru
  • Masih sulit untuk berbagi
  • Mungkin akan memukul jika marah tanpa sadar akan akibatnya
  • Kadang masih takut dengan orang baru
  • Senang memilih dan mengatur
Papa Mama bisa memberikan stimulus sebagai berikut:
  • Lebih sensitif terhadap kebutuhan anak
  • Mengajarinya bicara mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan
  • Memperbanyak bertemu dengan anak seusianya
  • Tapi juga tidak terlalu memaksanya untuk bergaul
  • Mengajak anak mengamati orang lain
  • Tegas tapi tidak membentak, apabila anak memukul orang lain

2. Kemampuan sosio-emosional anak usia 4-6 tahun
  • Sudah mengerti bedanya jujur dan bohong
  • Sudah paham apa yang dirasakan oleh temannya
  • Bersikap baik karena takut dihukum
  • Berusaha menyenangkan orang lain
  • Lebih bisa mengontrol diri dan tidak meledak-ledak
  • Bisa bergiliran atau mengantre dan diajak bekerjasama
  • Senang humor dan berimajinasi
  • Sudah lebih suka bermain dengan teman daripada orang tua
Stimulus yang Papa Mama bisa berikan ke anak adalah:
  • Memberi lebih banyak kesempatan bermain dengan anak-anak seusianya
  • Memberi petunjuk cara menyelesaikan pertengkaran, namun membiarkannya mencoba sendiri
  • Mengajarkan etika dan cara bergaul
  • Mengajari anak mengantre, bergiliran, berbagi, dan bertukar
  • Mengajak teman si anak main ke rumah, atau anak main ke rumah temannya
  • Tegas terhadap kekerasan dalam bermain, seperti memukul, merebut, mengajak menjauhi teman, berkata kasar atau jorok.
Zee Zee Shahab pun punya cerita sewaktu anaknya yang sekarang berusia 4 tahun diajak ke suatu tempat lalu bertanya tentang bahasa yang digunakan di tempat itu. Bu Anna bilang, kalau bahasa itu relatif penggunaannya di suatu wilayah dan daerah. Namun, jika si anak mulai menirukan perkataan kasar, umpatan atau jorok, Papa Mama bisa menggunakan cara pengabaian. Contohnya ketika anak berkata kasar, orang tua jangan melihat ke arah anak tapi pura-pura tidak mendengar terus. Seketika jika anak berkata baik setelah itu, orang tua langsung memberikan pernghargaan. Cara itu membuat anak berpikir bahwa dengan berkata kasar, dia tidak akan mendapat perhatian dari orang tua.

Kampanye SGM Eksplor : #JadikanDuniaSahabatnya

Dua presentasi tersebut sejalan dengan aspiras-aspirasi Mama yang dikumpulkan oleh Sari Husada, dimana para Mama ingin agar perkembangan fisik anaknya sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya sekaligus mudah bergaul/bersosialisasi. Astrid Prasetyo, menyampaikan bahwa SGM Eksplor berusaha mendukung semua aspirasi Mama tersebut. Untuk perkembangan fisik anak, SGM Eksplor selalu mengembangkan dan melengkapi zat gizi yang ada dalam susu SGM. Proses pengembangannya melalui kolaborasi antara para ahli di pusat penelitian Sari Husada di Yogyakarta dan pusat penelitian Nutricia di Singapura dan Belanda. Untuk perkembangan sosial anak inilah yang kemarin diluncurkan oleh Sari Husada, yakni kampanye "Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya".

Peluncuran kampanye "Lengkapi Nutrisinya, Jadikan Dunia Sahabatnya", kiri ke kanan : Joris Bernard, Astrid Prasetyo, Anca Ionescu (Brand Director Susu Pertumbuhan SGM Eksplor), Arif Mujahidin (Communication Director Danone Indonesia)

Bu Astrid menyampaikan bahwa ada banyak usaha yang sedang dan akan dilakukan oleh SGM Eksplor untuk mendukung kampanye tersebut, yaitu: 
  1. memberi dukungan komunikasi lewat iklan di televisi, media digital (website, fanspage, twitter dan instagram), serta media massa
  2. memberi dukungan langsung melalui event/kegiatan aktivasi, di toko-toko mitra, dan mengadakan acara Dunia Sahabat SGM Eksplor
 Dunia Sahabat SGM Eksplor akan diadakan di mall di 5 kota besar Indonesia, jadwalnya:
  • Surabaya (30 September - 2 Oktober 2016)
  • Yogyakarta (4-6 Oktober 2016)
  • Medan (25-27 November 2016)
  • Jakarta (2-4 Desember 2016)
  • Makasar (27-29 januari 2017

Selain acara Dunia Sahabat SGM Eksplor, seluruh Mama dan Papa di Indonesia berkesempatan mengikuti kompetisi foto yang caranya yaitu: mengunggah foto anak beserta produk SGM Eksplor disertai cerita di wall Fanspage Aku Anak SGM disertai hashtag #JadikanDuniaSahabatnya. Kuis ini berlangsung dari tanggal 1-28 Oktober 2016. Silakan langsung ke Facebook Fanspage Aku Anak SGM kalau Teman ReeNgan ada yang ingin mengikutinya.

Produk SGM Eksplor

Jadi, jawaban dari judul adalah kecukupan nutrisi yang diterima anak akan memengaruhi kemampuannya bersosialisasi. Yuk mari ajak anak-anak kita, anak-anak tetangga atau ponakan-ponakan bersosialisasi, enggak hanya sibuk main dengan gadgetnya ^_^. Teman ReeNgan yang sudah punya anak atau ponakan, biasanya bagaimana cara mengajak mereka bersosialisasi dengan temannya? [] Riski Ringan

8 comments:

  1. wah sayangnya SOlo kelewatan ya, adanya di Jogja ternyata..
    btw anak saya gak cocok nih bu sayangnya sama susu SGM..
    coba cocok, bisa ikutan acara beginian ya hehe

    Salam
    mysukmana.net

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mau ikutan Dunia Sahabat SGM, boleh-boleh saja Mas Dhanang ^_^

      Delete
  2. Oohh baru tau susu sebaiknya 1 jam sebelum atau sesudah anak makan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemarin, kata dr. Dian, pemberian susu sejam atau dua jam sebelum atau sesudah makan itu biar si anak enggak susah makan, Kak Innayah. ^_^

      Delete
  3. adik saya minumnya juga ini.... suka banget sama susu sgm...
    cocok untuk pertumbuhan anak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti Kakak masih muda banget ya, adiknya masih minum susu SGM ^_^

      Delete
  4. Oalah ada di Surabaya ya mulai kemarin? Hari ini kebetulan diundang sama SGM utk ikut press conference juga.

    Semoga Salfa betah main di wahananya.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...