Tuesday 11 October 2016

Nobar Film Wonderful Life Bareng Sahabat Grup : Bahwa Semua Anak Itu Terlahir Sempurna

Assalaamu'alaikum...!! ^_^


Saat ada notifikasi masuk di grup blogger Reporter Indonesia, saya langsung membukanya, ternyata Kakak Hani S. memosting undangan nonton bareng film Wonderful Life. Dari judulnya saya sudah menebak kalau nantinya film ini bakan bercerita tentang kisah hidup seseorang. Ternyata memang benar, setelah saya baca sinopsisnya. Film ini bercerita tentang kisah perjuangan ibu yang anaknya menyandang disleksia. Apa itu disleksia? Menurut dyslexiaida.org, 

"Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang spesifik yang disebabkan oleh faktor neurobiologis. Biasanya ditandai dengan kesulitan mengenali huruf, kata, ejaan dan angka. Namun itu semua tidak memengaruhi tingkat intelegensi penyandang"

Saya langsung mendaftar, karena selain waktunya oke, saya juga penasaran dengan filmnya. Apakah akan mirip dengan film disleksianya Amir Khan yang Tare Zameen Paar itu. Saya juga sempat melihat traillernya dulu, lalu mengambil hipotesis sepertinya film ini bagus.

Foto bareng Ayu Dyah Pasha dari Sahabat Grup (foto milik Ini Nisa)
Saya datang ke tempat acara jam 18.30 WIB, kemudian makan malam bersama teman-teman yang diundang oleh Sahabat Grup di salah satu restoran di Plaza Senayan. Jam 20.30, kami kemudian menuju ke The Lounge XXI dan sudah ramai sekali yang pada mau nobar (nonton bareng) malam itu. Kayaknya hampir semua studionya dipakai untuk nobar Wonderful Life. Setelah mengambil tiket bioskop dan kupon popcorn, kami menuju studio. Sekitar jam 21.15 kami dipersilakan masuk, lalu enggak berapa lama MC membuka acara dan memperkenalkan orang-orang yang terlibat di dalam pembuatan film Wonderful Life. Ada mas Handoko Hendroyono dan Rio Dewanto selaku produser, Agus Makki sebagai sutradara, Sinyo pemeran Aqil, Atiqah Hasiholan pemeran Amalia, Alex Abbad pemeran Aga, dan Putri Ayudya sebagai ibu gurunya Aqil.

Sebelum Teman ReeNgan membaca cerita nobar dan sedikit review dari saya, yuk dilihat dulu trailernya berikut:


Ternyata, film Wonderful Life itu diangkat dari sebuah buku tentang kisah nyata disleksia dari anak si penulis buku tersebut (Amalia Prabowo). "Hmmm... dari buku ya" saat itu saya menggumam seperti itu. Kenapa saya menggumam? Silakan membaca terus artikel ini ya..! ^_^. Film ini menurut saya adalah gambaran kisah klasik dunia pendidikan di Indonesia, selain kisah perjuangan seorang Ibu yang rela menepikan logikanya demi sang buah hati atau demi dirinya sendiri?? 

Saya mulai dari ceritanya dulu ya. Cerita Wonderful Life seperti yang dikatakan oleh sinopsis adalah kisah perjalanan dan perjuangan seorang ibu yang anaknya menyandang disleksia. Ya seperti yang disebutkan di atas, bahwa penyandang disleksia itu kesulitan untuk mengenali huruf dan angka sehingga bisa dipastikan kalau nilai mata pelajaran eksaknya Aqil di sekolah tidak memuaskan. Namun Aqil sangat menonjol di pelajaran menggambar dan olahraga. Iyap, semua manusia punya kemampuan yang berbeda-beda, kan? Namun, keadaan Aqil yang seperti itu tidak diterima begitu saja oleh Amalia, ibunya Aqil. Sebagai seorang ibu tunggal, Amalia sangat sibuk dengan pekerjaannya dan selalu marah dengan kondisi Aqil. Saya merasakan juga sih, kemarahan Amalia itu tidak lain tidak bukan adalah karena tekanan orang-orang di sekitarnya, bahkan dari pihak sekolahnya Aqil saat itu yang menganggap Aqil bodoh. Akhirnya, seolah hilang akal, walaupun sudah berkonsultasi dengan psikolog, Amalia lalu memulai perjalanan berdua dengan Aqil menemui banyak orang yang dipercayanya bisa menyembuhkan "penyakit" Aqil. Sebetulnya perjalanan itu untuk menyembuhkan Aqil atau untuk Amalianya sendiri agar tidak dirongrong terus dengan pertanyaan seputar nilai-nilai Aqil, ya? Ya karena sadar atau enggak sadar, perbedaannya itu tipis sekali.

Semua kisah mulai dari minimnya informasi tentang disleksia, kurangnya support dari lingkungan terhadap anak-anak seperti Aqil dan pergulatan batin seorang Amalia yang biasanya selalu tampil tegar digambarkan dengan jelas dalam Wonderful Life. Di sini memang cerita utamanya adalah Amalia dengan dirinya sendiri dan Amalia dengan Aqil.

Teman-teman nobar film Wonderful Life (Foto milik Imawan Anshari/Awan Malangit)

Lalu, bicara soal akting para pemain. Saya acungi jempol-jempol saya untuk akting semua pemain di Wonderful Life ini. Sinyo apalagi, tampaknya dia begitu menghayati perannya sebagai Aqil. Untuk Atiqah? Sudahlah ya enggak perlu dibahas akting aktris satu ini, mendalami banget lah. Apalagi waktu adegan dia teriak karena kebanyakan tekanan dari pekerjaan, orang tua, dan anak. Jujur saya juga ingin ikutan teriak. Saat itu feelnya Atiqah dapet banget. Untuk Alex Abbad aktingnya bagus, tapi terus terang saya kecewa, tadinya saya mengira bahwa dia juga penyandang disleksia dan bahkan ayahnya Aqil. Ternyataa...sayanya yang terlalu banyak menebak (makanya Ki, kalau nonton film itu jangan menebak-nebak ^^). Pemeran yang lainnya juga aktingnya bagus, bahkan sampai pemeran pembantu juga sama-sama bagus aktingnya.

Alurnya bagaimana? Nanti kita bakal dibawa maju mundur (syantieekk...syantieekk.. maaf mendadak ingin nyanyi ^^). Jadi harus benar-benar menyimak ya, karena durasi dari alur maju ke mundur dan sebaliknya lumayan cepat. Trus..trus.. settingnya? Settingnya kebanyakan ada di pedesaan. Jadi nanti bakal nyegerin mata banget. Btw, film Wonderful Life ini adalah film pertamanya Agus Makki, biasanya dia menyutradarai video untuk iklan.

Tapi nih, ada beberapa hal yang saya agak kurang sreg dari film ini. Pertama adalah penempatan iklan yang terlalu dipaksakan terutama untuk iklan Sariayu. Iya sih, settingnya itu biro iklan tapi kesan maksanya dapet banget. Bisa lho padahal waktu adegan Amalia sedang buru-buru menyiapkan koper trus pouch toiletrisnya jatuh gitu isinya produk Sariayu berantakan. Atau ketika ada adegan matiin alarm, trus di sampingnya ada produk pelembab Sariayu. Tapi ternyata enggak gitu. Padahal iklan Toyotanya sudah halus banget. 

Ada satu lagi, ketika saya membaca sinopsis, saya sudah meneteskan air mata membayangkan kisah perjuangan yang heroik. Nyatanya begitu melihat film ini malah sedikit sekali kisah yang menyentuhnya. Titik balik yang menceritakan bagaimana Amalia akhirnya bisa menerima dengan ikhlas keistimewaan anaknya juga hanya diceritakan sekilas saja. Durasi film ini dihabiskan dengan kisah perjalanan Amalia dan Aqil menemui orang-orang yang bisa mengobati penyakit Aqil. Yah sepertinya hal ini sudah menjadi semacam momok yang sering terjadi pada film yang diangkat dari buku. Saya malah jadi penasaran ingin baca bukunya saja, hehehe.

Ada yang mau tahu siapa Amalia Prabowo dan Aqil yang asli, bisa nonton video berikut lho


Namun, secara keseluruhan film ini patut ditonton oleh semua orang tua, semua keluarga dan semua pengajar di Indonesia. Film ini memberikan pelajaran tentang ikhlas, disleksia, jangan menghakimi, perjuangan, konsistensi, pilihan, ketegaran, dan sikap menerima kesempurnaan anak kita. Bahwa SEMUA ANAK ITU TERLAHIR SEMPURNA dan ORANG TUA ADALAH RUMAH BAGI ANAK. Terimakasih untuk seluruh orang tua yang ikhlas merawat buah hatinya, dan tetap semangat untuk orang tua yang dikaruniai buah hati yang istimewa! Film Wonderful Life ini akan tayang hari Kamis, 13 Oktober 2016 di seluruh bioskop di Indonesia. Nonton yaaa!! ^_^ [] Riski Ringan

13 comments:

  1. kayaknya saya pernah baca profil Aqil Prabowo tapi lupa dimana. Ya itulah, kadang tekanan di sekitar justru bikin masalah tambah besar.

    ReplyDelete
  2. Ah, pasti liat filmnya sambil mewek nih saya. Ajak si kecil nonton bareng ah.

    ReplyDelete
  3. nanti sore aku mau nobar pilem eniiih mbaaa

    ME TIME :)

    bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
  4. Ikutan nyanyi dong~ maju mundur cantiikkk cantiiikkk...
    Menarik banget ceritanya, penasaran disleksia itu kayak apa...

    ReplyDelete
  5. Blm nympe kotaku ini mba, tp bca ini jd pengen nntn nanti kalo dah nyampe kotaku,,bisa bwa anak2 skalian,,

    ReplyDelete
  6. anakku sempat tidak bisa membedakan mana huruf b dan d namun tidak lama. Akhirnya sejalan dengan umur mereka mulai mengenali dengan baik mba

    ReplyDelete
  7. Banyak dengar review positif soal film ini Mak. Pengenn nonton tapi belom sempat :|

    ReplyDelete
  8. Film ini menarik banget dan bisa menjadi tontonan keluarga, sayang saya belum sempet nonton. Semoga bisa ajak suami dan anak.

    ReplyDelete
  9. Iya ini, mengingatkan saya pada Taare Zamen Paar secara visualisasinya banyak yang serupa

    ReplyDelete
  10. Btw orang tua harus sabar dan memahami anak ya.

    ReplyDelete
  11. menarik filmnya. rekomended buat para ortu dan calon ortu

    ReplyDelete
  12. rasanya pengen nonton Aqil ini.. temanku ada yg mmpunyai anak disleksia dan mmg dia adl ibu luar biasa. Aku setuju disleksia ini bukan penyakit

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...