Friday 31 May 2013

Curhat : Pot Pertamaku di Jakarta, Sebuah Pelajaran Hidup Tentang Bersyukur


Sekitar sebulan yang lalu, teman sekantor saya membagikan oleh-oleh dari Madura, berupa minuman herbal instan dan sebuah umbi. Umbinya tidak ada yang memakan, dan akhirnya saya bawa pulang. Awalnya saya kira umbi itu sudah matang, namun karena masih kenyang akhirnya saya diamkan saja. Selang beberapa hari, saya lupa kalau saya punya sebuah umbi. Saya kaget waktu melihat ternyata saya masih mempunyai sebuah umbi dan setelah saya lihat dari umbi tersebut muncul akar dan beberapa tunas. Ternyata umbi itu masih mentah sodara sodara !!!

Saya bingung sendirian, karena berarti sudah muncul kehidupan dari dalam umbi itu, dan dalam hati kecil saya, saya ingin menanamnya. Tapi tunggu dulu, menanam dimana, trus tanahnya dari mana, soalnya saya masih ngekos dan ibu kos tidak punya halaman untuk bertanam atau pot bertanah. Akhirnya saya berinisiatif untuk bertanya pada suami apakah ada kaleng biskuit yang sudah kosong di kantornya? Dia jawab kayaknya ada deh.. Wuihh girang saya, besok dibawa pulang ya Mas.. *sambil kedip-kedip mesra. Lalu proses beli media tanam, membutuhkan waktu 2 minggu, karena saat itu saya dan suami super sibuk bahkan dihari libur. Kasihan si umbi tunasnya banyak yang menghitam. Setelah 2 minggu akhirnya terbelilah media tanam itu oleh suami. Setelah saya lihat eh kok tulisannya kompos ya, bukan media tanam. Pusing lagi.. tiga hari kemudian karena saya tidak tega dengan umbinya, akhirnya saya lubangin dasar kaleng pake paku, dibikin memutar, trus saya masukkan kompos itu, saya siram, saya biarin semalem dan sesiangan, besok sorenya saya tanam itu umbi, lalu saya siram lagi tanahnya. Eh.. kok ya malemnya siumbi dimakan tikus ya.. *tapi tenang cuma separo, dan tunasnya selamat.

Ketika ada kabar tentang Bapak dari rumah, saya tinggal si umbi selama 6 harian. Saya bahagia sekali pas pulang melihat umbi itu sekarang sudah agak rimbun. Dia bertahan, dia hidup walau umbinya sudah tinggal separuh karena dimakan tikus, Subhanallah.. Allahuakbar.. Lagi-lagi pelajaran hidup untuk saya, bahwa saya tidak boleh menyerah, dan mengeluhkan keadaan. Saya harus optimis dan selalu bersyukur, karena Allah pasti menjaga dan memberi rezeki bagi makhluk-makhlukNya. Terimakasih umbi, yang sampai sekarang saya belum tau namamu, soalnya si pemberi sedang kuliah S3, jadi cuti dulu ngajarnya.


Wednesday 29 May 2013

Biologi : Angin Duduk, Penyumbatan Pembuluh Koroner pada Jantung


Malam itu sehabis Maghrib, saya mendapat kabar yang tidak mengenakan dari adik "Bapak masuk rumah sakit Mbak, tadi sempet mau pingsan trus di tensi darahnya 80/50, sekarang sedang dioksigen". Lalu sepuluh menit kemudian adik telefon lagi "Bapak dirujuk ke Purwokerto Mbak, RSUD Margono, katanya kena angin duduk". Syok sekali mendengar kabar kalau Bapak kena angin duduk. Ya Allah semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Saya pun langsung meluncur dari Jakarta ke Purwokerto, malam itu juga.

Alhamdulillah, pagi sekitar jam 9, saya sampai di Paviliun Abiyasa RSUD dr. Margono Purwokerto, Bapak masih di IGD, masih perlu pemantauan katanya. Adik bilang bahwa masa krisis bapak sudah terlewati, Alhamdulillah, namun masih perlu rawat inap beberapa hari untuk memantau kondisi Bapak. Saya pun bertanya tentang penyakit yang diderita Bapak, dokter menjelaskan kalau masyarakat biasa menyebutnya dengan angin duduk, tetapi sebenarnya itu merupakan salah satu dari penyakit jantung koroner, (mau pingsan rasanya mendengar kata jantung koroner).
Alhamdulillah setelah perawatan selama 5 hari, Bapak sudah mulai pulih walaupun belum total sembuh, sekarang sedang rawat jalan di rumah.

Saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saya tentang angin duduk ini. Seperti kata dokter kepada saya, bahwa angin duduk sebenarnya adalah penyumbatan pembuluh koroner jantung sehingga menyebabkan otot jantung tidak mendapat asupan sari makanan untuk energi dan oksigen yang cukup. Ya.. jantung itu tersusun dari otot jantung. Otot ini bergerak memompa darah dari dan ke seluruh tubuh. Untuk memompa darah, otot jantung membutuhkan energi dan oksigen, nah energi dan oksigen ini didapat juga dari darah, maka pada jantung terdapat pembuluh darah yang mengalirkan darah berisi sari makanan dan oksigen untuk otot jantung yang disebut pembuluh arteri koronaria. 

Seperti halnya pembuluh-pembuluh darah yang lain, arteri koronaria ini bisa juga tersumbat dan menyempit, bisa tersumbat karena kolesterol, lemak, pengapuran, atau darah beku. Nah, jika arteri koronaria tersumbat, maka aliran darah yang membawa sari makanan dan oksigen ke jantung juga terhalang. Hal ini menyebabkan otot jantung mengalami kekurangan energi dan oksigen. Bisa dibayangkan, jika kita saja kekurangan energi dan oksigen maka badan kita akan lemas, demikian juga otot jantung, kerjanya menjadi berkurang, gerakan memompanya juga melemah, sehingga mengakibatkan tekanan darah ke seluruh tubuh juga melemah. Tubuh selanjutnya akan kekurangan energi dan oksigen juga. Hal ini lah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner. Jika arteri koroner tersumbat total, maka kemungkinan bisa terjadi serangan jantung.
Ini adalah ciri-ciri orang yang terkena penyumbatan pembuluh arteri koronaria (seperti yang Bapak ceritakan kepada saya, juga saya cari di internet, dan tanya ke dokter) :
  1. Nyeri dada, dada berasa seperti di silet-silet, atau seperti ditindih oleh besi berton-ton.
  2. Keringat dingin bercucuran sekujur tubuh
  3. Mual-mual sampai muntah-muntah
  4. Sesak nafas, atau merasa sangat sulit untuk menarik  dan membuang nafas
  5. Merasa sangat lemas
Jika mengalami kejadian nomor 1, dokter menyarankan untuk beristirahat, namun jika dalam waktu 15 menit belum hilang juga, cepat-cepat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi pertolongan pertama. Oh iya, kata dokter, bila terjadi gejala seperti di atas, jangan dulu dikerik, karena kerikan menyebabkan pembuluh darah di dekat kulit pecah, sehingga kerja jantung menjadi bertambah lagi.


Ada beberapa cara untuk menjaga kita dari penyakit tersebut, diantaranya :
  1. Hindari stress berlebihan, bila ada masalah langsung dibicarakan dan diselesaikan
  2. Tidak boleh merokok atau terlalu sering menghirup asap rokok dan kendaraan bermotor. Logam berat yang dihasilkan dari proses pembakaran (dalam asap) dapat menumpuk di pembuluh darah
  3. Jangan mengkonsumsi belut, dan jeroan seperti hati, babat, usus, dan lainnya secara berlebihan. Bagi yang sudah pernah terkena serangan seperti di atas, alangkah baiknya untuk tidak mengkonsumsi belut dan jeroan ini sama sekali. Karena kolesterol dalam jeroan dan belut sangat tinggi.
  4. Berolahraga secara teratur setiap hari, minimal kita berolahraga (selain melakukan pekerjaan) selama 15 menit sehari, agar aliran darah dan metabolisme dalam tubuh menjadi lancar.
  5. Memperbanyak makan buah dan sayuran. Buah dan sayuran mengandung antioksidan yang bisa membersihkan darah dari lemak jenuh.
  6. Boleh makan daging ayam, sapi atau kerbau, tapi yang kandungan lemaknya sedikit. Oh iya, disarankan untuk menghindari konsumsi kulit.
Nah, kata dokter juga, ada beberapa orang yang memiliki resiko tinggi menderita penyakit ini, siapa saja :
  1. Pria yang memasuki usia 45 tahun.
  2. Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi). Wanita mulai menyusul pria dalam hal risiko penyakit jantung setelah mengalami menopause.
  3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
  4. Diabetes melitus.
  5. Merokok.
  6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  7. Kegemukan (obesitas).
  8. Gaya hidup buruk (pola makan tidak teratur, kurang berolahraga, sering minum minuman beralkohol)
  9. Stress berlebih
Hmm... itu yang bisa saya bagikan ke teman-teman semua. Jadi peringatan juga untuk saya, karena beberapa faktor resiko itu ada pada diri saya, seperti keturunan, obesitas, dan gaya hidup buruk (pola makan acak adul dan kurang olahraga), sehingga sekarang saya bisa lebih peduli dengan kesehatan tubuh saya terutama jantung saya. Semoga Bapak diberi kesembuhan dan dapat beraktivitas seperti biasa lagi, yah walaupun tidak bisa sebanyak dulu lagi, amiiiiin.

Logo ini yang membuat saya panik luar biasa ketika tahu bahwa Bapak terkena serangan jantung koroner, tapi kata-kata dalam logo ini memang benar sih ya, bagaimana lagi..


Wednesday 22 May 2013

Curhat : HaPeku Sayangku


Jika ditanya tentang benda kesayangan, tentunya ada yang langsung menjawab, ada juga yang beberapa saat berfikir dulu. Kalau saya, benda kesayangan saya adalah HP Motorola W205. Jadul ya, tapi ada nilai historisnya.
HP ini saya beli ketika masih kuliah semester 6, patungan dengan calon suami. Uang untuk patungan saya dapatkan dari gaji saya sebagai pengajar pengganti. Harganya dulu kira-kira Rp 450.000. Cukup mahal untuk ukuran kantong seorang mahasiswa seperti saya. Yah.. karena saya tidak meminta uang kepada orang tua saya. Mengapa saya membeli HP Motorola ini, karena HP saya terdahulu rusak parah akibat terjatuh dari lantai 2 kos saya. Selama beberapa hari seorang teman meminjamkan HPnya untuk saya.

Kemudian perjalanan saya dengan Motorola W205 ini berlanjut. Saya menyukai dia, karena dia mempunyai kapasitas penyimpanan sms yang sangat banyak, sekitar 700 sms. Dia yang menjadi saksi bisu hubungan saya dengan calon suami saya saat itu. Bagaimana kami tertawa, menangis, atau bertengkar. Kasihan dia yang terkadang menjadi korban ketika kami bertengkar. Saya menyesal sekali. Namun, dia kuat seperti ingin menunjukkan ke saya bahwa sekeras apapun kejadian yang kita alami, kita harus tegar dan berfikiran jernih agar kita tidak hancur.

Dia juga yang mengobati rasa rindu saya dengan keluarga dan teman-teman. Dia juga telah berjasa sangat banyak ketika saya didera banyak tugas kuliah. HP ini pula yang menemani kegalauan saya mengetik sms berulang-ulang untuk dosen pembimbing skripsi saya. Sampai akhirnya setelah 2,5 tahun berjuang, saya lulus juga, pun yang menemani selama itu salah satunya adalah dia. Dan dia lah yang juga ikut berbahagia ketika saya diterima kerja di Jakarta, seusai wisuda. Terimakasih banyak saya sampaikan dari lubuk hati saya.

Namun, kini dia tak berdaya, chargernya rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi. Harus saya cari kemana chargernya, agar dia bisa hidup lagi. Ah... saya ingin dia hidup lagi untuk menemani hari-hari saya lagi, hingga suatu saat nanti kami memang harus berpisah.


"Diikutsertakan dalam event Giveaway Wedges, Kaos dan Buku di www.argalitha.blogspot.com"

Tuesday 21 May 2013

Curhat : Saya Ingin Jalan di Trotoar

Sudah sekitar tiga bulanan ini setiap kali pulang dari sekolah, saya berjalan kaki menuju ke pemberhentian angkot. Jalan di situ lumayan enak, sejuk apalagi sore-sore ya, karena banyak pohon di pinggir jalan. Namun, saya agak kurang nyaman dengan kondisi trotoarnya. Setelah proyek pembuatan tanggul sungai (trotoarnya terletak di pinggir sungai), trotoar ini terabaikan. Entah karena proyeknya macet atau memang karena tidak ada anggaran untuk pembetulan trotoar. Sedih jadinya..

Padahal sudah sejuk karena banyak pohon rindang, eh trotoarnya malah seperti ini.
 
Padahal lagi, trotoar ini berada di seberang hotel berbintang 5 lho.. Sebenarnya sih ingin saya enggak muluk-muluk. Pertama trotoar ini di pafing lah untuk kenyamanan pejalan kaki, trus diperlebar biar muat 3 orang berjejer, dan satu lagi penempatan tanaman hias yang berlebihan di sisi luar (di sebelah jalan raya) mungkin bisa dipindahkan ke sisi dalam tepat di sebelah sungai sehingga trotoar bisa lebih lebar namun tetap indah. Ingin sekali di Jakarta punya trotoar yang nyaman untuk pejalan kaki. Kan berjalan kaki itu menyehatkan. Selain metabolisme tubuh menjadi lancar karena lemak kita terbakar, juga sehat bagi dompet karena bisa menghemat pengeluaran untuk angkot atau kendaraan pribadi. ^_^

Semoga segera terwujud trotoar yang nyaman, bersih, dan sejuk di seluruh wilayah Indonesia. Amiiiin....
Minimal seperti ini
Salah satu trotoar milik swasta di Jakarta
Atau malah seperti ini
Trotoar di Orchar Road, Singapura
Sumber gambar :
  • Dokumen pribadi
  • http://rujak.org/tag/trotoar/ 
  • ketawing.wordpress.com

Monday 20 May 2013

Biologi : Jengkol, Merambat atau Pohonkah??

Suatu siang waktu masih kuliah semester 6, saat ngobrol-ngobrol riang dengan beberapa teman kos (tentunya sambil ngegosip sana-sini), ada yang nyeletuk "Eh, apa enaknya sih gantung diri? Sakit kan? Mending gantung diri di bawah pohon tauge aja, hehehe". "Atau di pohon jengkol saja" Wkwkwkwkwk... sontak kami pun tertawa, aja-aja ada nih memang temen-temen.  Tapi bukan Riski donk kalau ga penasaran, memangnya "Pohon Jengkol" itu kayak gimana sih? Kalau "pohon Tauge" tau bentuknya, kan Tauge itu bukan pohon, tapi kecambah. Awalnya saya kira Jengkol itu ya mirip kacang tanah pohonnya, tapi saya menganga dengan lebarnya ketika menemukan fakta bahwa Jengkol itu benar-benar "POHON".

Ceritanya saat KKN (Kuliah Kerja Nyata) di semester 7, saya dan seorang teman sedang jalan-jalan menyusuri jalan desa, hingga sampai di tengah persawahan yang luas. Saat itu sedang musim panen, sehingga banyak sekali petani di situ. Kami melihat-lihat dan berhenti di sebuah pohon, lalu saling tanya, ini pohon apa ya? Kok buahnya kayaknya kita kenal. Eh ada petani yang lewat dan mungkin mendengar ocehan kami, dia nyeletuk "Itu kan Jengkol, neng, memangnya Neng ga tau ya?" What's!! Ternyata Ya Allah Jengkol itu pohon ya. Si petani melihat muka kami yang penuh keheranan dan takjub, akhirnya beliau mengambil salah satu buahnya, lalu membukanya "Tuh kan neng, beneran Jengkol". Iya betul, memang Jengkol.

Jengkol (Archidendron pauciflorum) merupakan salah satu tumbuhan polong-polongan (Famili Fabaceae), satu keluarga dengan Petai. Batangnya berkayu dengan tinggi mencapai 10-26 meter. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat. Namun, jengkol dapat mengganggu kesehatan seseorang karena konsumsi jengkol berlebihan menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran urin, yang disebut "jengkolan". Ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dan sukar larut di air pada pH yang asam.

Jadi, sekarang siapa yang mau gantung diri di pohon Jengkol? SAYA TIDAK MAU SAMA SEKALI. Gantung diri dimanapun saya TIDAK MAU. Kalo gantung baju sih setiap hari.
Kalau makan Jengkol? Ya bolehlah tapi cuma 2-3 biji saja yang sudah matang seperti ini...


Sumber gambar:
  • www.eocommunity.com 
  • kitabherba.blogspot.com 
  • clinicoustic.blogspot.com 
  • lapakceria.wordpress.com 
  • http://alamendah.org/2011/03/13/jengkol-atau-jering-archidendron-pauciflorum-si-bau-yang-disuka/

Ngobrolin Buku : Coupl(ov)e by Rhein Fathia


Judul                  : CoupL(ov)e
Penulis               : Rhein Fathia
Penerbit              : Bentang Pustaka
Tahun terbit        : 2013
ISBN                  : 9786027888128
Jumlah halaman : 396

"Halya menghela napas pelan. Pandangannya menerawang menyapu rak-rak buku yang berjajar rapi. Sayangnya pikirannya tidak ke sana. "Aku tidak percaya hal ini bisa terjadi, bisiknya dalam hati". Dia masih belum percaya statusnya sudah menjadi istri seseorang. Istri seorang Raka, sahabatnya sejak SMA."

Itu sebaris kata pada Part 1 yang menggambarkan kegelisahan seorang wanita (Halya). Dia menikah dengan sahabatnya sendiri (Raka). Mengapa? Apakah salah menikah dengan sahabat sendiri? Lalu bagaimana rasanya menikah dengan sahabat kita sendiri? Sahabat, bukan teman. Dan, mengapa mereka menikah? Cintakah?

Yap, pertanyaan itulah yang berusaha Rhein Fathia jawab dalam novelnya ini (Coupl(ov)e). Novel yang menceritakan tentang perjalanan hidup sepasang anak manusia, Halya dan Raka, yang menjalin persahabatan sejak SMA. Mereka berdua saling membutuhkan, merasa nyaman satu sama lain, namun tidak ada getar cinta (no butterfly in their stomach when they see each other), murni sahabat. Lalu mereka menikah. Ada banyak peristiwa dan alasan logis yang mendasari pernikahan mereka.

Novel Coupl(ov)e ini dibagi menjadi empat part. Part 1 adalah bagian awal yang memberitahukan kita kehidupan Halya dan Raka pada awal pernikahan mereka dan bagaimana perasaan mereka. Kemudian Part 2 merupakan alur mundur dimulai saat mereka pertama bertemu, lalu cerita-cerita cinta pertama, wisuda dan berbagai macam hal pada masa lalu mereka. Part 3 ini menceritakan tentang pernikahan mereka, sebab dan perasaan mereka sebelum menikah. Dan Part terakhir, Part 4 merupakan klimaks dan antiklimaks dalam novel ini.

Alur mengalir yang dibuat Rhein Fathia membuat saya menikmati membaca novel ini. Bahasa yang dipakai juga merupakan bahasa keseharian. Hampir semua peristiwa dalam buku ini adalah kejadian nyata yang dirangkum dalam sebuah cerita, sehingga saya yakin kita akan mudah memahami dan ikut tenggelam dalam cerita. Ada beberapa saat saya gemas dengan tokoh-tokoh tersebut, dan ada kalanya saya ikut merasakan kepedihan yang dialami oleh si tokoh. Rhein membuat penokohan di novel ini sangat kuat.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang mengganggu keasyikan saya dalam menghayati novel ini. Diantaranya cerita dalam prolog yang menurut saya seharusnya cerita itu dimasukkan ke Part 2 saja, sehingga Part 1 langsung ke bagian awal pernikahan Halya dan Raka. Kemudian ada deskripsi yang diulang-ulang di beberapa paragraf, contohnya seperti kuli Jakarta, atau gadis berjilbab itu, atau penjelasan tentang sifat Raka yang beberapa kali diulang. Menurut subyektif saya itu tidak perlu, toh pembaca juga sudah tahu watak dan deskripsi tokoh, karena Rhein menuliskannya dengan jelas pada saat pengenalan tokoh ketika tokoh itu muncul. 

Di samping beberapa hal yang mengganggu itu, secara keseluruhan, novel Coupl(ov)e ini bagus dalam menggambarkan kehidupan pernikahan yang tidak dilandasi dengan rasa cinta. Apakah pasangan itu akan saling mencintai, atau akan menyerah dan kembali menjadi sepasang sahabat saja? Yuk, baca novelnya...

Sunday 12 May 2013

Biologi : Mabuk "Kepayang"

Cinta
Kata orang ku jatuh cinta
Kepada dirimu
Cinta sampai tergila-gila
Ooh rindu
Rindu ku memikirkan kamu
Hanyalah dirimu
Yang membuatku mabuk kepayang
__UNGU - Mabuk Kepayang__

Tulisan di atas adalah sepenggal lirik dari lagu Mabuk Kepayang yang dinyanyikan oleh grup band Ungu. Mabuk kepayang merupakan ungkapan untuk seseorang yang sedang mengalami perasaan senang berlebihan atau jatuh cinta berlebihan terhadap orang lain. Dan biasanya sebuah ungkapan atau makna konotasi itu berasal dari makna denotasi atau kenyataan sesungguhnya. Bagaimana jika memang "kepayang" itu memabukkan? Hehe... anda berpikir saya sedang mabuk saat ini?

Pada kenyataannya, kepayang bukan hanya sebuah ungkapan, melainkan satu jenis tumbuhan asli Indonesia yang terkenal. Dia mempunyai nama ilmiah Pangium edule Reinw. ex Blume, dalam bahasa Inggris bernama Football fruit, di Sunda dia dikenal dengan nama Picung atau Pucung, di tanah Toraja dia disebut Pamarrasan, dan di Jawa dia akrab dengan panggilan Keluwak. Nah.. sudah kenal kan sekarang dengan "kepayang", kepayang merupakan sebutan orang-orang Melayu untuknya. Lantas, apanya yang memabukkan dari kepayang ini, kan kita sudah sering memakannya sebagai salah satu bahan dalam rawon, brongkos, dan sop konro?

Yang digunakan dalam rawon, brongkos, dan sop konro adalah isi dari bijinya yang sudah diperam, sedangkan yang memabukkan adalah bijin dan daging buahnya (yang sebenarnya adalah salut bijinya) yang belum diperam/direndam. Berikut penampakkan dari buah kepayang.

Pohon Kepayang
Daging buah dan biji Kepayang

Biji kepayang (keluwak/pucung/pamarrasan)
Daging buah kepayang ini memabukkan hingga bisa menimbulkan halusinasi bila cara pengolahannya tidak benar. Kenapa? Hal tersebut disebabkan oleh racun sianida yang terkandung di dalam daging buahnya. Racun sianida ini juga bisa ditemukan dalam umbi singkong yang ada warna birunya. Tenang.. racun sianida dalam biji kepayang berada dalam konsentrasi yang sangat rendah, sehingga kita bisa memakan isi dalam bijinya dengan aman, tentunya tidak dalam kondisi mentah, tetapi sudah diperam dan dimasak dengan bahan lain (rawon, brongkos, sop konro). Selain racun sianida, daging buah kepayang juga mengandung beberapa zat lain yaitu vitamin C, ion besi, betakaroten, asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam glorat, dan tanin.

Cara menghilangkan kandungan racun sianida dalam buah kepayang adalah dengan cara, memilih buah yang sudah matang dan jatuh dari pohon, kemudian dikumpulkan dalam satu karung dan dibiarkan basah oleh air hujan atau direndam dalam air dalam waktu 10-14 hari. Dengan begitu, selain kulit atau sabutnya lebih mudah dikupas juga dapat menghilangkan racun asam sianida yang terdapat dalam daging buah dan bijinya.
Buah kepayang yang diperam/direndam
Setelah racun sianidanya hilang, maka daging buah dan biji kepayang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti bahan campuran makanan, atau dibuat minyak. Seluruh bagian dari pohon kepayang ini dapat dimanfaatkan, mulai dari batang, daun, buah dan bijinya. Contoh manfaatnya yaitu: sebagai bahan batang korek api (batang), obat cacing (daun), antiseptik, penghilang kutu, bahan pengawet, dan bahan pembuat minyak (biji). Silahkan klik link-link di bawah untuk mengetahui lebih lanut tentang kepayang.

Bagaimana? Masih mau mabuk "kepayang"?? ^_^


Rindu ku memikirkan kamu
Hanyalah dirimu
Yang membuatku mabuk kepayang
Bagaikan racun yang terus membiusku
Menawarkan aroma ke dalam seluruh tubuhku
Detak jantungpun berhenti
Di saat aku bertemu denganmu
Tak kuasa ku menolak

Sumber :
http://gudanglagu.com/u/ungu/ungu-mabuk-kepayang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepayang
http://alamendah.org/2011/11/05/pohon-kepayang-kluwek-atau-picung-bikin-mabuk-kepayang/
http://kelinciganteng.blogspot.com/2011/02/kluwek.html
http://www.ulayat.or.id/ulayat-news/kekayaan-alam-yang-terlupakan/

Sumber gambar :
hidupuntuksehat.wordpress.com
yellashakti.wordpress.com
cikmin.com  
 

Sunday 5 May 2013

Curhat : Berdamai dengan Warna

Tantangan dari Anging Mamiri minggu ke empat, membuat saya membuka kembali memori lama. Berikut tulisan saya yang diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat, tentang "WARNA".

Riski kecil tidak suka warna merah, apalagi merah menyala. Jika melihat warna merah, mata langsung menyerah, dan kepala rasanya mau pecah. Si Riski sukanya warna ungu. Entah mengapa setelah melihat bendera umbul-umbul untuk peringatan HUT RI 17 Agustus yang di pasang di sepanjang jalan kampung, Riski langsung tertarik dengan umbul-umbul yang berwarna ungu. Walaupun tidak suka warna merah, tapi Riski kecil punya buku bersampul merah tua, dan meskipun suka dengan warna ungu, namun Riski kecil tidak mempunyai satu barangpun berwarna ungu.

blokbojonegoro.com
Sekarang Riski kecil sudah menua, dan sudah mulai menata hati dan pikiran untuk menyikapi berbagai macam hal, termasuk warna. Suatu malam, setelah sholat isya, Riski tua (red-saya) memikirkan ulang obrolan sore hari itu. Sore itu, saya dengan teman-teman kos ngobrol ngalor ngidul sampai akhirnya ada yang bertanya tentang warna kesukaan. Tentu saja saya langsung menjawab ungu. Salah satu teman saya bilang, kenapa Allah menciptakan sedemikian banyak warna, tetapi kita hanya menyukai beberapa macam atau bahkan satu warna saja. Malahan ada orang yang sampai terobsesi dengan warna tersebut hingga akhirnya sebagian besar kehidupannya tidak lepas dari warna itu. Iya ya.. warna merah tidak pernah melakukan kesalahan terhadap saya, dan saya pun tidak mempunyai trauma dengan warna merah, mengapa saya sedemikian bencinya. Anehnya, saya sangat menyukai warna ungu, tapi di kehidupan saya saat itu hanya ada 1 benda berwarna ungu, yaitu mata bros saya. Lalu, baju saya didominasi oleh warna gelap karena ada yang bilang bahwa warna gelap itu membuat perempuan terlihat lebih langsing.

Sejak malam itu, akhirnya saya memutuskan untuk berdamai dengan warna. Memasukkan semua warna dalam kehidupan saya. Agar kehidupan saya juga menjadi lebih berwarna. Namun, apakah lantas saya langsung membeli baju berwarna merah mencolok? Tidak, saya secara tidak tertulis mempunyai beberapa aturan warna dalam kehidupan saya.

Sandang yang Melekat di Badan
Saya lebih menyukai semua warna yang berkesan lembut, tidak mencolok mata, dan semua warna yang berkesan gelap.

Barang-barang di Sekelilingku
Warna untuk barang-barang (benda-benda) di sekeliling saya sangat beragam, karena saya tidak memberikan batas warna. Kebanyakan warnanya malah yang cerah mencolok, agar mudah dikenali oleh saya (bahwa benda itu kepunyaan saya).

Gadget
Gadget saya didominasi warna gelap, seperti hitam, abu-abu, merah hati agar berkesan kekar dan sangar. Kecuali untuk modem, warnanya putih campur ungu.

Dinding
Saya hanya menyukai warna dinding yang cerah, seperti putih, hijau pupus, biru langit, krem, kuning. Selain itu, harus difikir dengan cermat lagi dan dicari perpaduan yang cocok.

Kelihatannya tidak bebas sekali ya hidup saya, warna saja ada aturannya. Hal-hal di atas bukanlah aturan baku, hanya saya rangkum dari perilaku saya sehari-hari. Sekarang saya sudah berdamai dengan warna, buktinya sekarang saya mau memakai baju berwarna merah dan kuning. Ya, tidak ada salahnya berdamai dengan warna karena semakin banyak warna di sekitar kita, kehidupan kita tidaklah membosankan. Semua warna mempunyai arti dan dampak psikologis masing-masing, yang saya rasa semuanya berguna untuk kita. Sebab, kondisi psikologis kita tidaklah sama dari waktu ke waktu, juga dari tempat ke tempat. Pengaruh psikologis warna bisa dibaca di sini.


Allah menciptakan berbagai macam warna untuk kita lihat dan kita gunakan sebaik-baiknya. Saya harap, kita jangan terjebak dalam satu warna saja, keluarlah dari lingkaran dan cobalah berbagai warna. Asalkan padu padannya bagus, saya yakin semua warna itu cocok untuk kita. Jadi, sekarang bukan warnanya yang saya benci atau sukai, melainkan dimana warna itu beradalah yang membuat benda berwarna itu cocok atau tidak di mata saya.

Alam, semua warnanya saya suka, walaupun itu merah menyala
Nah, silahkan tanya lagi kepada saya, warna apa yang saya benci dan warna apa yang saya suka sekarang??

Jawaban saya......

HATE : TETAP BAJU BERWARNA MERAH MENYALA
LIKE : BENDA BERWARNA UNGU (tapi kalau kendaraan ungu, NO WAY!!)


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...