Tuesday 31 December 2013

Gelar Produk Akhir Tahun UKM Binaan Depnakertrans DKI Jakarta

Salah satu stand di GPAT UKM
Siang kemarin (30/12) jam 13.00 WIB, saya memenuhi undangan dari Blogger Reporter ID menghadiri talkshow di Darmawangsa Square. Setelah datang ke tempat acara, ternyata talkshow itu merupakan bagian dari rangkaian acara Gelar Produk Akhir Tahun UKM (Usaha Kecil Mandiri) Binaan Depnakertrans DKI Jakarta. 

Acara diawali dengan hiburan lagu, kemudian dibuka oleh pembawa acara. Hari itu ada dua talkshow yang berlangsung dan pemberian penghargaan serta pemberian bantuan kepada UKM binaan.

Talkshow yang pertama membahas tentang Strategi Berdaya Saing di Dunia Usaha. Talkshow ini menghadirkan narasumber yang berkompeten yaitu Ibu Endah Ansoroeddin, pemilik restoran Dapur Sunda dan Ibu Riesye Sapi'ie, designer Rumah Andries yang dimoderatori oleh Ibu Liana Trisnawati. Ibu Riesye menceritakan bahwa di dunia bisnis itu pasti ada jatuh bangunnya, apalagi persaingan dunia bisnis terutama fashion itu sangat ketat, tapi kita tidak boleh menyerah begitu saja, kita harus mempunyai motivasi dan kekhasan dari produk atau jasa yang kita tawarkan. Semua itu dimaksudkan agar kita mampu bersaing secara sehat dan mengembangkan bisnis kita. Menurutnya juga, kreativitas dalam berbisnis juga sangat dipentingkan karena kreativitas setiap orang berbeda sehingga itu bisa menjadi nilai jual yang khas dari bisnis kita. Dan agar kita tidak jenuh dengan bisnis kita, kita sebisa mungkin membuat sesuatu yang baru yang berkaitan dengan bisnis yang kita geluti.

Dari kiri : Ibu Reisya, Ibu Endah & Ibu Liana
Dalam memasarkan usaha kita, kita perlu menjalin hubungan dengan orang lain seluas-luasnya dan ikut dalam organisasi yang berhubungan dengan usaha kita, contohnya IWAPI (ikatan wanita pengusaha Indonesia) dan KADIN (kamar dagang Indonesia). Itu adalah salah satu strategi dari Bu Endah dalam memasarkan usahanya yaitu Dapur Sunda yang sekarang sudah mempunyai 8 cabang di Jakarta dan 1 cabang di Bali. Ibu Liana menambahkan bahwa promosi memang sangat dipentingkan, namun lebih baik kita menjadi marketing intelegent yang mengetahui siapa kompetitor kita, target pasar, berapa jumlah target, trik atau strategi pasar, dan kita tidak bekerja sendiri jadi jalinlah hubungan dengan orang lain dalam bentuk tim.


Setelah talkshow pertama, Dika restiyani menyumbang satu lagu untuk menghibur audience. Dika Restiyani juga menerima apresiasi sebagai Young Sociopreneur dari Depnakertrans DKI Jakarta bersama dengan Nina Septiani. Dika Restiyani dan Nina Septiani ini adalah pemenang Muslimah Beauty masing-masing ditahun 2011 dan tahun 2012, yang sekarang juga aktif sebagai sociopreneur. 

Acara dilanjutkan talkshow kedua dengan tema Hijab dan Ekonomi Syariah, yang menghadirkan Dika Restiyani, Nina Septiani, dan Bunda Sylvie D Husman sebagai narasumber. Dika dan Nina sama-sama mengungkapkan bagaimana awalnya mereka berhijab. Kalau Dika berhijab karena suatu hari saat masih SMP, selesai sholat dia merasa hatinya terketuk untuk menggunakan hijab sampai sekarang. Nina mengungkapkan kalau keinginannya berhijab dipengaruhi oleh ayahnya, ketika sang ayah dengan sangat bijak memberikan aturan dan kebebasan padanya untuk berhijab, hingga Nina memtuskan untuk berhijab secara total. Bunda Sylvie ini adalah pemilik hotel yang menerapkan sistem syariah, dimana beliau sangat mengutamakan kesejahteraan pegawainya, salah satunya dengan mendaftarkan seluruh pegawainya ke Jamsostek sehingga mereka juga bisa mendapatkan kredit rumah. Selain itu, konsep syariah juga diterapkan di hotelnya antara lain dengan tidak menjual atau menyediakan minuman keras, menyediakan tempat beribadah yang sangat layak, selektif menerima tamu terutama tamu perseorangan, memilih pakaian yang sopan dan sesuai syar-i untuk karyawan hotel, dan banyak menyumbang ke masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Dari kiri : Nina, Dika, Ibu Liana, dan bunda Sylvie

Dika, selain sebagai Muslimah Beauty 2011 juga mempunyai usaha boneka flanel, dimana berawal dari kejenuhannya hingga mencoba-coba membuat boneka dari buku prakarya yang dia beli di toko buku. Kemudian memasarkan ke teman-temannya hingga akhirnya mendapat pesanan yang melebihi kemampuannya, sehingga dia memutuskan untuk menggaji karyawan. Dia mengajak ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk diajari cara membuat boneka, hingga mereka bisa membuat sendiri dan menjadi karyawannya sampai sekarang. Kalau Nina lebih memilih jalur presenter dan model sebagai salah satu usahanya. Dia berkeinginan memberitahukan orang lain bahwa wanita berhijab juga bisa masuk jalur tersebut.



Setelah talkshow yang kedua, kemudian ada pemberian bantuan dari Depnakertrans kepada 8 kelurahan di DKI Jakarta untuk mengembangkan UKMnya, juga bantuan kepada mahasiswa-mahasiswa yang sedang menggeluti dunia usaha. Acara dilanjutkan dengan demo cara memakai hijab. Setelah itu, acara pun ditutup oleh MC, namun untuk gelar produk UKMnya masih berlangsung hingga hari ini. Yuk ahh dilihat, produk-produknya bagus-bagus.

Saya menemukan jamu gendong enak di acara ini (Ibu Lasmi)

Monday 30 December 2013

Resep Kangkung Kuah Asam Pedas


Pagi tadi saya bingung mau masak apa... hiks beginilah keadaannya. Eh.. saya langsung ingat kalau saya punya kangkung yang saya beli kemarin dan lupa tidak saya masukkan ke air, akarnya. Jadinya setelah saya lihat, sebagian besar daunnya sudah menguning. okelah daripada sama sekali mubadzir akhirnya saya petiki saja daun yang masih hijau, dan walhasil dapatnya sedikit. Hmm... ini mah kalau dioseng biasa jadinya cuma sekali makan untuk satu orang saja.

Akhirnya saya kepikiran bagaimana kalau dibikin masakan berkuah saja. Di dapur hanya ada 1 buah tomat besar, cabai merah, bawang merah dan putih. Hmmm... kalau dibikin kuah asam pedas kayaknya enak.

Ini dia resepnya.. ^_^

Kangkung Kuah Asam Pedas

Bahan :
1 ikat kangkung
2 gelas air putih
1-2 buah tomat besar, iris kecil-kecil atau memanjang
1 batang daun bawang (jika suka), iris memanjang 2 cm an
2 sdm minyak goreng

Bumbu halus :
4 siung bawang merah
1 siung besar bawang putih
5 buah cabai merah
garam secukupnya
gula pasir secukupnya

Cara membuat :
  1. Tumis bumbu halus, daun bawang dan tomat sampai harum
  2. Masukkan daun kangkung, aduk rata
  3. Masukkan air putih hingga menggenangi kangkung (kita mau membuat masakan berkuah), aduk rata, cicipi
  4. Jika kangkung sudah layu, angkat, sajikan

Bagaimana? praktis kan? Kangkung kuah ini sangat pas disajikan sebagai salah satu menu makan siang atau makan malam di tengah suasana hujan seperti beberapa hari ini.

Selamat makan... ^_^

Sunday 29 December 2013

Doa Kita Pasti Didengar


Beberapa hari ini saya suka menonton serial detektif berjudul "Bones". Kisahnya adalah tentang seorang wanita ilmuwan forensik antropologi bernama dr. Brennan yang bisa mengungkapkan penyebab kematian korban dari tulang korban. Ahh.. saya sedang tidak ingin mereview serial TV ini dulu.

Dalam salah satu episode dimana dia dan partnernya harus memeriksa saksi di sebuah gereja, ditengah perjalanan mereka berdiskusi, salah satunya membahas tentang berdoa. Partnernya yang bernama Booth ini sangat religius. Brennan bertanya lebih kurangnya mengenai manfaat berdoa, bahwa untuk apa sih kalian berdoa. Saya lupa jawaban dari Booth, oh iya... dr. Brennan ini menyatakan dirinya atheis (itu pilihan manusia kan).

Bagi saya pribadi, berdoa adalah suatu keharusan, karena saya merasa sebagai makhluk Allah yang sangat sangat tidak berdaya. Sewaktu kecil, saya pernah berfikir kok doa-doa saya tidak pernah dikabulkan ya, kenapa?. Ya karena masih kecil jadi ingatnya yang tidak pernah dikabulkan saja.. hmmm naif sekali saya waktu itu. Sekarang saya sadar bahwa doa saya bukan tidak dikabulkan tapi belum dikabulkan, doa saya tetap didengar, karena Allah Maha Mendengar.

Saya punya "beberapa" pengalaman pribadi ketika doa-doa saya langsung dikabulkan oleh Allah, entah doa itu betul-betul saya ucapkan ataupun saya ucapkan dalam hati, bahkan yang tidak saya maksudkan untuk benar-benar berdoa. 

Pertama, sedari kelas 4 SD, saya sudah bercita-cita menjadi seorang pengajar seperti almh. Ibu Sri Rahayu, Butet Manurung, dan Mama saya. Saya berdoa setiap saat, terutama setelah sholat lima waktu meminta cita-cita saya dikabulkan. Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah, sekarang cita-cita saya sudah dikabulkan. Tinggal saya berusaha menjaga apa yang sudah dipercayakan kepada saya ini.

Kedua, ketika pertama kali bekerja di Jakarta, saya harus menempuh perjalanan Tanah Abang - Priok menggunakan bus transjakarta. Saya harus menyeberangi jembatan busway Cempaka Mas yang agak panjang dan panas cuacanya untuk mendapatkan bus transjakarta ketiga saya yang menuju Priok. Hari itu, saya sedang sangat amat kelelahan, sepanjang jalan di jembatan itu saya berdoa dalam hati, bahwa saya meminta sesampainya saya di halte Cempaka Mas 2, saya ingin langsung naik bus dan mendapatkan tempat duduk walaupun di lantai di samping supir. Dan blash... doa saya langsung terkabul, saya sampai di halte bus lalu langsung ada bus yang berhenti dan ketika saya masuk semua tempat duduk sudah penuh kecuali tempat duduk samping supir. Saya menangis dalam diam, bersyukur pada Allah.

Ketiga, baru saja terjadi kemarin. Badan saya sedang tidak enak sekali, perutnya mual-mual, tapi saya sudah ada acara dengan teman. Saya yakin tidak bisa datang tapi tidak enak untuk memberitahukan teman saya itu. Saya diam saja kebingungan sambil bersiap-siap untuk pergi, namun dalam hati saya betul-betul tidak ingin pergi karena kondisi saya. Saya meminta pada Allah untuk diberikan yang terbaik untuk saya hari itu. Dan ketika saya mau berangkat, saya mendapatkan sms dari sahabat saya kalau dia tidak bisa datang bertemu dengan saya karena harus menghadiri acara lain. Permintaan saya dikabulkan Allah.

Itu adalah sedikit sekali kisah saya tentang doa. Jadi, buat apa kita berdoa? Untuk memberitahukan pada diri sendiri kalau kita adalah makhluk lemah yang tidak sepantasnya sombong. Untuk mempererat hubungan kita dengan Allah, Tuhan yang meciptakan dan memberikan kehidupan pada kita. Agar kita bisa bersyukur dengan kehidupan kita yang sekarang ini. Dan dengan berdoa sebetulnya membuat kita berusaha untuk mencapai doa itu, jadi tidak hanya berdoa terus menerus tapi tidak berusaha. Berdoa juga harus berusaha seperti kisah saya yang pertama, saya berusaha untuk menggapai cita-cita saya, tapi saya terus berdoa juga.

Jangan malu untuk  berdoa, jangan pernah berkata bahwa saya belum memberikan apa-apa untuk Tuhan saya, saya belum taat dengan perintahNya. Berdoalah, maka kamu akan taat pada Allah. ^_^. Tinggal sekarang, mari perbaiki doa kita, mulai dari cara kita berdoa, tata bahasa yang dipakai, sampai isi dari doa kita :). Berdoalah diwaktu bahagia juga diwaktu duka, jadi jangan diwaktu duka saja ya.. :)

Friday 27 December 2013

Curhat : Misi Penyelamatan Kame Hame

Cerita ini saat saya masih ngekos di Sekaran, Semarang. Di kos dengan banyak kamar dimana satu kamar berisi dua penghuni tentunya sangat ramai. Masing-masing dari kami punya keunikan tersendiri. Kosan kami terdiri dari dua lantai, dan saya waktu itu menghuni salah satu kamar di lantai dua. Namun, dapur di kos hanya ada di lantai satu, jadi untuk keperluan masak, saya harus turun ke lantai satu. Ceritanya, kamar mandi lantai dua semuanya penuh, akhirnya saya memutuskan untuk turun ke kamar mandi di lantai satu (tenang, penghuni kos semuanya baik-baik, jadi tidak masalah mau mandi dikamar mandi mana saja). 

Melewati kamar mandi, saya melihat teronggok sebuah akuarium yang berisi air, tapi hanya setengahnya saja. Airnya sudah hijau, ahh.. kemana sih yang punya akuarium ini (sebut saja Nina), pikir saya waktu itu. Saya ketok-ketok kamar Nina, maksud saya, kalau dia jijik untuk membuang airnya, biar saya saja yang buang. Setelah beberapa kali saya ketok, dari mulai ketokan halus sampai ketokan brutal, tetap tidak ada yang menjawab. Sampai Tina (bukan nama sebenarnya), penghuni kamar sebelah Nina bilang kalau Nina sudah dua bulan tidak terlihat. Nina memang sendirian di kamar, dia membayar sewa dua orang agar mendapatkan kamar sendiri.

Seperti ini perbandingan warna air akuariumnya
(sumber gambar: www.kolambuatan.blogspot.com)
OOoooo... jadi boleh saya buang nih airnya ya. Saat mau membuang airnya, saya terkejut.. kok ada yang bergerak-gerak di permukaan air itu. Saya tidak langsung lari lah, saya amati terus menerus, lalu munculah kepala berwarna hijau bergaris-garis dengan tubuhnya ditutupi oleh cangkang, ya Allah... akuarium ini ada kura-kuranya... dua lagi. MasyaAllah Nina, kenapa dia tidak bilang ya. Berderai-derai air mata saya melihat kura-kura itu *yang ini lebay. Kasihan mereka, makan apa mereka dua bulan ini.

Singkatnya, saya lalu membawa kura-kura itu ke lantai dua, saya tidak jadi mandi. Saya ambil bak cuci yang ada di kos yang jarang dipakai. Saya beri sedikit air, karena kura-kura memang hidup didua alam kan ya. Salah satu sisi bak saya ganjal dengan kayu *senemunya apa yang buat mengganjal, agar ada dua alam di bak tersebut. Saya masukkan dua kura-kura itu ke dalam bak. Saya minta makanan ikan di tetangga kos. Saya beri kura-kura itu makan, lalu apa yang terjadi, mereka tidak mau makan makanan ikan. Whats...!!!

Kira-kira seukuran ini waktu Kame hame ditemukan
(sumber gambar: www.reptilx.com)
Juli pulang dari kuliah, dia memang penyayang binatang terutama kucing. Saya sedang sibuk di warnet, browsing-browsing makanan kura-kura. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Semarang bawah membeli makanan kura-kura. Saya pulang dari membeli makanan kura-kura, saya ke bak itu, Juli sudah ada di situ. "Kura-kura siapa? Kamu?" "Bukan, kura-kura Nina, kasihan ditinggal dua bulan. Kalau saya pelihara sampai Nina datang gimana ya?" "Pelihara saja, daripada mati.".

Akhirnya kami pelihara, kemudian kami beri nama, karena Juli suka anime, maka mereka saya namakan Kame Hame, satunya Kame, satunya Hame. Mereka semuanya jantan *hasil browsing juga di internet. Setiap hari Minggu, saya sikat cangkangnya dan membiarkan mereka berjemur.

Salah dua cara menentukan jenis kelamin kura-kura
(sumber gambar: www.indonesiaindonesia.com)
Hari itu datang, dimana saya harus memutuskan yang terbaik untuk Kame dan Hame. Kegiatan saya mulai sangat padat, dan saya tidak bisa membawanya pulang ke rumah karena Mama dan Bapa semuanya bekerja. Akhirnya Juli mengajukan dirinya untuk membawa Kame dan Hame pulang ke rumahnya di daerah Wonosobo *daerah ini saja ya, biar kelihatan dinginnya. Di rumahnya ada kolam. Perjuangannya membawa Kame dan Hame itulah yang patut saya acungi jempol. Dia memakai ember bertutup, membawanya naik bis dari Semarang ke Wonosobo, dia juga membawa seekor kucing yang dibuang oleh pemiliknya, nama kucingnya Maso. Melawan mitos yang kental, bahwa kalau di bis itu tidak boleh membawa kucing nanti ada sesuatu negatif menyertai bis itu, Juli dan adiknya tetap membawa mereka.

Sekarang, Kame dan Hame sudah tinggal dengan nyaman di rumah Juli. Ah... saya kangen sekali dengan mereka. Katanya sekarang mereka sudah gesit dan susah untuk disikat cangkangnya. Karena ukuran mereka sekarang berkali-kali lipat besar dari semula (harus dipegang dengan dua tangan). Kame lebih gemuk dan lincah dari Hame, tapi dua-duanya sama-sama sehat. Memang ya, lingkungan yang bersih dan cocok untuk habitat itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan binatang. Selamat menikmati hidup baru kalian Kame Hame, terimakasih Juli sudah mau menampung mereka.

Kame tahun 2012 (Juli's photograph)
Hame tahun 2012 (Juli's photograph)

Tulisan ini dipersembahkan untuk kura-kura adopsi saya yang kemudian diadopsi oleh teman saya Juli. Untuk Kame Hame, saya kangen sekali. T_T.

Thursday 26 December 2013

Per"jalan"an Yang Tak Terlupakan: Menyusuri Semarang Kota Sampai Sampangan

Ini dia pintu gerbang UNNES kampus Sekaran
(Sumber gambar: http://www.skyscrapercity.com/)

Tertarik dengan GA yang diadakan oleh my itchy feet, sayapun lantas memikirkan dengan sangat serius, perjalanan mana yang kiranya akan saya tulis. Mengapa kok dipikirkan serius? Karena bagi saya setiap perjalanan, setiap tempat itu punya momen, punya ciri dan kenangan tersendiri. Bahkan untuk kota yang sama ketika kita datang dikali berikutnya pun, momen itu bisa berbeda. Lalu tiba-tiba memori ini mencuat ke permukaan otak saya yang tak seberapa ini, memori tentang kisah per"jalan"an saya dengan sahabat semasa kuliah dulu. Jadi, mohon maaf kalau gambar atau foto berikut bukan dari dokumen pribadi saya, melainkan saya comot dari beberapa sumber. Yah.. karena pertama, per"jalan"an itu tidak direncanakan, dan kedua, saya tidak membawa kamera, kemudian yang ketiga, HP saya dan dia waktu itu masih yang hitam putih *alhamdulillah sudah punya HP :).

Saya kuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang letaknya sekitar 6 jam perjalanan dengan kereta, bus, dan ojek dari rumah saya, jadi sayapun memutuskan untuk ngekos saja daripada dilaju PP Bumiayu-Semarang. Saya hanya sekali pindah kos, di kos yang kedua inilah banyak sekali kenangan perjalanan yang terjadi. Di kos yang kedua ini juga saya mempunyai banyak sekali teman dengan ciri khas masing-masing namun mereka tetap hangat dengan sesamanya. alkisah, saya berteman dengan seorang wanita berparas ayu, kulit sawo matang (dilihat dari punggung tangannya), tinggi semampai, dan berhijab, namanya Juli (sebut saja dia begitu). Juli dan saya saat itu adalah manusia aneh yang sama-sama punya pemikiran spontan yang terkadang sangat absurd (tepatnya sih sering ya.. :D).

Seperti waktu itu, di tahun kira-kira 2007 atau 2008 (maaf untuk urusan angka tahun, sepertinya ruangan otak saya yang menyimpan itu sedang under recronstruction :D), saya dan Juli ada acara di UNNES bawah (dulu UNNES memang kampusnya ada yang di daerah Kelud yang dataran rendah dan di Sekaran yang perbukitan). Entah acaranya apa ya, saya lupa. Sepulang dari acara tersebut, kami menunggu angkot ke arah Sampangan, dimana nanti di sana kami akan lanjut naik angkot lagi ke atas arah Sekaran, desa dimana kos kami berdiri. Namun, angkot yang ditunggu-tunggu tidak juga datang, padahal sudah sekitar 15 menit kami berdiri duduk berdiri lagi duduk lagi. Tiba-tiba Juli mencetuskan suatu ide brilian yang membuat saya sejenak merenung. Idenya adalah, "Ki, bagaimana kalau kita jalan kaki saja sambil lihat-lihat mungkin angkotnya akan lewat?" Dan... "Oke deh..", jawabku setelah beberapa saat merenung.

Akhirnya kita berjalan kaki dengan riangnya, ngobrol ngalor ngidul tidak karuan, sambil melihat-lihat pemandangan sekeliling. Mata saya tertuju pada warung steak murah meriah dan kemudian merasa lapar, tapi godaan itu tak bisa menggoyahkan iman saya untuk terus melanjutkan perjalanan (ya iyalah kan warung steaknya ada di depan UNNES bawah, itumah belum jalan).

Perjalanan dilanjut, hingga tak terasa kami sampai juga di depan pom bensin Sampangan. Kaget dong, ya lah secara siang-siang di Semarang kami jalan kaki di pinggir jalan tidak berasa sudah 1 kilometer lebih lagi. Kami memutuskan untuk masuk ke dalam pasar Sampangan, yang ternyata kecil, tapi kami puas melihat-lihat saja (harganya lebih mahal dari yang di Sekaran, hehehe). Kami lalu mampir ke masjid di seberang Pasar Sampangan untuk menunaikan sholat dzuhur, karena kebetulan saat itu baru saja adzan dzuhur, ini pertama kali saya sholat di masjid itu, nyaman dan luas ternyata.

Perjalanan berlanjut lagi, kali ini mata kami sama-sama tertumbuk pada toko atau lebih tepatnya teras kecil yang dipakai untuk memajang dan menjual peralatan makan dari keramik. Woww... ya Allah, kami suka keramik :D. Akhirnya kami menyeberang jalan dan masuk ke toko tersebut. Tidak banyak memang koleksi keramiknya, karena memang itu adalah peralatan makan keramik yang tidak lolos quality control. Inginnya sih memborong semua, tapi kami harus jeli dengan jenis dan tingkat kecacatan keramik tersebut. Akhirnya setelah perdebatan dan hompimpa yang seru antara saya dengan Juli (karena kami seringnya sama-sama tertarik dengan barang yang sama), saya membeli satu mangkok dan satu piring dengan total harga Rp 10.000 :D (padahal itu bermerk lho, yang kalau tidak cacat satu mangkuk harganya bisa sampai Rp 15.000). Oh iya.. Juli berhasil membeli satu mangkok dan satu piring juga seingat saya.

Ini contoh jenis piring yang kami beli
(sumber gambar: http://www.peralatan-rumahtangga.com/)

Kami lantas melanjutkan perjalanan kami lagi, kali ini dengan muka ceria dan mata lebih menyipit karena suhu udara sepertinya menaik. Tak tahan dengan kehausan dan kelaparan yang kemudian melanda, kami lalu mencari warung makan. Warung makan yang kami lewati tampaknya tidak ada yang menarik perhatian perut kami, hingga mata kami lagi-lagi tertumbuk pada sebuah warung makan kecil berdinding gedek bertuliskan "Mie Ayam Sayuran, Sehat dan Murah" dengan gambar semangkuk mie ayam komplit dengan irisan daging ayam, sawi, sambal dan mienya tentu, tapi mienya itu berwarna hijau. Saat itu masih sangat jarang sekali mie yang berwarna selain kuning dan putih, jadi kami putuskan untuk masuk dan mencoba rasa serta kulitas dan kebenaran harga mie ayam itu :D. 

Seperti inilah kira-kira penampakan mie sayuran itu
(sumber gambar: https://asikmie.wordpress.com/)

Ketika kami masuk, suasana warung itu memang sepi, kami pun memanggil abang atau ibu penjual mienya. Lalu tak berapa lama kemudian keluarlah si abang penjual mie yang spontan membuat mata kami berhenti berkedip, mulut menganga, dan tubuh kaku seketika. Tidak.. kami tidak pingsan... kami hanya terpesona.. si abangnya cute abiiiiissss, di mukanya masih ada air yang membasahi, lantas dia berkata "Maaf Mbak, saya habis sholat, Mbak mau pesen apa?" Seperti ada bunyi doeng di telinga saya, seketika saya menjawab, "Ya mie ayam lah Mas, masa saya mau pesen ayam bakar di sini? Oh iya.. dengan es teh manis ya, dua semuanya." Sambil menunggu pesanan dibuat, kami melanjutkan obrolan kami yang entah tentang apa, yang pasti salah satu kalimat kami adalah memuji keimutan si Abang penjual mie dan ketaatannya beribadah. Singkat cerita, kami selesai makan lantas berjalan sebentar karena letak warung itu tidak jauh dari pangkalan angkot yang menuju ke Sekaran.

Kami menyusuri sepanjang jalan bertanda hijau itu
(sumber gambar: http://desnaputra-journey.blogspot.co.id/2011/02/semarang-city-maps_09.html)

Perjalanan itu ternyata sangat lama, sekitar tiga jam kami menghabiskan waktu kami menyusuri jalan dari Kelud ke Sampangan. Namun, dari kelelahan kami dan panasnya udara saat itu, kami mendapatkan banyak sekali hikmah dan hiburan. Kalau kami tidak boleh menyerah oleh keadaan, buktinya walaupun panas, masih banyak orang-orang yang bekerja untuk memenuhi kewajiban mereka. Bahwa, dengan kita menyusuri kehidupan lebih intens, kita akan menemukan makna kehidupan itu. Bahwa dibalik kesusahan pasti ada kesenangan dan manfaat yang bisa diambil. Selain itu, perjalanan dengan kaki ini sangat murah, walaupun sepanjang jalan itu tidak ada tempat wisata, tapi per"jalan"an itu sendiri adalah wisata yang tak ternilai harganya untuk kami. Kalau kami sedang chatting  atau sms an, ketika salah satu dari kami mengingat kejadian itu, hanya ada kenangan manis yang membuat saya tersenyum lalu mengalirkan energi baru di nadi saya. Oke, jadi ketika anda menyusuri jalan, usahakan mata anda juga ikut mengamati kehidupan di sepanjang jalan yang anda susuri, pasti ada keunikan sendiri yang akan membuat anda bersemangat dan bersyukur menjalani kehidupan anda. :)

"My Itchy Feet...Perjalananku yang tak terlupakan"
(sumber blog: http://www.indahnuria.com/2013/11/my-itchy-feet-2-giveaways-for-dear.html) 

Tuesday 24 December 2013

Curhat : Media Sosial dan E-Learning


Saya adalah seorang pengajar Biologi di sebuah Madrasah Aliyah swasta di Jakarta. Seperti keinginan hampir semua pengajar yaitu ingin selalu setiap saat masuk mengajar anak didiknya. Namun, kadangkala keadaan berkata lain, ada yang sakit, ada yang harus melakukan perjalanan dinas, ada kepentingan lain yang tidak boleh diwakilkan, sehingga kami tidak bisa bertatap muka dengan anak didik kami. Saya termasuk pengajar yang sering sakit, dalam setahun saya pernah izin sakit sampai 10 kali. Ahh.. rasanya merugi sekali karena sekali datang saya mengajar 3 jenjang kelas.

Ingin saya, walaupun saya sakit, saya harus bisa bertatap muka dengan anak didik saya dan tidak hanya meninggalkan tugas saja untuk mereka. Saya memang menyukai bertatap muka, mengapa? Karena dengan bertatap muka, saya jadi mengetahui ekspresi anak didik saya, apakah mereka sudah mengerti, setengah mengerti atau belum mengerti sama sekali. Yah.. karena juga tidak semua dari mereka itu mampu untuk mengungkapkan pendapat dan pertanyaannya di depan umum.

Saat ini sedang marak-maraknya sistem pembelajaran baru yaitu dengan e-learning. E-learning atau kependekan dari electronic learning adalah metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Banyak teknologi yang bisa digunakan dalam melakukan e-learning ini, yaitu power point, flash, film dokumenter, dan internet. Dalam internet sendiri ada banyak sekali media-media yang bisa digunakan untuk e-learning ini, contohnya blog, dan media sosial lainnya.

Kalau blog sudah banyak ya yang mengupas tentang materi-materi pelajaran di sekolah dan bagaimana interaktifnya mereka. Bagi saya, seorang pengajar yang masih agak gaptek untuk membuat sendiri materi interaktif e-learning dalam blog, saya pasti akan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mengajar. Apalagi ketika saya sakit, dimana sakit saya terkadang hanya mengharuskan saya untuk beristirahat di rumah. Saya pasti memanfaatkan kolom chatting di media sosial tersebut, yang semakin kesini semakin lengkap untuk chatting. Ada fasilitas melihat muka teman, dan mendengar suaranya. Ini cocok sekali dengan saya yang memang lebih senang melihat ekspresi anak didik saya. Daripada kolom ini hanya saya manfaatkan untuk ngobrol gaje dengan teman-teman saya saja kan??

Hanya saja, ada beberapa kendala untuk memanfaatkan kolom chatting di media sosial ini. Diantaranya adalah masalah sinyal yang membuat video chatting menjadi aneh ketika bergerak, juga masalah ketersediaan peralatan seperti kamera chatting. Untuk masalah kamera, saya yakin sekarang setiap sekolah di daerah perkotaan pasti mempunyai minimal satu kamera internet, dan kalau di laptop kan tinggal diaktifkan saja program kameranya. Nah.. kalau untuk masalah sinyal, kita harus bisa mencari provider yang kompeten di bidnag sinyal persinyalan ini, yang sinyalnya menjangkau seluruh pelosok negeri dan stabil serta yang paling penting tidak menguras isi dompet.

Itulah mengapa saya tidak malu untuk berteman dengan anak didik saya di media sosial. Selain untuk memantau mereka, saya juga bisa memanfaatkan media sosial ini untuk pembelajaran saya (e-learning), jika saya sedang sakit, atau lupa memberi tugas. Karena dapat dipastikan hampir 80% dari anak didik saya aktif di media sosial. Yuk ah.... manfaatkan media sosial untuk kepentingan pembelajaran :). Mari meminimalisir dampak negatif dari media sosial untuk pembelajaran :).


https://www.facebook.com/indberprestasi

Sunday 22 December 2013

Curhat : Ibu, Cintamu Tiada Akhir


Ibu, dulu ketika usia saya masih 5 tahun, saya memanggilnya ibu, tapi panggilan saya padanya berubah menjadi Mama setelah saya 6 tahun. Mengapa? Entah..

Mama adalah sosok yang tegas, menurut saya waktu itu cenderung galak. Beliau sangat keras mendidik anak-anaknya, yang kesemuanya perempuan. Alasannya? Entah, saya tidak bertanya ataupun menganalisanya. Saya pikir itu wajar, karena kami perempuan, jadi mungkin agar kami tidak manja. Hanya itu yang saya tahu.

Saya baru tahu watak Mama setelah saya SMA. Mungkin saya waktu itu mulai berfikir dan menganalisa. Hmmm... dibalik ketegasannya, Mama adalah sosok yang sensitif atau perasa. Kenapa? Saya sering melihat Mama menangis sendiri di kamar, entah karena apa. Saya tidak berani menanyakan. Oke.. sampai sini, mungkin ada yang beranggapan kalau Mama saya adalah sosok yang misterius dan kurang humoris. Tidak kok, Mama adalah sosok yang humoris.

Saya ingat sekali kami sering berdiskusi selepas sholat maghrib, dan Mama sering melemparkan candaan-candaan ringan yang membuat kami tertawa. Pada postingan kali ini saya hanya akan mengingat Mama dari sudut pandang saya saja.

Mama itu tidak bisa memasak, hehehehe... tapi Mama mau mencoba dan berusaha memasak. Ada beberapa masakannya yang menjadi legenda untuk saya. Contohnya, tumis buncis, bening bayam, cah selada, sop sayuran, sayur asem, telur dadar, kue nagasari. Pernah suatu ketika Mama mencoba membuat rempeyek kacang, enak sekali hasilnya, tapi setelah itu tidak lagi, katanya capek. Ya.. Mama memang mudah capai.

Sering saya lihat, sepulang mengajar murid-muridnya di SD dekat rumah, Mama berganti baju, makan siang, sholat, lalu tertidur pulas sampai sore. Sorenya bangun dan melakukan aktivitas rumah tangga. Mama adalah ibu yang bertanggung jawab pada kami anak-anaknya dan suaminya. Mama memang suka marah-marah, tapi setelah itu pasti langsung mereda dan tidak pernah mengungkitnya lagi. Kami maklum, mungkin memang karena stress di sekolahnya.

Oh iya.. tadi saya bilang kalau Mama adalah orang yang bertanggung jawab. Buktinya banyak, saya sebutkan beberapa, Mama sendiri yang mengajari kami sholat, dari gerakan hingga bacaan. Saya ingat saat itu, seharian kami bertiga diajari sholat sampai kami hafal dan paham. Ya tentunya dengan gaya mengajar Mama yang tegas. Walaupun Mama tidak bisa memasak enak, tapi setiap hari selalu ada masakan Mama terhidang di meja untuk kami. Dulu, gaji seorang PNS guru SD tidak seberapa, tapi Mama terus menyemangati kami untuk sekolah dan menyuruh kami untuk tidak ikut memikirkan masalah biaya.

Sewaktu SD,  saya pernah diajar oleh Mama, sewaktu saya kelas 6 SD, guru kelas saya adalah Mama saya sendiri. Saya ingat sekali Mama sangat berdedikasi dan adil dengan semua muridnya termasuk saya. Pernah saya lupa tidak mengerjakan PR, dan Mama menghukum saya berdiri di depan kelas hingga saya menangispun Mama tidak bergeming. Saya sadar itu salah saya, tapi saat itu adalah pertama kalinya saya tidak mengerjakan PR. Hehehehe... malu sendiri kalau mengingat hal itu.

Sewaktu kuliah, saya pernah difitnah oleh seseorang, dan Mama adalah orang yang sangat tidak percaya kalau saya melakukan apa yang dituduhkan kepada saya. Hanya Mama tidak menunjukkannya ke saya, Mama hanya diam dan memberikan sedikit nasihat untuk saya. Mama juga menyuruh saya untuk diam dan menerima keadaan, biar Allah yang membukakan kebenarannya.

Mama tidak pernah mengantarkan saya dan adik-adik ke sekolah, dari SD sampai kuliah. Kami sangat maklum karena Mama juga mengajar pagi dan Mama harus tepat waktu, lagian Mama juga punya mabuk kendaraan yang parah. Itulah sebabnya, Mama tidak pernah mengunjungi kami sewaktu kami kuliah, Mama takut merepotkan kami, kami sering berargumen tentang ini (ahh Mama... padahal kami ingin menunjukkan ke Mama kalau kami bisa mandiri.. :) ). Berkaitan dengan mabuk kendaraan ini, Mama tidak pernah naik kendaraan umum ataupun pribadi sendirian. Sewaktu Bapa terkena serangan jantung, beberapa bulan yang lalu, Mama harus pulang ke rumah untuk mengurus keperluan NUPTK yang tidak bisa diwakilkan (ohh... birokrasi, bisakah anda sedikit mengerti). Dan waktu itu tidak ada yang bisa menemani Bapa selain saya (adik bungsu saya sedang hamil kedua dan anak pertamanya juga sedang sakit, adik saya satunya juga sedang sama-sama mengurus NUPTK). Saya tidak bisa meninggalkan Bapa, tapi saya juga sangat khawatir dengan Mama, karena itu adalah perjalanan pertama Mama sendirian dengan bis. Selain itu, Mama juga belum sembuh dari mabuk kendaraan. Saya mengantar Mama sampai bis Mama berangkat. Walaupun muka ini terlihat biasa, tapi tangan ini kemudian memencet nomor HP adik ipar, saya minta dia untuk menjemput Mama di terminal tujuan.

Ah... Mama, banyak sekali kenangan yang tidak bisa saya tuliskan disini. Mama adalah tempat saya menimba ilmu kehidupan. Saya menjadi sangat sangat sangat hormat setelah saya merasakan bagaimana rasanya melahirkan seorang bayi. Mama, Bapa dan adik-adik, keluarga saya, adalah tempat yang pertama kali akan menerima saya walaupun saya melakukan kesalahan sekalipun atau dituduh sedemikiannya oleh orang lain.

Mama, Selamat Hari Ibu. Semoga Allah selalu memberikan kasih sayang dan barokahnya untuk Mama, Bapa dan adik-adik. Apapun yang orang lain katakan tentang Mama, saya tetap sayang Mama.

Sunday 15 December 2013

Resep Tumis Buncis Campur Telur


Sebetulnya saya sudah lama dan beberapa kali masak tumis buncis ini, alhamdulillah suami saya suka. 

Buncis adalah sayuran yang termasuk bangsa polong-polongan, jadi masih saudara dengan kacang panjang, pete, dan kacang tanah. Nah, sayuran polong-polongan itu seperti kita tahu banyak mengandung protein kan, jadi buncis ini sangat bagus jika dikonsumsi oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Karena buncis ini termasuk dalam kerajaan Tumbuhan, maka sudah jelas kalau buncis juga mengandung serat untuk melancarkan proses pencernaan. Bahkan menurut sumber dari http://ihcforwellbeing.com/wp/kasiat-sayur-buncis/, buncis juga dapat meningkatkan insulin tubuh, yang mana berarti buncis baik untuk penderita diabetes.

Buncis juga mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi dalam buncis ini dapat menangkal radikal bebas yang bersumber dari polusi, atau lebih kerennya, disebut sebagai antioksidan.

Oke, setelah tau manfaat dari buncis, yuk ah kita masak buncisnya, dengan resep sederhana namun nikmat ini.

Tumis Buncis Campur Telur

Bahan :
1 bungkus buncis (beli di tukang sayur sudah dibungkus)
2 butir telur
1/2 gelas air putih 
Daun bawang secukupnya diiris kasar (jika suka)

Bumbu halus :
5 buah bawang merah
2 buah bawang putih
4 buah cabai rawit merah (jika suka pedas, jika tidak silahkan ditiadakan)
2 buah cabai merah keriting (jika ada)
1/2 sdt garam (jika kurang silahkan ditambah)
1/4 sdt gula pasir

Cara membuat :
  1. Siangi buncis (iris ujungnya tapi jangan sampai putus lalu tarik serat pinggirannya), lalu iris serong
  2. Haluskan bumbu halus
  3. Panaskan minyak goreng sedikit saja (kira-kira 1 sdt) goreng telur diorak-arik kasar, sisihkan
  4. Panaskan minyak untuk menumis bumbu halus dan daun bawang, tumis bumbu halus dan daun bawang sampai harum
  5. Masukkan buncisnya, aduk rata agak lama
  6. Masukkan telur orak-ariknya, aduk rata
  7. Masukkan air, aduk rata, tutup tumisan
  8. Cicipi masakan, tunggu sampai buncisnya layu, angkat

Sudah itu saja cara memasaknya, mudah kan ya.. Cocok untuk sarapan dimana waktu menyiapkannya tidak terlalu lama. Selamat mencoba, dan selamat menikmati...
Mari memasak makanan sehat...

^_^

Tuesday 10 December 2013

CerCu : Pelangi Satu Warna

Sore-sore di foodcourt, saya sedang asyik mengunyah ayam goreng ketika telinga ini menangkap suatu pembicaraan yang sepertinya seru. Kenapa seru, karena berkali-kali terdengar suara tawa renyah membahana :). Lalu telinga ini kian menajam ketika ada yang berbicara.....

Cowok 1 : "Eh loe tau Bianglala kan?"

Semua : "Tau dong, yang di D----n kan, yang muter itu"

Cowok 1 : "Iya itu, tau enggak warna Bianglala itu apa?"

Cewek 1 : "Setau gue bianglala itu pelangi kan?"

Cowok 1 : "Bukan itu warnanya."

Cewek 2 : "Trus kalau bukan pelangi, apa dong warnanya?"

Cowok 1 : "Bianglala itu warnanya kuning, kalau yang hijau itu Biangdipsy,
                  "Kalau yang ungu jadinya Biangpooh.. hahahahaha.."

Semua : (koor) HAHAHAHAHAHAHAHA.... Bianglala seri teletubbies.. berpelukan...

Saya : -____-


Selingan seru ditengah mengunyah ayam goreng ini tidak mengakibatkan hipertensi, alergi atau mengantuk. Hanya berhati-hatilah, pelan-pelan saja ketika mengunyah ayamnya...

^_^

Monday 2 December 2013

Resep Sayur Bening Bayam Jagung


Ceritanya beberapa hari yang lalu saya kangen sekali dengan masakan Mama. Ingin pulang tapi jadwal lagi padat banget. Akhirnya saya coba bikin sendiri, yahh.. walaupun dari segi kesan, masakan Mama itu tak akan tergantikan enak dan nikmatnya. Huhuhuhu... kangen lagi kan jadinya, #ambiltissue.

Saya ingin masak yang gampang dulu saja, yaitu Sayur Bayam (atau kami lebih suka menyebutnya dengan Beningan Bayam). Sayur Bayam resep dari Mama ini banyak kuahnya dan tidak menggunakan temu kunci seperti kebanyakan sayur lainnya, tetapi menggunakan kencur. Rasanya bagaimana? Enak... segarrr... :)

Oh iyaa.. untuk penggunaan kencurnya lebih baik sedikit saja ya, karena aroma kencur yang semerbak terkadang ada yang kurang suka. Dulunya sih ceritanya saya dan adik saya sering batuk, jadi Mama buat sayur bayamnya memakai kencur sebagai pengganti temu kunci. Kencur itu obat batuk alami, dan bisa membuat tenggorokan menjadi lancar, suara bening :).

Ini nih resepnya.

Sayur Bayam & Jagung

Bahan :
1 ikat bayam (kalau saya mengambil daunnya saja, cuci bersih)
2 buah jagung manis (bisa diganti wortel atau tidak pakai sama sekali)
4-5 gelas air putih (secukupnya saja, jangan terlalu banyak dan sedikit)
5 siung sedang bawang merah (siangi kulit arinya, iris tipis)
2 siung sedang bawang putih (siangi kulitnya, iris tipis)
1 ruas jari kelingking kencur (kupas kulitnya, iris tipis atau geprek)
1/2 portong tomat besar (iris)
1-2 sdm garam
1/2 sdt gula pasir

Cara Membuat :
  1. Siapkan semua bahan, siangi kulit dan rambut jagung, lalu jagung dipotong-potong sesuai selera
  2. Rebus jagung dengan air putih sampai mendidih atau sampai jagung terlihat matang
  3. Masukkan bawang merah, bawang putih, kencur, garam dan gula pasir, aduk rata
  4. Masukkan bayam, aduk rata
  5. Masukkan irisan tomat, aduk rata
  6. Cicipilah rasanya, tunggu sampai bayam layu (tidak terlalu lama, paling 1-3 menit setelah memasukkan bayam)
  7. Sambil menunggu bayam layu, ambil buih-buih yang ada di permukaan air (jika tidak sempat, tidak diambil juga tidak apa-apa)
  8. Jika bayam sudah layu, matikan api, sajikan sayur bayam ini.
Sayur ini sangat segar bila dimakan di siang hari bersama kerupuk, tempe goreng, atau ikan goreng dengan sambal terasi atau sambal tomat, dipadu dengan nasi putih yang masih hangat. Glekk.... saya ingin masak lagiiiiii...


Seperti kita tahu, kalau untuk ukuran keluarga, lebih baik membuat sedikit saja sayur bayam, minimal untuk sekali habis. Karena sayur bayam ini tidak bisa bertahan lama lebih dari 5 jam, apalagi dihangatkan, mendingan jangan. Kenapa? Karena kadungan zat besi dalam bayam akan berubah menjadi racun (ferro = Fe3+) bila bayam dipanaskan ulang. Selain itu juga jika bayam dibiarkan lebih dari 5 jam, maka akan muncul senyawa nitrit yang bersifat menghambat pengikatan oksigen dalam darah. Tandanya adalah sayur bayam atau kuahnya mulai menghitam atau kecoklatan.

Tapi, kalau kita memasaknya sudah betul, maka kandungan baik dalam bayam sangat banyak untuk kesehatan tubuh kita. Diantaranya bayam mengandung zat besi yang sangat banyak, bagus untuk penderita anemia atau wanita yang sedang menstruasi. Ada lagi kandungan seratnya yang bagus untuk melnacarkan pencernaan. Kandungan vitamin dalam bayam ini juga banyak kok. 

Jadi.. sudahkah anda siap menjadi Popeye??? :)

Sunday 1 December 2013

Backpackeran Modal 100.000 Rupiah Ke Solo


Bengawan Solo...
Riwayatmu kini...
Sedari dulu jadi perhatian insani...

Sedari kecil saya sudah menyukai lagu Bengawan Solo ciptaan dari Bapak Gesang ini. Hingga akhirnya saya mendengar dari berita-berita di TVRI kalau lagu ini sangat dikagumi oleh masyarakat luar negeri. Saya menjadi sangat teramat suka.

Solo (ibukota Kota Surakarta), bagi keluarga kami (kelahiran dan keturunan Jawa Tengah), adalah sebuah kota dimana merupakan pusat bahasa Jawa dan segala unggah-ungguhnya (sopan santun). Kata Mama saya, suatu saat kamu harus ke Solo, minimal untuk melihat-lihat kehidupan di sana. Saya penasaran. Namun, apa dikata saya tidak ditakdirkan untuk menimba ilmu di Solo. Tetapi saya tetap penasaran dan ingin melaksanakan amanah dari Mama saya.

Ketika saya kuliah di Semarang, saya mempunyai teman dari Sukoharjo (Kabupaten Sukoharjo berbatasan langsung dengan Kota Surakarta), dan teman saya itu adalah seorang wanita yang sangat lembut, dan tidak pernah berkata kasar. Haduhhh... saya semakin jatuh hati dengan Solo.

Saat semester IX (akhir tahun 2009), setelah sidang proposal skripsi, saya mempunyai banyak waktu luang. Keinginan saya untuk ke Solo sudah tidak terbendung lagi. Akhirnya setelah saya sms-an dengan teman saya di Sukoharjo, ternyata dia juga sedang luang dan dengan senang hati memperbolehkan saya untuk datang ke rumahnya, sayapun berangkat ke Solo, sendirian. Ya.. sendirian... dan karena modalnya sedikit sekali waktu itu, hanya Rp 100.000,-, saya memutuskan untuk backpacker, yang penting saya bisa ke Solo.

Bermodalkan rute perjalanan yang dismskan oleh teman saya, saya berangkat ke Solo. Dari Semarang, tepatnya di Ungaran, saya berangkat menggunakan bus ekonomi jurusan Solo (saat itu ongkosnya Rp 12.000,-), sampai di terminal Tirtonadi. Terminal Tirtonadi ini saya tahu lewat lagu yang dinyanyikan oleh Didi Kempot. Suasana Solo langsung terasa di sini. Mungkin bagi kebanyakan orang akan merasakan biasa saja sama seperti terminal lainnya. Bagi saya, saya akan mendengar lagu keroncong atau campursari berkumandang di tape-tape atau radio-radio milik bus atau warung, ahhh.. menenteramkan, bisa mengobati penat saya setelah perjalanan.

Saya kemudian melanjutkan perjalanan lagi ke rumah teman saya yang terletak di belakang Pasar Kepuh. Kalau dari terminal Tirtonadi berarti harus naik metromini jurusan Wonogiri, ongkosnya Rp 3000,-. Saat itu saya betul-betul tidak tahu arah, yang saya tahu saya harus bertanya. Saya bertanya pada petugas terminal metromini yang ke arah Wonogiri, dan alhamdulillah petugas ini ramah sekali menjawab pertanyaan saya. Di dalam metromini, saya juga meminta diturunkan di Pasar Kepuh, dan sopir metromini tersebut benar-benar menurunkan saya di Pasar Kepuh, ahh... kekhawatiran saya hilang seketika. Saya dijemput oleh teman saya, lalu kami ke rumahnya. Di rumahnya, saya disambut dengan senyuman lebar oleh orang tua dan adik dari teman saya yang saat itu juga sedang liburan.

Malamnya saya baru tahu kalau sekitar dua minggu lagi, teman saya ini mau menikah. Ya Allah... saya kaget dan terharu serta merasa bersalah. Dua minggu lagi mau menikah, tapi masih memperbolehkan saya untuk berkunjung dan nantinya dia akan menjadi tour guide saya selama di Solo, lantas orang tuanya juga bilang tidak apa-apa. Hiks...

Besoknya, jam 9 pagi, saya diajak ke Solo oleh teman saya itu, naik motor. Saya sangat menikmati suasana sepanjang jalan selama perjalanan. Kotanya, walaupun ramai tapi tetap terkesan tenang dan bersih (walaupun sebenarnya hari itu adalah hari pertama ditahun 2010). Banyak sekali saya lihat bapak ibu tua muda bersepeda. Beberapa kali saya melihat nenek dengan pakaian khasnya batik dan kemben serta rambut tergelung menggendong bakul dengan isinya, ada yang bunga mawar, sayuran, atau tumpukan kain. Oh iya... teman saya ini juga sedang punya urusan di Solo, jadi sekalian dia mengajak saya jalan-jalan, dia mau mencari uang kuno untuk maharnya.

Ditengah perjalanan, tepatnya di daerah perempatan yang kalau belok kiri berarti ke kota Solo, ban sepeda motornya bocor. Untunglah tidak jauh dari situ ada tukang tambal ban. Sembari menunggu tambal ban, saya bertanya sungai yang tadi dilewati (tidak jauh dari perempatan) itu sungai apa. Dia jawab itu sungai Bengawan Solo. Deg... jantung saya berdebar, mulut saya menganga. Itukan yang lagunya saya suka. Saya lantas meminta izin untuk melihat-lihat Bengawan Solo dari atas jembatan. Ahhh... lagu itu terus bernyanyi di kepala saya ketika saya melihat-lihat Bengawan Solo ini.


Bengawan Solo...
Riwayatmu kini...
Sedari dulu jadi perhatian insani...
Musim kemarau...
Tak sebrapa airmu...
Di musim hujan..
Air meluap sampai jauuuhhh...
Mata airmu dari Solo...
Terkurung gunung seribu...
Air mengalir sampai jauuhh...
Akhirnya ke laut...
Itu perahu...
Riwayatnya dulu...
Kaum pedagang selalu...
Naik itu perahu...

Sayangnya saya tidak bisa berlama-lama bertemu dengan Bengawan Solo, kami harus melanjutkan lagi perjalanan kami. Tapi sebelumnya, saya sempat memotret sebuah plang penunjuk jalan yang unik :).

Bisakah anda membacanya dalam waktu 1 menit?
Masuk kota Solo, saya kembali disuguhi pemandangan yang mempesona. Bersih, ada patung emasnya juga, dan suasananya sangat nyaman, slow but sure, serta tidak ada kemacetan. Suasana ini tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, hanya bisa anda rasakan jika anda mengunjunginya.

Setelah menanyakan harga uang kuno yang ternyata mahal, dan jika menggunakan uang kuno semua, maharnya jadi lebih mahal, akhirnya teman saya tidak jadi beli uang kuno. Kami lalu jalan-jalan di kompleks Keraton Surakarta. Ternyata di pendoponya sedang digelar Pekan Pusaka Budaya Nasional, kami tertarik lalu membeli tiket masuk seharga Rp 5000,-. Siang itu hanya ada pameran saja. Walaupun demikian, saat itu saya lihat pengunjung pameran tetaplah banyak. Pusaka yang dipamerkan kebanyakan adalah keris, tombak, dan ada seperangkat gamelan. Disini saya baru tahu kalau keris itu ada bagian-bagiannya, dan bahan pembuatan keris ternyata tidak hanya logam saja, melainkan ada yang dari batu meteor. Waaaahhhh.... ternyata pusaka tradisional bangsa ini begitu mengagumkan.

Seperangkat gamelan pengiring pertunjukan wayang kulit

Puas melihat-lihat, kami pun memutuskan untuk pulang. Yaa.. saya tidak enak juga dengan teman saya, walaupun dia menawari saya untuk berbelanja di pasar Klewer. Hehehehe... saya kan minim dana, jadi saya sangat puas walaupun hanya melihat hiruk pikuknya dari sepeda motor.

Di tengah perjalanan, teman saya berhenti, dia mengajak kami makan siang di sebuah rumah makan besar (karena tempatnya luas dan ada pertunjukan musiknya). Haduhh.. pikiran saya langsung khawatir, mahal enggak ya. Menu yang disajikan banyak sekali sampai saya bingung, ada selat solo, sup matahari, tengkleng, sate Solo, dan nasi timlo. Akhirnya saya memesan nasi timlo komplit khas Solo dengan teh manis hangat. Nasi timlo ini seperti perpaduan antara sup dengan soto, isinya ada telur rebus, suwiran ayam, jamur kuping, wortel, kecambah dengan kuah bening yang gurihnya pas, dimakan dengan nasi putih dan emping. Nasi timlo ini tidak sempat saya foto karena ternyata saya sudah lapar. Ketika membayar, lagi-lagi kekhawatiran saya langsung lenyap, seporsi nasi timlo itu hanya Rp 8000,-. Sudah enak, kenyang, murah lagi.. :).

Itulah perjalanan saya di Solo, esoknya saya pulang ke Semarang dengan membawa sejuta kenangan. Dalam hati, saya ingin kembali lagi ke Solo. Kotanya tenang, nyaman, bersih, dan ternyata walaupun kelihatannya sangat tradisional, tetapi ternyata sistem pemerintahan dan pelayanan masyarakat di kota Solo ini sudah modern. Silahkan berkunjung ke http://surakarta.go.id/ .

Perjalanan saya itu terjadi 3 (tiga) tahun yang lalu, tetapi kenangannya masih membekas jelas terpatri di ruang memori saya yang tak seberapa ini. Jujur, saya ingin sekali kembali ke Solo, ingin di sana lebih lama dari sebelumnya karena masih banyak sekali tempat yang belum saya datangi di kota Solo, masih banyak ilmu hidup yang belum saya pelajari dari masyarakat Solo. 

Semoga ada lagi kesempatan itu.

Berikut dokumentasi saya, di buku kenangan saya sebelum saya mempunyai blog ini.



"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Kesan Tentang Solo"
Website : http://kesan.tentangsolo.web.id/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...