Hehehehe... alamaakk judul postingan saya ini, Kado Go Green, berarti kado isi daun gitu.. Ehh ya enggak lah. Nih.. bulan ini sampai Syawal kayaknya bakal banyaaaakkk banget undangan yang berdatangan ke rumah ya. Entah itu undangan selamatan sunatan, ulang tahun, dan pernikahan. Kalau yang mengadakan acara bukan orang yang dekat banget sama kita sih mungkin cukup ngamplopi atau sebaskom beras aja ya.. (di kampung saya masih pake beras lho jeng..), TAPI kalau yang mengadakan acara itu orang yang dekaaat banget sama kita mungkin kita bakal ngasih kado ya.
Kalau saya biasanya milih kado, soalnya lebih effort aja gitu sama emmm... enggak ketahuan jumlah duitnya, hehehehehe *modus. Isinya ya biasanya standar saja sesuai acara. Nah, yang paling saya suka adalah pas membungkus kado, soalnya saya bisa berkreasi. Saya termasuk jarang membeli kertas kado, biasanya saya pakai kertas pembungkus buku yang warnanya coklat tapi tebel, atau pakai kertas-kertas yang lain.
Pembungkus kado sebetulnya bukan hanya kertas kado saja, ada banyak macamnya contoh kertas pembungkus buku, kertas kreps, kain, pelepah pisang yang kering, manik-manik, atau bahkan benang, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa memanfaatkan barang-barang sisa yang ada di rumah. Asalkan kita bisa mengkreasikannya. Saya langsung beri contoh saja ya, sebagian yang sempat saya foto.
Pembungkusnya memang kertas kado, karena terlalu polos bagi saya, jadi saya tambahkan aksen bunga di atasnya. Aksen bunga itu saya buat dari benang wol yang sebenernya mau saya buang karena sudah awut-awutan enggak nemu ujung pangkalnya. Trus diberi manik-manik di tengahnya. dan guntingan kertas bekas warna hijau untuk aksen daun. See.. cantik enggak ?? ^_^
Kado di atas dibungkus dengan kertas pembungkus buku atau paket.. hehehe. Ditambah aksen pita dari pita bekas (Ibu kos saya dulu jualan kaos polos, nah dia punya pita itu lho yang ada tulisan bahan kaos, dan perlakuan pada kaos itu, biasanya di jahit di kerah atau di samping bawah kaos). Aksen tengah pada pita saya pakai... ehm.. maaf kelebihan benang dari kaos saya (biasanya kan kalau kita beli kaos murah suka ada benang kelebihan menjahit yang keluar-keluar itu, biasanya kita gunting kan?). Murah ya??
Kado di atas adalah kado untuk pernikahan seorang sahabat. Dibungkus dengan kertas pembungkus buku atau paket dengan aksen perca kain batik di tengahnya. Kebetulan saya kan bikin bros dari kain perca, nah saya dapat kain perca batik ini dari kakak saya yang penjahit. Sepertinya kain ini sering dipakai untuk bawahan kebaya pengantin. Saya search motif batik pengantin dan maknanya di Google, dan pas sekali dengan motif batik ini. Secara tidak langsung, doa saya untuk pengantin tersirat dari kain batik ini. ^_^
Pada saat membungkus kado ini, saya sedang kehabisan stok kertas paket. Lalu mata saya tertuju pada sisa kertas kreps yang pernah saya pakai menghias kelas. Nah.. cocok sekali tuh dengan yang lagi booming saat ini, rainbow.. hehehe. Kertas krepsnya saya potong-potong agak besar, lalu saya lipat jadi dua dengan ujung kertas bertemu di tengah.
Pertemuan kertas itu saya jadikan sisi sebelah dalam. Doa saya untuk
pasangan pengantin yang menerima kado ini adalah semoga kehidupan mereka
selalu ceria, berwarna, dan diberkahi Allah SWT, amiiiin, sesuai dengan
pembungkus kado ini, ceria dan berwarna.
Oke.. teman-teman, jadi kita sebetulnya bisa memanfaatkan kertas sisa, kain perca, benang, daun kering, dan manik-manik untuk membungkus kado kita. Agar kado kita menjadi kado pertama yang dibuka oleh sipenerima. Saya enggak mau mikir cara mereka membukanya, yang penting effort dan keikhlasan saya dalam memberikannya menandakan kalau saya sangat sayang dengan si penerima kado.
Selamat mencoba dan berkreasi... ^_^
Keep Go Green ya... !! ^_^