Friday 9 May 2014

Review Novel Sang Patriot : Ketika Sang Patriot Bisa Siapa Saja

Data Buku :
Judul Buku     :  Sang Patriot, Sebuah Epos Kepahlawanan
Penulis           :  Irma Devita
Penerbit          :  Inti Dinamika Publisher
Cetakan ke     :  I, Februari 2014
Tebal Buku    :  xii + 268 halaman
ISBN              :  978-602-14969-0-9

Sebelum saya membahas isi buku Sang Patriot ini, saya akan sedikit bercerita tentang gambar di cover buku ini. Walaupun ada pepatah "Don't judge a book by its cover", tapi gambar di cover buku memang menyiratkan makna dari isi buku tersebut. Cover buku Sang Patriot ini menggambarkan seorang prajurit yang tampak punggung sedang memandang api yang berkobar-kobar, mengandung makna bahwa patriot itu bisa siapa saja, tidak menunjuk pada satu orang. Seorang patriot sejati tidak pernah takut akan dahsyatnya masalah yang menghadang, dia akan dengan tegar menghadapinya.

Buku ini membahas tentang kisah perjuangan, tapi ini juga sebuah novel. Irma Devita secara lugas membahas peristiwa demi peristiwa dengan deskripsi yang jelas, bahasa yang ringan serta berirama. Salah satu contohnya yaitu :

Saat makin dekat, barulah orang-orang tersadar. Kekagetan melanda di benak mereka. Tubuh yang terseret truk itu adalah sosok pujaan warga Jember.
Sekian banyak pasang mata yang menyaksikan peristiwa itu sontak berkabut, air mata tak kuasa terbendung.
Sungguh propaganda yang kejam!
Bara api menyorot dari berpasang-pasang mata yang menyaksikan. (halaman 2)

Itulah sepenggal paragraf yang menjadi pembuka (prolog) novel ini, sebuah prolog yang isinya sangat mencekam. Deskripsi yang detail mengantarkan saya untuk mulai ikut membayangkannya. Jika cerita dalam novel ini diawali dari prolog, maka alur yang digunakan Irma Devita adalah alur mundur, dan biasanya cerita dengan alur mundur ini mempunyai banyak misteri dan trik menulis yang mencengangkan. Setelah membaca bagian prolog, anda akan terheran-heran saat membaca halaman berikutnya. Namun, tetap teruskan membaca, karena cerita dari halaman ke halaman berikutnya saling terhubung.

Seperti yang saya ceritakan tentang makna gambar cover novel ini, dalam novel ini tidak hanya diceritakan tentang perjuangan dan kehidupan satu pejuang saja, melainkan pula diceritakan kehidupan orang-orang yang berperan dalam hidup pejuang tersebut. Lantas, siapakah pejuang itu yang di dalam prolog digambarkan sebagai sosok pujaan warga Jember? Dialah Letnan Kolonel Mochammad Sroedji, yang tak lain adalah kakek dari penulis. Irma Devita sebagai penulis tergugah hatinya untuk menulis novel tentang kehidupan kakeknya. Setelah dia sering mendengar cerita tentang kakeknya yang didongengkan oleh neneknya, Rukmini, istri dari LetKol Moch. Sroedji, walaupun aslinya Irma Devita adalah pakar hukum dan penulis buku hukum. Nah, yang jadi pertanyaan berikutnya adalah siapakah Moch. Sroedji itu? Mengapa dia bisa menjadi pujaan warga Jember? Dan bagaimana kehidupan orang-orang yang berperan dalam hidup Moch. Sroedji?

Sroedji adalah seorang anak laki-laki dari pasangan suami istri asal Bangkalan Madura, Hasan dan Amni. Sedari kecil Sroedji sudah mempunyai pendirian sekuat baja, terutama tentang pendidikan. Kuatnya keinginan untuk mengenyam jalur pendidikan formal yang tinggi membuat dia harus memilih antara kenyataan hidupnya sebagai rakyat biasa dan sekolah yang saat itu hanya untuk putra bangsawan. Apa takdir yang berpihak padanya? Meskipun punya semangat sekuat baja, namun Sroedji mempunyai hati yang lembut, penyabar, dan penyayang. Hal ini banyak sekali muncul dalam kisah-kisah Sroedji dengan pembeli dagangannya, tetangga, teman, keluarganya, dan tanah airnya. Kecintaannya yang teramat sangat dengan tanah airnya inilah yang menuntun dia yang tadinya hanya seorang pedagang dan pegawai biasa menjadi tentara. Perjuangan Sroedji sebagai tentara dikisahkan juga oleh Irma Devita dengan mantapnya. Dia menceritakannya urut, dari awal masuk menjadi tentara, sampai berjuang di tanah perang yang sesungguhnya. Saya selalu gemetar, merinding, terharu, dan tersulut nasionalisme saya tiap membaca halaman-halaman yang menceritakan kisah perjuangan Sroedji dan teman-teman pejuangnya.

Kata sebuah pepatah, "Dibalik Lelaki Yang Hebat, Ada Wanita Tangguh Yang Mendukungnya", begitu juga dengan Sroedji. LetKol Moch. Sroedji mempunyai seorang wanita tangguh yakni istrinya, pendamping hidupnya, teman bertukar pikiran tentang nasionalisme, dialah Rukmini. Bagaimana bisa seorang wanita pada masa itu bisa bertukar pikiran tentang nasionalisme? Rukmini adalah gadis Madura tangguh lulusan HIS dan Sekolah Keputrian Mangkunegaran Solo. Kisah romantis antara Rukmini dan Sroedji disajikan dengan manis tanpa bumbu erotis yang bisa membuat anda meringis iri ketika membacanya.

Wajah Rukmini kembali memanas oleh rasa malu. Debar lembut menyeruak tanpa ampun dari relung hati yang selama ini ia tindas dalam-dalam setiap teringat pada kejadian kecil di pasar Malang .... Langgam pengantin pun mendadak berubah menjadi kidung cinta yang merdu. (halaman 31)

Kisah cinta yang tidak hanya menggambarkan kegembiraan antara dua sejoli, namun juga kepedihan, perjuangan, kehormatan, dan saling menyemangati walaupun komunikasi mereka terbatas, mereka saling percaya. Dan kepercayaan serta semangat juang mereka ditularkan ke keempat anaknya.

Kisah-kisah dibalik proses perjuangan inilah, yang ceritanya tidak ada di buku paket sejarah, menjadi daya tarik dari novel ini. Tidak hanya kisah-kisah tentang Sroedji dan Rukmini saja yang dituturkan, namun kisah-kisah orang-orang yang berperan dalam kehidupan mereka, serta penggambaran kekayaan alam Indonesia. Lantas, bagaimana akhir dari novel ini? Bagaimana dengan Sroedji? Bagaimana dengan kehidupan Rukmini ketika ditinggal berperang oleh suaminya?

Dari novel ini saya menjadi tahu bahwa ada kelompok besar lain di Jawa selain Siliwangi. Dari novel ini pula saya menjadi tahu, kenapa salah seorang blogger kawakan di Surabaya sangat bangga dipanggil PakDhe. Novel ini menceritakan tentang sejarah yang nyata terjadi sesuai dengan bukti-bukti sejarah, namun ketika membacanya kita tidak akan seperti membaca buku sejarah yang membosankan. Sebetulnya novel ini sangat padat berisi tidak hanya tentang epos kepahlawanan, juga tentang biografi, romantisme, keikhlasan, prinsip, pendidikan dan lainnya. Saya berterimakasih kepada Irma Devita dan teman-teman yang membantu proses penulisan sampai penerbitan novel ini. Karena kalau bukan kita, generasi muda yang melestarikan warisan pejuang ini, lantas siapa lagi yang akan menceritakan kisah hebat bangsa Indonesia ini kepada generasi yang lebih muda dari kita?

MERDEKA..!!!!

Siswa RPI Jakarta ketika mengikuti napak tilas perjuangan

‘Artikel ini disertakan dalam lomba review novel Sang Patriot‘

http://letkolmochsroedji.org/

23 comments:

  1. Makpitttt...aku ndak punya novelnya ..huhuhuhu minjem doongg....

    Gutlak ngontesnya yaa....

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh.. habis itu balikinnya ditambah sama novel terbaru lainnya ya.. wkwkwk... #malak

      Delete
  2. asyik au bisa baca reviewnya dulu sebelum baca bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. review saya ini ga seberapa Mak Lidya.. bukunya lebih bagus.. bagus banget malah..

      Delete
  3. Mantep mak! Dulu jaman SMA aku ga suka pelajaran sejarah, coba kalo materi sejarah dikasih dalam bentuk novel, ya. Bisa penuh tuh lemari buku hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak, sama dibikin versi komik juga.. pastinya banyak yg melek waktu pelajaran sejarah... :)

      Delete
    2. Versi komik perjuangan Sang Patriot sudah siap menanti dan rencana akan di published akhir tahun ini. Terima kasih atas review nya yang keren yaa.. :)

      Delete
  4. Novel sejarah dan kolosal sangat menarik untuk dibaca. Saya juga suka baca, terutama di saat sedang stress hahah...
    Good review. Saya jadi tertarik ingin cari bukunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk jenis novel sejarah, novel ini bagus dalam penyampaian.. :)

      Delete
  5. Huaaahh telat deh...

    Sukses yah Mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukannya masih tanggal 12 Mei ya Mba..??
      Terimakasih doanya Mba.. :)

      Delete
  6. Aku penasaran dg versi komiknya.. pasti lebih detil dan jelas ya penggambarannya.
    Iiihhh... serem yang pas adegan kekerasan dan kekejaman penjajah itu ya?
    Gutlak deh utk lombanya... semoga menang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. tapi belum tahu genre komiknya nih.. boleh dibaca anak SD atau nggak, smoga boleh.. :)
      Terimakasih.. :)

      Delete
    2. Genre komiknya justru di olah sedemikian rupa supaya cocok untuk anak SD mbak :)

      Delete
    3. Alhamdulillah kalau begitu... :)

      Delete
  7. kisah cinta sekaligus mengajak pembaca untuk mencintai Indonesia :)

    ReplyDelete
  8. Besok mau dibuat versi filmnya. Mo ikutan casting tidak? He...7x

    (komen kecegat rambo....)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh, jadi yg kesorot kakinya doang dapat honor berapa ya kira2?? hehehehe...

      Delete
  9. Terima kasih atas partisipasinya ya Mbak Riski Fitriasari :)

    ReplyDelete
  10. keren nih novelnya, sepertinya juga cocok dibaca pas malam 17an, sembari mengingat tentang perjuangan :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...