Tuesday 20 May 2014

Sopan Santun, Perlu Tidak Ya?


SELAMAT HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa

Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
Tak usah banyak bicara trus kerja keras
Hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus hai putra negri

***

Ada yang ingat lagu karya Alfred Simanjuntak itu? InsyaAllah ingat ya :). Lagu yang penuh semangat, yang dulu sangat suka saya nyanyikan karena liriknya bagus dan menginspirasi. Semoga lagu-lagu nasional dan perjuangan macam ini semakin sering didendangkan oleh anak-anak kita ya (saya jadi teringat ketika berkunjung ke museum Sumpah Pemuda, ada seorang ibu menggendong anaknya sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya sampai selesai dan anaknya ikut bernyanyi, saya salut dengan ibu itu, ya walaupun ada pengunjung lain yang memandang heran, justru saya malah heran dengan pengunjung itu :)).

Bait kedua dalam lagu di atas meminta kita para pemuda agar jujur, ikhlas, menunjukkan bukti nyata, teguh pendirian, berpikir jernih, dan berperilaku halus atau sopan.Nah, tentang baris terakhir nih yang bertingkah laku halus, kok sekarang sudah jarang ya anak muda yang mempraktikannya, atau jangan-jangan saya yang jarang mendengar dan melihatnya. Pekerjaan saya membuat saya banyak berinteraksi dengan anak-anak mulai dari SD kelas 5 sampai SMA kelas 12. Untuk masalah tingkah laku yang halus, saya mulai bisa menarik kesimpulan kalau anak SD sampai kelas 5 masih mempraktikan tingkah laku yang halus dan sopan ke orang yang lebih tua. Mulai dari kelas 6 ke atas, tingkah laku itu sudah mulai memudar, hanya satu satu anak saja yang bertingkah laku halus. Kenapa ya??

Pengaruh lingkungan? Ikut-ikutan teman? Atau memang di rumahnya sering melihat orang berperangai kasar dan tidak sopan, atau mendengar orang lain berucap kasar? Karena anak-anak adalah spons kan ya :) Saya sendiri, apakah saya berperilaku halus? InsyaAllah sebisa mungkin saya praktikan apa yang sudah orang tua saya ajarkan tentang sopan santun, tata krama dan ungah-ungguh.

Orang tua saya mengajarkan kepada saya :
  • Agar tidak pernah mengumpat, daripada mengumpat mending tersenyum dan berdoa yang baik, kata mereka itu lebih menyehatkan badan dan jiwa kita
  • Agar selalu berbicara dengan intonasi yang lebih rendah dan gaya bicara yang sopan kepada lawan bicara kita, apalagi itu orang tua. Sebisa mungkin kalau tidak setuju dengan ucapan mereka kita tersenyum dulu baru mengutarakan pendapat kita dengan bahasa yang halus, kalau mereka tidak setuju dengan pendapat kita, kita cukup tersenyum (ini kalau lagi ngobrol-ngobrol pepesan kosong ya).
  • Kalau sedang marah, ucapkan istighfar dulu 3 sampai 7 kali, baru bicara.
Sebetulnya masih banyak lagi sih ya, seperti mereka akan selalu menjelaskan kepada saya tentang perilaku yang sopan itu bagaimana, bilang ke saya "Riski, itu tidak sopan, kakinya jangan naik ke atas meja". Lalu menjelaskan alasannya. Atau kalau saya bertanya, "Pa, kok orang itu selalu ngomong anjing-anjing kalau lagi marah? Memangnya orang yang dimarahi itu mirip anjing?" Lalu Bapa akan menjelaskan alasannya, "Enggak mirip anjing, tapi kamu jangan bicara seperti dia ya, itu tidak sopan dan menyakiti perasaan orang lain dan perasaan anjingnya juga. Padahal nanti kamu mungkin akan membutuhkan bantuan mereka."

Saya pernah bilang ke anak-anak, jangan pernah mengumpat membawa nama-nama binatang atau barang-barang. Karena di akhirat nanti mereka akan berbicara menuntut kita. Sekarang logikanya, kalau kita membawa nama monyet untuk mengumpat, sedangkan monyet itu tidak pernah berbuat salah ke kita dan tidak berperangai buruk (monyet itu kan hewan, mereka hanya punya naluri, bukan akal), maka nanti semua jenis hewan yang dikelompokkan dalam golongan monyet pasti akan bertanya dan menuntut haknya di akhirat. Ini serius... saya tidak sedang bergurau :).

***

Oke.. jadi mari pemudi pemuda Indonesia, bertingkah laku halus dan sopan santun yuk, InsyaAllah dengan itu kehidupan pribadi dan sosial kita akan menjadi lebih baik :). Minimal, sekarang kurangi umpatan-umpatan.

10 comments:

  1. Setuju sekali dengan yg mak Riski tulis di atas.. semoga semakin banyak guru yang sangat concern dengan pendidikan moral dan kepribadian.. amin.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe... saya hanya sedikit saja mempraktikan, selebihnya lingkungan mereka lah yang paling banyak berpengaruh, terutama di rumah.. :)

      Delete
  2. Benar mbak, sepakat. Menurut saya, sopan santun sekarang mulai luntur. Apalagi kalau ngliat TV, duuh... sopan santun mungkin adalah perbendaharaan kata yang hanya pernah ada tanpa pernah tau makna apalagi di amalkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. :D Maka dari itu, kita harus sebisa mungkin memberikan contoh ke pemudi pemuda tentang sopan santun.. :)

      Delete
  3. perlu banget dong mbak sopan santun

    ReplyDelete
  4. Sopan santun perlu sekali di mana saja,kapan saja dan oleh dan bagi siapa saja.
    Sopan santun itu universal, tiap bangsa memiliki dan melakukannya.
    Saam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul... dan sopan santun itu perlu juga diajarkan ke generasi muda, siapa saja, dimana saja, kapan saja... :)

      Delete
  5. setujuuuu, hindari umpatan-umpataaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap.. mari sama-sama belajar dan berusaha Mak.. sekalian mengingatkan.. :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...