Tuesday 20 August 2019

OSENG GENJER DAN TIPNYA AGAR TIDAK PAHIT ATAU LANGU


genjer

Assalaamu'alaikum... ^_^

Wah, semalam saya buka blog ini ternyata sudah setahun saya tidak menulis apapun di sini *tepuk jidat*. Alasannya apa? Nanti saja deh, saya tulis di postingan tersendiri, hehehe. Semalam itu, saya lama sekali membuka-buka beberapa postingan yang pernah saya tulis, eh malah jadi kangen nulis lagi nih. Ada beberapa tema yang pingin saya lanjutkan, kebanyakan sih tentang kehidupan sehari-hari saja lah ya, pusing juga kalau temanya berat. Contohnya seperti postingan ini, saya pingin nulis tentang pengalaman saya memasak genjer.

Saya suka oseng genjer sedari kecil. Mama suka sekali memasak salah satu tanaman liar yang tumbuh di sawah ini. Seingat saya, dulu Mama sering diberi genjer oleh Ibu-ibu petani yang baru pulang dari sawah. Saya masih ingat dong rasanya, gurih pedas, apalagi jika dimakan bareng nasi pulen dan teri atau ikan asin goreng, hmmm. Di Jakarta, saya baru 3 tahun belakangan bertemu dengan genjer. Namun, ada yang berbeda dengan genjer yang dulu sering dimasak Mama. Genjer yang dulu dimasak Mama itu ada daunnya dan bunganya yang masih kuncup malah jarang ada, sedangkan genjer yang saya temui di pasar di Jakarta ini malah tidak ada daunnya, yang ada hanya bunga yang masih kuncup dengan batangnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...