Thursday 29 August 2013

Chocomory, Where Happiness Comes Alive


Hari Senin 19 Agustus kemarin, saya dan beberapa orang berbahagia karena diundang oleh @yukmakan pergi ke Puncak. Kalau acara bareng @yukmakan pastinya kita mau wisata kuliner dong ya. Wisata kuliner kali ini kami tidak hanya merasakan kelezatan makanan saja, tapi juga melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan makanan itu. Makanan apa sih? Makanan yang digemari oleh hampir seluruh penduduk bumi, yang katanya bisa mengendurkan syaraf kita yang tegang. Yepss… tak lain dan tak bukan adalah cokelat. Hloo.. ke puncak mau makan cokelat? Serius?

Belum tau ya… 

Di daerah Puncak Bogor, tepatnya di Cimory Riverside, Jalan Raya Puncak 415 Cisarua, Puncak Bogor ada satu brand cokelat yang tidak hanya menjual cokelat, tapi mereka ingin yang menikmati cokelatnya bisa merasakan kebahagiaan dalam jiwanya menjadi hidup, nama tempatnya yaitu Chocomory. Chocomory adalah salah satu brand cokelat di bawah naungan dari Cimory Factory. Sudah tau lah ya kalau susu dan yogurt dari Cimory itu enak, seger, dan kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Pastinya mereka juga akan menggarap Chocomory dengan kesungguhan hati juga. Seperti yang saya sebutkan tadi, Chocomory bukan hanya menjual cokelat, tapi para pengunjung juga akan dimanjakan dan dibahagiakan, karena pengunjung juga bisa mencetak cokelat secara langsung di pabriknya yang terletak di lantai 2, tepat di atas toko cokelatnya. Baru ada kan.. toko cokelat yang pabriknya mau dibuka untuk umum.

Bagian depan pabrik coklat Chocomory
Bagian dalam pabrik yang bersih, saya foto dari luar karena dindingnya dari kaca
Begitu melihat bagian luar dari Chocomory factory ini, kesan pertama yang saya rasakan adalah bersih, nyaman, artistik, dan lhoo.. kok kaca semua, ternyata karena Chocomory ingin semua proses pembuatan cokelat dapat dilihat. Ada satu spot bagian luar pabrik yang didesain semirip mungkin dengan negeri dongeng, yaitu seperti pintu masuk ke sebuah negeri cokelat. Tidak bisa berhenti kamera ini membidik spot tersebut, sungguh cantik. Masuk ke dalamnya, kita diwajibkan membuka alas kaki, agar kuman yang dibawa alas kaki kita tidak ikut masuk. Nah ketika masuk ke dalam pabriknya, saya sarankan untuk memejamkan mata dan hirup nafas dalam dan pelan, karena harumnya cokelat begitu semerbak di sini. Harum cokelat itu langsung mengendurkan urat syaraf saya yang tegang karena dikejar deadline, ahh.. betapa menenangkan. Pada kesempatan itu, kebetulan the owner of Chocomory yang sangat enerjik, cerah, dan tau banget tentang cokelat, Bapak Alex Sutantio, menemani kami untuk memberikan gambaran tentang Chocomory (Saya yakin beliau super energik karena pengaruh cokelat dan susu dari Cimory). Di pabrik itu kami diterangkan bagaimana tahapan proses pembuatan cokelat dan diberitahu darimana bahan dasar cokelat Chocomory ini berasal.


Bahan dasar Milk chocolate dari Belgia
Bahan dasar cokelat Chocomory berasal dari cokelat Belgia, dimana 36% nya ternyata adalah biji kakao dari Jawa. Jadi cokelatnya dipilih yang kualitas premium. Bentuk bahan baku cokelat premium itu seperti pallete, yang akan langsung meleleh jika dimasukkan ke dalam mulut, mmmm… so yummy. Puas diajak berkeliling pabrik Chocomory yang bersih dan menenangkan itu, akhirnya saat yang dinanti tiba, kami mencetak cokelat. Dipandu oleh chocolatier (orang yang membuat cokelat, chefnya cokelat) yang ramah, kami memulai aksi kami… Ah kacau, tapi exited karena belum pernah seumur hidup saya mencetak cokelat. Pas sudah jadi senengnyaaaa bukan main, ya Allah saya bisa bikin cokelat yang kayak di supermarket itu. Tuh, saya saja seneng, apalagi anak-anak ya… seneng banget pastinya.


Yuk cetak cokelat kalian sendiri ^_^
Tidak hanya itu kebahagiaan yang didapat, cokelat yang sudah jadi itu boleh dibungkus lalu dibawa pulang.. yeayyy. Hanya saja ketika saya cari di pembungkusnya kolom putih untuk menulis made by Riski belum ada, tidak apalah. Lalu masih ada lagi kebahagiaan selanjutnya, kita boleh mencicipi cokelat tester yang disediakan di situ… uuu surga banget. Terussss masih ada lagi (banyak banget kan happy nya.. ^_^), kali ini ketika turun lantai satu kita langsung bisa masuk ke tokonya Chocomory.


Ini dia tester nya, dari seri Chocolate Cover
Toko ini didesain dengan kesan hommy karena banyak komponen kayu di sini, sehingga pengunjung akan merasakan seperti berada di rumah sendiri. Selain itu, kemasan cokelat juga dibuat semenarik mungkin, dan ditata dengan sangat rapi. Sumpah kalau kamu kesini siap-siap kalap, soalnya bener-bener bikin tangan itu tidak berhenti untuk memindahkan cokelat dari rak ke keranjang belanja.


Chocomory Shop

Nah soal jenis cokelat yang dijual, ada banyak sekali tapi dibagi menjadi 4 jenis utama yaitu ada chocolate bar, chocolate cover, chocolate rocher & lollypop, pralines, dan product cokelat yang lain.


Chocolate Bar
Chocolate bar yang diproduksi ada 4 jenis yaitu White chocolate, Milk Chocolate, Dark Chocolate 55%, dan Dark Chocolate 70%. Dimana dari keempat jenis tersebut masing-masing mempunyai rasa original, dan diberi campuran almond, atau cashew. Dari rasa, manisnya pas, untuk milk chocolate rasanya tidak eneg, kemudian untuk dark chocolate kita akan dapat mencicipi sensasi manis pahit cokelat yang enak sekali.


Packaging cantik untuk Chocolate bar
Chocolate Cover
Chocolate cover adalah makanan yang diselimuti oleh cokelat. Jenisnya ada bermacam-macam, yaitu Almond Crunchies, Chocoreo, Cookie Coin, Wafer Finger, dan Cornflakes. Almond crunchies berisi bahan campuran dari almond halus yang berpadu dengan caramel yang renyah kemudian dibalut dengan cokelat, sehingga menghasilkan sensasi cokelat pertama kali dimakan kemudian kriuk dan manisnya caramel dipadu dengan gurihnya almond, sungguh menciptakan harmoni rasa cokelat yang unik. Hanya saja saat itu tester almond crunchies kami terlalu manis di caramel, kalau manis caramel dikurangi sedikit pasti saya akan bawa semua tester itu pulang. Lalu cornflakes, cornflakes biasa yang gurih dan crunchy lalu dibalut dengan cokelat, paduan rasanya sangat membuat ketagihan. Untuk chocoreo, cookie coin, dan wafer finger rasanya sangat menggoda mulut untuh terus mengunyah. Silahkan anda coba sendiri ya.


Varian Chocolate cover : Cornflakes & Chocoreo ^_^
Chocolate Rocher & Lollypop
Dibentuk seperti permen lollypop dan diberi karakter atau hiasan yang menarik. Ada beberapa jenis  yang dibuat, yaitu almond rocher, cashew rocher, cornflakes rocher, riceball rocher, milky marrie, lollypop duo, dan lollypop oreo. Rocher & lollypop ini bisa dibeli satuan, jadi kita bisa menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk keponakan di rumah.


Riceball Rocher Mood Booster!! IDR 10.000
Pralines
Pralines adalah cokelat yang punya isian. Isiannya ada yang berasal dari hazelnut, peanut butter, nutella, cerry, green tea, ada juga dari caramel, noughat, coffee, atau strawberry. Pralines juga bisa dibeli satuan dibentuk dengan sangat menarik, dan dibungkus dengan wadah yang sangat elegan. Kado yang pantas nih untuk acara sweet February kamu bareng orang terkasih.

Product lain
Selain produk cokelat diatas, Chocomory juga menjual saus cokelat, iced chocolate yang sangat menyegarkan, dan hot chocolate dalam bentuk pallete. Jadi minuman hot chocolate yang biasanya kita beli itu dalam bentuk bubuk yang sebenernya adalah ampas dari cokelat, minyak cokelat yang enak itu sudah tidak ada. Nah kalau di chocomory, hot chocolatenya dijual dalam bentuk pallete aslinya, jadi minyak cokelat yang enak itu masih ada. Cukup dituang air panas, tunggu sebentar, aduk, lalu cokelat panas yang nikmat dan menenangkan itu bisa melewati kerongkongan kita dengan anggunnya. Ahhhh…..

Yang terakhir ini adalah masalahnya ibu-ibu, HARGA… Untuk seukuran Chocomory yang bahan-bahannya berkualitas premium dan selalu fresh, harga antara IDR 2000 – 40.000 adalah harga yang sangat terjangkau menurut saya. Saya saja yang pelit beli-beli oleh-oleh tidak segan untuk beli banyak kemarin, karena kapan lagi coba, cokelat seistimewa itu range harganya terjangkau banget.

Nah itulah yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman saya di Chocomory, bikin ketagihan. Seperti yang saya tulis di awal kalau Chocomory ini berada di kawasan Cimory Riverside, jadi setelah anda berbahagia di Chocomory, anda masih bisa bersantai-santai dulu menikmati makan siang di Cimory Resto sambil melihat aliran air bening beriak yang menyelinap diantara bebatuan alami yang tertata sedemikian apiknya. Setelah itu bisa juga berbelanja di swalayan oleh-oleh Cimory, snack, dan cinderamata. Fasilitas toilet dan musholanya juga nyaman dan bersih.


Salah satu sudut di dalam Cimory Resto

Ini dia view aliran sungai Ciliwung yang masih bersih & eksotis di Cimory Resto
Pokoknya sungguh, Cimory Riverside and Chocomory are places where happiness come alive. Ke Puncak nggak ke Cimory Riverside dan Chocomory, anda rugi, coba deh sekali dulu, selanjutnya terserah anda. 


Bersama teman-teman dari @yukmakan, maaf untuk para prianya ternyata tidak ada foto bersama di kamera saya

Selamat berlibur.... ^_^



Chocomory  
Cimory Riverside
Jalan Raya Puncak 415
Cisarua, Puncak
Bogor

BBM               : 25C4B419
Telp                 : +6281212407500  
FB Fan Page  : Chocomory
Twitter            : @ChocomoryChoco

Friday 23 August 2013

Mudik Motor 1434 H Jakarta - Bumiayu part 2

Bukan kampung saya ^_^

Waahhh... sepertinya saya terlalu lama mempublish yang part 2. Oke deh mumpung bulan Syawal belum berakhir, saya lanjutkan pengalaman mudik saya dan suami saat Hari Raya Idul Fitri 1434 H kemarin.

Alhamdulillah kami tiba dengan selamat di rumah suami tepat ketika orang-orang selesai sholat Subuh, karena kebetulan rumah suami terletak di depan mushola. Setelah mengobrol sebentar dengan Bapak dan Kakak, lalu kami sholat Subuh dan tidur sampai siang. Arrgghhh... badan pegel-pegelnya luar biasa. Hari itu, kami tidak pergi kemana-mana. Besoknya saya minta ke rumah orang tua saya yang hanya beda desa, tetapi masih satu kecamatan dengan desa suami... hehehe... enak kan? Melepas rindu dengan Mama dan Bapa, sekalian ikut masak untuk berbuka. Setelah berbuka, saya pulang ke rumah suami.

Esoknya, adalah sehari menjelang Idul Fitri, sorenya saya minta diantar lagi ke rumah Mama, sampai Maghrib. Selepas Maghrib, berarti malam Idul Fitri ya, saya dijemput untuk membantu panitia zakat di lingkungan dusun suami. Ya kan rumah suami di depan mushola, dan kebetulan Bapak sering jadi imam sholat di mushola itu. Alhamdulillah, jamaah mushola mempercayakan pengumpulan dan pembagian zakatnya pada keluarga suami. Ini merupakan kegiatan tahunan di rumah suami. Biasanya, tugas Bapak mencatat penerima zakat, menuliskannya di kupon lalu menyuruh anak-anak kecil di sekitar rumah untuk membagi kupon tersebut kepada nama dalam kupon itu. Bapak juga yang menerima zakat dari pemberi zakat, melakukan akad zakat dan mendoakan zakat tersebut. Setelah terkumpul, biasanya setelah sholat Maghrib, Kakak dan suami mulai menimbang, sedangkan saya bertugas mengikat plastik pembungkus, kemudian menjejerkannya lalu menghitung jumlah bungkusan tersebut. Sangat menyenangkan ketika melihat satu persatu wajah penerima zakat datang untuk mengambil haknya. Sekalian mengobrol ringan sebentar dan bersilaturahim. Kalau yang tidak bisa datang, maka zakat tersebut diantar oleh anak-anak kecil di sekitar rumah kami. Jangan salah lho... mereka hafal rumah si Inu atau si Anu, masih erat kan silaturahimnya? Semoga begitu seterusnya, amiiiiin. Eh ya.. Bapak biasanya sudah tidur jam 8 malam, tapi malam Idul Fitri ini, Bapak akan tidur jika semua beras zakat sudah diperoleh oleh semua penerima zakat.

Jadi panitia zakat di malam takbiran ^_^
Nah, malam Idul Fitri kemarin, di desa suami diadakan pawai obor dan takbiran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Keponakan sudah menunggui saya selesai membungkus beras zakat, akhirnya saya juga ikut pawai. Meriah sekali, rasanya benar-benar menyambut kemenangan. Sepanjang jalan, takbir terus berkumandang, diiringi oleh musik calung dari grup calung anak-anak di desa suami.

Pawai Obor sambut Idul Fitri 1434 H
Esoknya, saya ikut sholat Ied di lapangan rice mill di desa suami. Ada acara unik setelah sholat Ied, yang dilaksanakan oleh hampir semua mushola dan masjid di desa suami saya, namanya Kepungan Kupat. Acara ini khusus para pria saja, mulai dari anak laki-laki sampai laki-laki dewasa. Di sini setiap keluarga akan membawa nampan berisi ketupat beberapa buah, dan opor atau rendang satu mangkuk. Nah dari rumah selain membawa hantaran tersebuut, masing-masing pria itu juga membawa sendok. Acaranya dimulai persis sepulang dari sholat Ied. Dimulai dengan ucapan syukur telah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, lalu doa-doa, kemudian makan bersama dari nampan ketupat yang telah ditukar satu sama lain. Intinya acara ini mengajarkan rasa syukur dan mempererat kebersamaan warga.

Setelah Kepungan Kupat, kami sekeluarga berjejer rapi untuk sungkeman dengan Bapak, dan maaf-maafan dengan kakak-kakak dan para keponakan. Setelah itu kakak-kakak pergi ke rumah mertua masing-masing. Kami menjadi penunggu rumah hehehe... Kalau para kakak sudah pulang ke rumah, maka giliran kami yang berkunjung ke rumah Mama dan Bapa saya, biasanya kami menginap semalam dua malam. Karena kemarin kami terlalu sore datangnya, maka saya tidak bisa bertemu dengan adik-adik, baru di hari kedua Idul Fitri kami bisa bertemu. Desa saya lebih pelosok dibanding dengan desa suami yang tidak jauh dari pusat kota, untuk menuju desa saya, kami harus melalui hamparan sawah yang luas. Kebetulan bulan itu padi-padi sudah menguning, bahkan ada yang sudah panen. Indah sekali...

Jalan, sawah, dan sunrise di desa saya ^_^
Hari berikutnya, kami lanjutkan untuk bersilaturahim ke rumah kakek nenek saya di Purwokerto, semua Om, Tante dan sepupu sedang berkumpul di sana. Ramaiiii... serruuuu...

Esoknya kami ada acara reuni akbar di SMA almamater kami, karena kebetulan saya dan suami satu almamater hanya beda angkatan. Semua angkatan diundang. Hmm... lama tidak bertemu mereka, kalau dari fisik belum ada perubahan yang signifikan, tetapi dari segi kehidupan, alhamdulillah kami semua mempunyai kehidupan yang bahagia.

Hari berikutnya, kami gunakan untuk beristirahat dan packing, karena lusa kami sudah harus balik lagi ke Jakarta. Tanggal 12 Agustus 2013 setelah sholat Dzuhur, sekitaran jam 13.30, kami berangkat ke Jakarta dengan motor lagi, melewati jalur yang kurang lebih sama, hanya tidak melewati kota Tegal, tetapi mengambil arah ke Ketanggungan Brebes langsung Cirebon. Alhamdulillah sampai di Jakarta tepat saat adzan Subuh.

Menikmati sunset di atas motor di daerah Indramayu
Begitulah perjalanan mudik saya dan suami dengan motor. Semoga tips-tips mudik dengan motor yang saya share di postingan sebelum ini bisa bermanfaat untuk anda. Mudik adalah ajang silaturahim ke sanak keluarga, bagi kita yang mampu. Bagi yang tidak mampu karena alasan tertentu, menurut saya jangan terlalu dipaksakan, karena alat komunikasi sudah canggih, kita bisa bersilaturahim jarak jauh kan?? Oke... semoga kita masih bisa berjumpa dengan Ramadhan-Ramadhan dan Idul Fitri selanjutnya... amiiiiiin.

Salam #MudikMotor
Amin Riski ^_^

Wednesday 14 August 2013

Mudik Motor 1434 H Jakarta - Bumiayu part 1 (Tips Mudik dengan Motor)

Assalaamu'alaikum.. ^_^


Sebelumnya, saya mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Taqobalallahu Minna wa Minkum, Shiyamana wa Shiyamakum
Amiiiin...

Alhamdulillah sudah 2 tahun lebih saya ikut suami merantau di Jakarta, meninggalkan kampung halaman saya di daerah Brebes Selatan. Seperti umunya perantau di Indonesia, menjelang hari raya Idul Fitri, pastinya sudah banyak yang ribet-ribet untuk melakukan tradisi yang satu ini. Apalagi kalau bukan MUDIK... *prokprokprok. Yepp... mudik mungkin singkatan dari "mau pulang ke udik (kampung)", memang sudah menjadi tradisi khas Idul Fitri di Indonesia. Pulang kampung untuk bersilaturahim dengan keluarga di kampung, dan saling maaf memaafkan, ahh merupakan suatu bagian yang paling menyenangkan ketika mudik. Nah lho... berarti ada bagian yang tidak menyenangkan dong ya... Mungkin bukannya tidak menyenangkan, tapi melelahkan sekaligus meribetkan. Apalagi kalau bukan perjalanan mudiknya.... :(

Tahun ini, saya dan suami memutuskan untuk mudik menggunakan motor. #MudikMotor pernah kami lakukan pada Idul Fitri 1432 H, selain itu juga karena berbagai macam pertimbangan, yang saya share di twitter (@RiskiRingan), hehehe. Pertimbangannya adalah :
  1. Di kampung saya enggak ada bandara atau pelabuhan
  2. Kalau naik kereta, masih sedikit kereta yang berhenti di stasiun kecamatan. Trus bayar tiketnya musti full sama seperti harga tiket Jakarta-Yogyakarta
  3. Naik bus, takut kena macet di jalan trus susah kalau mau buang air kecil
  4. Mau naik sepeda biar lebih irit? Alamak jaann! Bisa dipijat 7 hari 7 malam nih badan.
Mudik menggunakan motor juga harus membutuhkan persiapan yang matang, seperti ini:
  1. Persiapan untuk si motor (cek mesin, ganti/bersihkan busi, ganti oli, cek ban & ganti bila sudah rata, isi penuh tangki bensin, bawa surat-surat berkendara macam STNK & SIM).
  2. Persiapan untuk pengendara (pakai helm SNI, pelindung dada jika mau, jaket tebal, sarung tangan & masker, pakai kaus kaki & sepatu yang nyaman).
  3. Persiapan untuk pembonceng seperti saya (sama seperti pengendara, hanya ditambah dengan menyiapkan bantal leher untuk alas duduk).
  4. Pelajari jalur mudik yang akan dilewati, bisa dengan memelajari peta, tanya ke teman yang sudah pengalaman atau mudik bareng dengan rombongan.
  5. Membawa barang secukupnya saja, jangan sampai melebihi kapasitas atau bahkan sampai si pembonceng harus memangku barang (this big no no!). Barang bawaan yang dibawa cukup pakaian & bekal selama mudik. Untuk oleh-oleh lain bisa dipaketkan saja sebelum lebaran (sekitar 3 minggu sebelum lebaran).
  6. Bawa makanan & minuman sendiri agar tidak sering jajan di sepanjang jalan, sebab biasanya harga makanan yang dijual di pinggir jalan sudah naik berkali lipat.
  7. Membawa obat-obatan pribadi & obat-obatan dasar serta P3K (obat pusing, penurun panas, obat luka, perban & plesternya, obat diare/sakit perut, serta gunting.
  8. Berangkat sebelum atau sesudah jadwal berangkat bus, agar di jalan kita tidak bertemu banyak kendaraan besar. Sebaiknya kita tahu atau bertanya di terminal, jadwal keberangkatan bus.
  9. Bawa uang kecil pecahan Rp 1.000 atau Rp 2.000 untuk membayar toilet, parkir, atau pengamen.



Oke, itulah tips mudik menggunakan motor melalui jalur Jakarta-Purwokerto lewat pantura yang saya share di twitter saya. Rute yang kami tempuh yaitu Jakarta - Bekasi Kota - Cikarang - Karawang - Sukamandi - Pamanukan - Lohbener - Arjawinangun - Cirebon - Brebes - Tegal - Slawi - Bumiayu - Purwokerto. Kami memilih lewat Slawi karena takut kena macet di jalur Ketanggungan Brebes. 

Bekal Peta sangat penting untuk mudik
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi oleh pemandangan yang bergonta-ganti antara perkotaan dan pedesaan, mulai dari sawah hingga muara. Selain pemandangan alam, kami juga disuguhi berbagai macam hal unik sesama pemudik, seperti rombongan mudik gratis, pemudik sepeda, pemudik vespa, pemudik bajaj, dan pemudik yang memakai atribut-atribut khusus. Sayangnya hal-hal unik tersebut tidak bisa saya abadikan, karena saya agak khawatir kalau berfoto sambil melaju dengan motor.

Saat mudik, masih bulan puasa, sehingga kami sengaja memilih berangkat jam 13.30 WIB, agar ketika maghrib, kami sudah sampai di daerah Indramayu, juga dimaksudkan agar puasanya tidak berasa. Alhamdulillah, perkiraan kami tidak meleset, kami tiba di daerah Ciasem Indramayu ketika adzan Maghrib berkumandang, hingga kamipun memtuskan untuk melipir mencari mushola atau masjid, untuk berbuka dan sholat.

Suasana buka puasa di Masjid Al Muhajirin Ciasem dan menu buka puasa kami
Menu berbuka itu harganya Rp 20.000,- harga yang cukup mahal untuk kami, karena menu itu kami beli di warung biasa, bukan restoran, tetapi Alhamdulillah rasanya sangat enak :) . Setelah berbuka dan sholat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami hanya berhenti 2 jam sekali, itupun tidak sembarangan berhenti, kami memilih mushola, masjid, pom bensin, atau rest area untuk menghindari orang-orang jahat jika kami berhenti di tempat yang sepi.

Saat sedang berhenti dan beristirahat
Akhirnya, setelah melewati perjalanan yang panjang dan menegangkan, karena saat di daerah pantura banyak sekali kendaraan besar dan di hutan jati Margasari Tegal sangat sepi dan dingin, kamipun sampai dengan selamat di rumah suami tepat saat adzan Subuh. Alhamdulillah...

Oke sekian dulu cerita perjalanan mudik saya, untuk tahun ini Alhamdulillah arus lalu lintasnya lancar, walaupun sayangnya saya tidak bisa banyak mengabadikan momen-momen mudik. 
Saya sambung lagi ceritanya besok ya... :)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...