Saturday 16 January 2016

Cerita KRL : Stasiun Serpong, Persinggahan Pertama Wisata Stasiun

Assalaamu'alaikum... ^_^

Hari Minggu tanggal 3 Januari 2016 yang lalu saya mulai "ngukur rel", tapi hari itu saya tidak punya pertimbangan ke stasiun mana dulu. Saya rencananya mau ke stasiun Maja, karena jalur itu belum pernah saya lewati sebelumnya. Berdasarkan infografis dari krl.co.id, jika saya ingin ke stasiun Maja, maka saya harus ke stasiun Tanah Abang dulu. Soalnya saya tidak tinggal di jalur hijau tersebut, hehehe.

Silakan baca rencana saya ini : Rencana Menelusuri Jalur KRL Jabodetabek

Saya turun di Manggarai, lalu mencari kereta ke arah Tanah Abang, kebetulan ada kereta tujuan Duri di jalur 5, naik lah saya. Ramai juga ya walaupun hari Minggu. Mungkin banyak keluarga ingin berlibur atau belanja di pasar Tanah Abang. Waktu naik kereta itu, yang mengumumkan jurusan, sudah tiba dimana dan akan melewati stasiun apa saja di dalam kereta (namanya announcer ya) adalah perempuan, biasanya laki-laki (etapi ini bukan suara mesin otomatis), apa mungkin masinisnya atau asisten masinisnya perempuan ya? Waaaa... emansipasi ini.. hehehe (saya bukan feminis lho..).

Suasana lantai 2 Stasiun Tanah Abang
Setibanya di stasiun Tanah Abang (saya sudah siap-siap di depan pintu saat kereta saya berangkat dari stasiun Karet), kereta saya berhenti di peron 1. Saya lalu naik tangga dan menuju ke peron 5 dan 6, karena di situlah kereta jurusan Maja akan masuk. Oh iya, setelah sampai lantai 2 stasiun Tanah Abang, langsung ke peron 5 atau 6 ya, jangan sampai salah ngetap keluar. Sesampainya di peron 5, sudah ada kereta yang menunggu tapi jurusan Serpong, sedangkan jurusan Maja masih 1 jam lagi. Akhirnya karena sudah siang, saya memutuskan pergi ke Serpong saja hari itu.

Kenapa saya sudah berdiri di stasiun Karet? Ini dia alasannya : Naik Commuterline Saat Jam Sibuk

Menuju ke Serpong, nanti kita akan melewati stasiun Palmerah, Kebayoran, Pondok Ranji, Jurang Mangu, Sudimara, dan Rawa Buntu, baru Serpong. Saya baru ngeh bakal melewati stasiun Palmerah yang fotonya banyak seliweran di instagram, kepikiran pingin turun, tapi ahh.. langsung ke Serpong saja. Saya sengaja memilih berdiri di dekat pintu sebelah kiri dari arah laju kereta. Pemandangannya ya biasa perkotaan, namun setelah dari stasiun Kebayoran, pemandangannya berganti menjadi lebih banyak pepohonan, segeeerrr... hehehe. Oh iya, stasiun Kebayoran saat itu sedang direnovasi, sepertinya bakal mirip stasiun Palmerah yang instagram-able deh. Berikut pemandangan yang bakal kita lihat dari sisi tersebut.

Pemandangan dari stasiun Tanah Abang ke stasiun Palmerah
Pemandangan setelah stasiun Kebayoran
Akhirnya setelah dilihatin sama bapak-bapak gara-gara saya keukeuh enggak mau duduk padahal banyak bangku kosong, saya pun sampai di stasiun Serpong. Haduh.. maaf ya, saya enggak lihat berapa lama waktu tempuhnya (jadi pelajaran untuk trip selanjutnya, hehe). Waktu itu keretanya berhenti di jalur 3. Ternyata desainnya hampir mirip dengan stasiun Tanah Abang. Jadi kalau saya mau keluar stasiun, saya harus naik tangga dulu ke lantai 2, hati-hati ya, tangganya sudah banyak yang keropos.


Fasilitas di lantai 2 stasiun
  • beberapa bangku di sepanjang dinding sampingnya untuk duduk
  • colokan untuk ngisi baterai HP (charging stastion) di dekat pintu jalur 3 & 4
  • kantor PPKA
  • ATM BNI & Mandiri
  • Loket tiket KRL & kereta lokal ke Merak
  • Toilet
  • Mushola

Situasi loket stasiun Serpong (difoto dari depan pintu toilet)
Charging stastion di stasiun Serpong
Toilet dan mushola ada di luar pintu masuk. Jadi kita harus ngetap keluar dulu (kalau dari dalam stasiun) untuk menggunakan fasilitas ini. Toilet pun hanya ada di lantai 2, di dalam stasiunnya (di peron) tidak ada toilet. Kalau kebelet pipis harus ngetap keluar dulu atau sebelum ngetap masuk, pipis dulu. Di toilet ada 2 wastafel dan 3 wc. Lantainya enggak terlalu kering sih, tapi airnya bersih. Saat itu saya lupa ngecek mushola, maafkan yaaaaa. Saya keluar dari stasiun, lewat pintu di sebelahnya papan informasi. Jadi setelah ngetap keluar langsung ambil kiri, nah turun deh tangga situ.



Fasilitas di luar bangunan stasiun
  • Parkir motor dan mobil
  • 2 minimarket
  • ATM Danamon
  • Tempat meneduh siang hari (ada pohon beringin besar maksudnya)

Keluar dari stasiun Serpong, ada banyak warung makan, mulai dari warteg, bakso, mie ayam, warung padang, dan warmindo. Penjual minuman (yang akua mijon pokari), masker, tissue dan aksesoris juga ada. Sampai di ujung jalan ada pangkalan ojek, tapi kalau mau naik ojek, di depan stasiun juga banyak kok yang nawarin. Ujung jalan itu ternyata pertigaan yang dekat dengan perlintasan. Alamak jaann.. gimana macetnya ya kalau hari kerja. Kalau belok kiri, kita akan menemui pasar Serpong, dan kalau belok kanan agak sepi sih, ada pertokoan gitu dan beberapa gerobak makan. Eh ada bebek kaleyo juga di sebelah kanan.

Sepanjang jalan sisi kiri menuju stasiun Serpong
Pasar Serpong
Perlintasan kereta api
Siang itu panas, jadi saya memutuskan untuk mengganjal perut dulu. Beli siomay dan es campur, total harganya Rp 18.000. Setelah kenyang enggak kenyang (orang Indonesia kalau belum makan nasi itu enggak kenyang), saya memutuskan pulang saja. Saya pun masuk lagi ke stasiun Serpong. Tadinya saya mau masuk ke peron 1 & 2 karena itu tujuan Tanah Abang, tapi saya kepikiran untuk bertanya dulu kepada petugas di situ kereta yang ke Tanah Abang ada di peron mana? Kata petugasnya, itu kereta yang lagi nunggu di peron 4 mau ke Tanah Abang. Oke fix akhirnya saya memutuskan untuk lebih percaya ke Akang Petugas (masih muda euy) dan suara dari mikrofon. Betul lah kereta itu dan masih kosong pula, hahahaha. Berangkatnya kan sudah berdiri, pulangnya saya mau duduk saja lah, capek habis panas-panasan di pasar. Saya langsung masuk ke dalam kereta lalu duduk, karena saya lihat jarang sekali tempat duduk di peronnya (banyaknya yang ngegoser di lantai peron).

Pemandangan peron di stasiun Serpong sisi sebelah kiri dan kanan yang ke arah Tanah Abang
Oke.. itu dulu cerita saya tentang stasiun Serpong. Semoga stasiun ini dapat jatah untuk direnovasi ya. Kalau bisa itu di dalam peronnya di sediakan toilet dan tempat duduk untuk nunggu. Teman ReeNgan ada yang mau jalan-jalan naik KRL? Oh iya, kalau saya ada kurang bahas apanya, tolong saya diberitahu ya biar nanti saya lengkapi.. :). Terimakasih.. ^_^

6 comments:

  1. serpong itu jaaauuuh..dan mba Riski berdiri? supeeer.
    diantara jalur KRL jabodetabek..stasiun yang paling kece Bogor. masih ada nuansa kuno nya soalnya..truuusss..kulinernya bejibuun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya berdiri, hehehe... Hari Minggu jadinya lancar, enggak ditahan. ^_^

      Delete
  2. Saya juga suka stasiun kereta mba. Suka sama bangunannya yg biasanya sih arsitektur belanda gitu. Boleh juga idenya wisata stasiun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Indonesia masih banyak stasiun yang memertahankan bangunan model Belanda ini. Tapi memang sebaiknya begitu sih, hehehe. Hanya perlu diperbaiki sarana penunjangnya saja. Ayo jalan-jalan bareng saya Mba Ety.

      Delete
  3. aku jarang naik kereta, tapi liat fasilitas di stasiun itu udah lengkap banget ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo naik kereta, Kak Selvy. Sekarang sudah lebih lebih teratur kok :).

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...