Wednesday 14 August 2013

Mudik Motor 1434 H Jakarta - Bumiayu part 1 (Tips Mudik dengan Motor)

Assalaamu'alaikum.. ^_^


Sebelumnya, saya mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Taqobalallahu Minna wa Minkum, Shiyamana wa Shiyamakum
Amiiiin...

Alhamdulillah sudah 2 tahun lebih saya ikut suami merantau di Jakarta, meninggalkan kampung halaman saya di daerah Brebes Selatan. Seperti umunya perantau di Indonesia, menjelang hari raya Idul Fitri, pastinya sudah banyak yang ribet-ribet untuk melakukan tradisi yang satu ini. Apalagi kalau bukan MUDIK... *prokprokprok. Yepp... mudik mungkin singkatan dari "mau pulang ke udik (kampung)", memang sudah menjadi tradisi khas Idul Fitri di Indonesia. Pulang kampung untuk bersilaturahim dengan keluarga di kampung, dan saling maaf memaafkan, ahh merupakan suatu bagian yang paling menyenangkan ketika mudik. Nah lho... berarti ada bagian yang tidak menyenangkan dong ya... Mungkin bukannya tidak menyenangkan, tapi melelahkan sekaligus meribetkan. Apalagi kalau bukan perjalanan mudiknya.... :(

Tahun ini, saya dan suami memutuskan untuk mudik menggunakan motor. #MudikMotor pernah kami lakukan pada Idul Fitri 1432 H, selain itu juga karena berbagai macam pertimbangan, yang saya share di twitter (@RiskiRingan), hehehe. Pertimbangannya adalah :
  1. Di kampung saya enggak ada bandara atau pelabuhan
  2. Kalau naik kereta, masih sedikit kereta yang berhenti di stasiun kecamatan. Trus bayar tiketnya musti full sama seperti harga tiket Jakarta-Yogyakarta
  3. Naik bus, takut kena macet di jalan trus susah kalau mau buang air kecil
  4. Mau naik sepeda biar lebih irit? Alamak jaann! Bisa dipijat 7 hari 7 malam nih badan.
Mudik menggunakan motor juga harus membutuhkan persiapan yang matang, seperti ini:
  1. Persiapan untuk si motor (cek mesin, ganti/bersihkan busi, ganti oli, cek ban & ganti bila sudah rata, isi penuh tangki bensin, bawa surat-surat berkendara macam STNK & SIM).
  2. Persiapan untuk pengendara (pakai helm SNI, pelindung dada jika mau, jaket tebal, sarung tangan & masker, pakai kaus kaki & sepatu yang nyaman).
  3. Persiapan untuk pembonceng seperti saya (sama seperti pengendara, hanya ditambah dengan menyiapkan bantal leher untuk alas duduk).
  4. Pelajari jalur mudik yang akan dilewati, bisa dengan memelajari peta, tanya ke teman yang sudah pengalaman atau mudik bareng dengan rombongan.
  5. Membawa barang secukupnya saja, jangan sampai melebihi kapasitas atau bahkan sampai si pembonceng harus memangku barang (this big no no!). Barang bawaan yang dibawa cukup pakaian & bekal selama mudik. Untuk oleh-oleh lain bisa dipaketkan saja sebelum lebaran (sekitar 3 minggu sebelum lebaran).
  6. Bawa makanan & minuman sendiri agar tidak sering jajan di sepanjang jalan, sebab biasanya harga makanan yang dijual di pinggir jalan sudah naik berkali lipat.
  7. Membawa obat-obatan pribadi & obat-obatan dasar serta P3K (obat pusing, penurun panas, obat luka, perban & plesternya, obat diare/sakit perut, serta gunting.
  8. Berangkat sebelum atau sesudah jadwal berangkat bus, agar di jalan kita tidak bertemu banyak kendaraan besar. Sebaiknya kita tahu atau bertanya di terminal, jadwal keberangkatan bus.
  9. Bawa uang kecil pecahan Rp 1.000 atau Rp 2.000 untuk membayar toilet, parkir, atau pengamen.



Oke, itulah tips mudik menggunakan motor melalui jalur Jakarta-Purwokerto lewat pantura yang saya share di twitter saya. Rute yang kami tempuh yaitu Jakarta - Bekasi Kota - Cikarang - Karawang - Sukamandi - Pamanukan - Lohbener - Arjawinangun - Cirebon - Brebes - Tegal - Slawi - Bumiayu - Purwokerto. Kami memilih lewat Slawi karena takut kena macet di jalur Ketanggungan Brebes. 

Bekal Peta sangat penting untuk mudik
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi oleh pemandangan yang bergonta-ganti antara perkotaan dan pedesaan, mulai dari sawah hingga muara. Selain pemandangan alam, kami juga disuguhi berbagai macam hal unik sesama pemudik, seperti rombongan mudik gratis, pemudik sepeda, pemudik vespa, pemudik bajaj, dan pemudik yang memakai atribut-atribut khusus. Sayangnya hal-hal unik tersebut tidak bisa saya abadikan, karena saya agak khawatir kalau berfoto sambil melaju dengan motor.

Saat mudik, masih bulan puasa, sehingga kami sengaja memilih berangkat jam 13.30 WIB, agar ketika maghrib, kami sudah sampai di daerah Indramayu, juga dimaksudkan agar puasanya tidak berasa. Alhamdulillah, perkiraan kami tidak meleset, kami tiba di daerah Ciasem Indramayu ketika adzan Maghrib berkumandang, hingga kamipun memtuskan untuk melipir mencari mushola atau masjid, untuk berbuka dan sholat.

Suasana buka puasa di Masjid Al Muhajirin Ciasem dan menu buka puasa kami
Menu berbuka itu harganya Rp 20.000,- harga yang cukup mahal untuk kami, karena menu itu kami beli di warung biasa, bukan restoran, tetapi Alhamdulillah rasanya sangat enak :) . Setelah berbuka dan sholat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami hanya berhenti 2 jam sekali, itupun tidak sembarangan berhenti, kami memilih mushola, masjid, pom bensin, atau rest area untuk menghindari orang-orang jahat jika kami berhenti di tempat yang sepi.

Saat sedang berhenti dan beristirahat
Akhirnya, setelah melewati perjalanan yang panjang dan menegangkan, karena saat di daerah pantura banyak sekali kendaraan besar dan di hutan jati Margasari Tegal sangat sepi dan dingin, kamipun sampai dengan selamat di rumah suami tepat saat adzan Subuh. Alhamdulillah...

Oke sekian dulu cerita perjalanan mudik saya, untuk tahun ini Alhamdulillah arus lalu lintasnya lancar, walaupun sayangnya saya tidak bisa banyak mengabadikan momen-momen mudik. 
Saya sambung lagi ceritanya besok ya... :)

8 comments:

  1. salam kenal mak...
    seru nih pake motor,tapi g kebayang capeknya.... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. seru Mak... memang capek sih, butuh seharian istirahatnya plus dipijitnya.. :)

      Delete
  2. Seru juga ya mbak mudik naik motor, masih cape pastinya sekarang ya. Maaf lahir batin ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seruu Mak, tp tetep harus sangat berhati-hati.. klo saya sdh punya anak InsyaAllah tdk mudik motor lg, kasihan sm anaknya.. :)
      Sama-sama maaf lahir batin juga Mak.. :)

      Delete
  3. Udan selama 9 tahun aku selalu mudik motor :D asik asik aja kan ya selama "safety first" ;) thanks sharenya di twitter itu bermanfaat sekalee

    ReplyDelete
    Replies
    1. uwaaaaa... sesepuh MudikMotor nih.. #sungkem :)

      Delete
  4. Di jalan Soekarno Hatta-Cileunyi banyak nemu yg lagi mudik motor.

    Oh, salam kenal dan silaturahmi ya mbak. Sekalian, taqabalallahu minna wa minkum juga. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya..seruuu kan?? banyak yg unik-unik.. :) Salam kenal jugaaa...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...