Sunday 16 February 2014

Cerita KRL : Ketika Anak Tantrum di dalam Commuter Line yang Padat


Ceritanya begini, sekarang saya lebih banyak naik kereta. Hari Senin beberapa minggu yang lalu sekitar jam 8 pagi saya berangkat naik Commuterline dari arah Bogor (yang Commuterline lovers cungggg.... :)), kebayang kan penuh sesaknya gimana? Itu sampai ada AC, kipas angin dan kaca jendela dibuka, beeeuuuuhhhh nikmat deh. Untung waktu itu saya hanya bawa tas kecil. Nah... di tempat duduk dekat pintu, ada ibu-ibu dan anaknya, posisi si anak duduk dibangku dekat dengan pintu, otomatis si anak kedesak-desak dong. Itu anak cemberut saja, jilbab ibunya ditarik-tarik, dan si ibu dipukul-pukul. Si ibu terus menenangkan si anak, tapi si anak tampaknya sudah BeTe berat.

Sampai beberapa penumpang yang tahu lantas berkata pada ibu itu, "Bu, meding anaknya dipindah deh tempat duduknya, jangan di situ, nanti kalau sampai Sudirman takutnya kepalanya kebentur oleh orang yang keluar". Si ibu dengan pasrahnya meminta si anak untuk pindah, namun anaknya tetap tidak mau, malah terus memukuli ibunya. Penumpang lain tampaknya juga gemes dengan pemandangan tersebut. "Jadi ibu ga tegas banget sih.. tinggal anaknya dibopong aja, dipindah posisinya, kalau kayak gini sama saja tidak kasihan dengan anaknya."

Deg... perasaan saya ikut gimana gitu, yah bayangkan saja di depan banyak orang dibilang seperti itu. Tapi lantas dalam diam saya berfikir, eh iya ada betulnya juga ya, tegas kan bukan berarti kasar atau marah. Toh itu juga untuk keselamatan anaknya.

Mama saya dulu wuiihh... tegasnya luar biasa. Yang paling saya ingat adalah ketegasan beliau dalam mengajarkan sholat ke kami anak-anaknya, kalau belum bisa sholat dengan baik, tidak boleh nonton TV (itu termasuk harus paham arti bacaan wudhu dan sholat lho, sekaligus doa setelah sholat dan artinya). Terus apalagi ya, oh iya.. kalau ketahuan mandi di sungai tapi tidak mengulang mandi di rumah, maka dengan tegasnya ujung kuku beliau digoreskannya ke kaki kami (itu hukuman yang sudah disepakati oleh kami dan Mama). Memang sih ya, tampaknya kasar sekali, tapi keuntungannya saya rasakan sekarang dalam menghadapi kehidupan. Kehidupan ini keras bo, jadi jika suatu saat kita tegas pada anak-anak kita menurut saya itu boleh-boleh saja. Asal ketegasan itu konsisten dan tidak diikuti dengan kekerasan setiap saat. Terkadang menunjukkan siapa yang lebih berkuasa ke anak itu perlu, agar anak bisa menghargai orang lain, dan tidak cengeng.

Hmmm... itu dia pengalaman saya tentang ketegasan orang tua, maaf kalau ada yang tersinggung :). Selamat malam Senin... :)

4 comments:

  1. siap pesannya saya catat mbak :) lagipula gak nyaman loh bawa anak dijam padat

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mak, kelihatan repotnya... wiiihhh si Emak yang kemarin itu juga mukanya sudah kuyu banget..

      Delete
  2. siap laksanakan! tapi anak siapa ya :)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Laksanakan..!! entah anak tetangga atau anak sapa aja boleh... :)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...