Friday 25 November 2016

Catatan Keuangan Rumah Tangga yang Simpel ala ReeNgan

Assalaamu'alaikum...!! ^_^


Resmi sejak akhir Juni 2016, saya tidak lagi bekerja full time dari pukul 09.00-19.00, melainkan hanya mengajar bimbel saja. Yang artinya, saya hanya masuk saat ada jadwal dan jam masuknya juga hanya waktu ngajar saja. Keputusan untuk resign itu sudah melalui pemikiran yang panjang antara saya dengan suami, dan dengan meminta pendapat dari teman-teman (terimakasih banyak, guys! ^_^). Saya resign bukan karena mendapatkan pekerjaan baru, tapi justru mengurangi kerja yang artinya mengurangi jumlah pendapatan saya (ini menurut pemikiran matematis saya lho). Namun, waktu Mba Astri Damayanti bilang begini ke saya, saya jadi tambah yakin. Kira-kira begini nasihatnya, "Rejeki itu datang dari pintu mana saja asal kitanya berusaha. Nanti setelah Riski resign mungkin pintu rejeki suami Riski lebih lebar lagi, atau malah pintu rejekinya Riski yang lebih lebar, atau dua-duanya tambah lebar. Yakin saja kalau Allah itu Maha Kaya dan Maha Pengasih".

Setelah resign, bukan berarti saya jadi leha-leha terpesona trus saya tidak mengatur keuangan saya, hehehe. Bulan Juli sampai Oktober (lama juga ya, 4 bulan), saya masih memakai sistem pengaturan keuangan saya yang lama yang hanya menulis budget/anggaran sebulan, tapi sama sekali tidak menulis semua pengeluaran harian. Saya jadi tidak tahu pulsa saya habis tiap berapa minggu sekali, atau galon di rumah harus diisi setiap berapa hari sekali. Pokoknya, kalau uang di amplop pulsa sudah menipis ya berarti saya harus hemat pulsa. Trus saya berpikir lagi, saya enggak bisa seperti ini terus, harus ada yang berubah. Walaupun sistem amplop itu sangat membantu dan bahkan sampai sekarang masih saya pakai. Saya pikir mungkin saya kurang rapi saja ya. Lagi-lagi harus ada nasihat secara langsung maupun tidak langsung dari orang lain. Pertama, Mba Caroline Adenan pernah menulis status di facebooknya bahwa Mba Oline merasa terbantu sekali sudah menulis semua pemasukkan dan pengeluaran dari blognya. Lalu, Mba Liswanti Pertiwi secara pribadi saat kami ketemuan di suatu acara blogger bilang bahwa Mba Lis selama ini menulis semua pengeluaran rumah tangganya, dan pemasukkan yang didapat.
Oke, akhirnya saya mikir "Kenapa enggak saya coba saja ya, menulis semua anggaran, pemasukkan dan pengeluaran selama sebulan. Nanti saya lihat apakah ada pengaruhnya?". Saya menulisnya di sebuah buku. Kebetulan saya dapat banyak sekali notes dari acara blogger. Teman ReeNgan bisa menggunakan buku tulis biasa, karena enak sudah ada garis-garisnya. Dalam catatan itu, saya membuat beberapa kategori, yaitu:
  • Halaman 1 : Budgeting / anggaran belanja
  • Halaman 2 : Pemasukkan
  • Halaman 3 & 4 : Tabel Pengeluaran tiap 2 hari
  • Halaman 5 - 14 (bisa lebih atau kurang) : Rincian pengeluaran tiap hari

Anggaran Belanja

Saya masih menggunakan cara lama, yakni menulis kira-kira pemasukkan dan kira-kira pengeluaran. Pemasukkan yang ditulis di anggaran adalah pemasukkan yang pasti didapat tiap bulan. Bila Teman ReeNgan seorang freelancer, Teman ReeNgan bisa mengira-ngira pemasukkan yang akan didapat bulan itu. Bila Teman ReeNgan memperoleh pemasukkannya sistem harian, Teman ReeNgan bisa mengambil pemasukkan paling kecil di satu hari lalu dikali 30 hari. Untuk pengeluarannya, saya bagi menjadi 2 bagian, yaitu pengeluaran yang pasti dan pengeluaran yang tidak pasti jumlahnya (bisa diubah) per bulan.

Ini contoh halaman 1 dan 2 ya (hanya contoh lho)

Pengeluaran yang pasti jumlahnya tiap bulan itu contohnya seperti (ada sedikit perubahan dari beberapa tahun yang lalu, dan mungkin tiap rumah tangga itu berbeda ya ^_^):
  • biaya sewa rumah/kontrakan atau cicilan rumah
  • cicilan kendaraan dan barang lainnya kalau ada
  • tabungan berjangka
  • asuransi/BPJS atau biaya kesehatan
  • biaya langganan koran atau majalah
  • biaya arisan (ini penting ya.. hehehe)
  • dan biaya lain yang jumlahnya pasti harus dibayar segitu per bulannya

Trus biaya pengeluaran dengan jumlah pasti ini ditotal untuk menentukan besarnya biaya pengeluaran tidak pasti, atau mungkin untuk menghilangkan atau menambahkan pos tertentu. Pengeluaran yang jumlahnya tidak pasti ini adalah pengeluaran yang berubah sesuai dengan jumlah pemasukkan yang diterima atau pengeluaran yang biayanya bisa ditekan. Contoh pengeluaran yang jumlahnya tidak pasti:
  • untuk orang tua
  • makan atau belanja bulanan
  • biaya transport
  • biaya komunikasi (pulsa, paket data internet, atau modem)
  • hiburan atau untuk piknik
  • make up (kalau memang setiap bulan harus ganti make up)

Pemasukkan

Untuk halaman 2, yakni pemasukkan, saya buat sesederhana mungkin. Di sini saya hanya mencatat pemasukkan dalam bentuk uang cash atau ditransfer lewat Bank, serta dalam bentuk voucher. Kolom catatan yang saya buat, yaitu tanggal, keterangan (gaji, bonus, honor, habis jual apa, atau menang lomba apa ^_^), bentuk (apakah cash, masuk rekening, atau voucher), jumlah, & saldo.


Pengeluaran

Untuk yang halaman 3 & 4 ini sebenarnya baru beberapa hari yang lalu saya bikin. Jadi bentuknya tabel isinya ada 6 kolom utama. Kolom 1 untuk nomor. Kolom 2 adalah keterangan pengeluaran yang ada di budget. Kolom 3 itu jumlah pengeluaran yang diperkirakan (ada juga di budget). Kolom 4 yaitu jumlah pengeluaran per-dua hari. Kolom 5 jumlah dari semua pengeluaran selama 30 hari itu. Dan kolom 6 adalah selisih antara budget dengan jumlah pengeluaran.
Ini contoh cara ngisinya, hehehe

Nah, yang halaman 5 dan seterusnya saya isi pengeluaran saya tiap hari. Kolomnya simpel sekali, hanya hari & tanggal, keterangan pengeluaran, jumlah, lalu total jumlah pengeluaran per harinya.

Hosh...! Kok kayaknya ribet banget ya. Padahal sih kalau lihat aslinya enggak ribet kok, trust me! Saya malah enggak pakai penggaris buat bikin kolom-kolomnya di buku, hehehe. Awal mencatat ini, siapa yang duluan dapat gaji, nanti gajinya saya bagi-bagi buat pengeluaran pasti dulu. Pengeluaran enggak pastinya dibiayai oleh sisa pengeluaran pasti dan gaji yang keluar kemudian, hehehe. Hasilnya bagaimana? Karena cara ini saya kombinasikan dengan sistem amplop, jadinya hasilnya kerasa banget. Saya jadi tahu galon itu habis tiap berapa hari sekali (masih bahas galon), trus saya boros dimana, trus apa yang sebenarnya bisa saya hemat biar bisa halan-halan, dan lain-lain.

Yang ini postingan tentang : Manfaat Menggunakan Sistem Amplop

Memang saya baru sebulan sih praktek ini, dan itu butuh niat yang ultra-super-kuat untuk menulis tiap harinya. Alhamdulillahnya, saya juga dibantu sama apps (nanti saya review deh ya, kapan-kapan) biar kalau habis beli apa, kan masih pegang HP jadi langsung buka apps itu trus diketik deh. Kenapa saya masih nulis di buku? Pertama, saya orangnya suka nulis di buku ((penting!)). Trus kedua, fitur-fitur di appsnya belum bisa memenuhi keinginan saya (uhuk!). Sebenarnya yang terpenting dari semua ini adalah KONSISTEN ya. Entah konsisten nulis tiap hari, atau konsisten enggak dulu tergoda dengan keinginan padahal kebutuhannya belum terpenuhi.

Teman ReeNgan sendiri lebih seneng yang mana, mencatat di buku atau pakai apps? Atau malah enggak mencatat sama sekali? Yang manapun pilihannya, itu sah-sah saja kok, yang penting enggak nyusahin orang dan enggak punya utang ^_^. [] Riski Ringan

6 comments:

  1. Saya maunya nda punya utang mba hehe...cicilan KPR itu menguras atm (malah curhat) haha...Btw thanks sharingnya mba, dulu banget pernah bikin catatan sederhana uang masuk dan keluar tp nda konsisten :( Padahal ini sebenarnya bermanfaat, awalnya pas buat aja terkejut ternyata.....Saya bisa boros dan hemat juga loh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Godaan utang itu memang gede banget,Mba Melinda. Saya saja sering pingin ambil KPR syariah saking pinginnya punya rumah sendiri. Tapi suami enggak ngebolehin, jadi ya urung ambil KPRnya...

      Delete
  2. Aku yg ngurus anggaran suamiku ris, aku mau tau beres aja hahahah.Soalnya pernah atit ati ko uangnya abis dipake apa? padahal emang di pke buat sehari hari hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya baru setelah resign ini, Kak. Pusiang juga ngurus duit begini ya, hehehe. Tapi alhamdulillah setelah rutin nulis pengeluaran seperti yang disarankan sama Mba Liswanti, saya jadi enggak panik lagi ^_^.

      Delete
  3. Kalu aku masih pakai sistem amplop, Mba. Kalau ada anggaran yg kurang, tarik-ulur aja. Dan alhamdulillah jarang berlebih. Aku cm minta jatah bulanan belanja aja ke pak suami. Selebihnya, cm memonitor pengeluaran dari rekening suami aja. Cm nanya, uang berapa, bwt beli apa aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting saling terbuka dan enggak tekor, ya Mba Pipit ^_^.
      Saya gabungin sistem ini sama sistem amplop, Mba ^_^

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...