Saya adalah seorang pengajar Biologi di sebuah Madrasah Aliyah swasta di Jakarta. Seperti keinginan hampir semua pengajar yaitu ingin selalu setiap saat masuk mengajar anak didiknya. Namun, kadangkala keadaan berkata lain, ada yang sakit, ada yang harus melakukan perjalanan dinas, ada kepentingan lain yang tidak boleh diwakilkan, sehingga kami tidak bisa bertatap muka dengan anak didik kami. Saya termasuk pengajar yang sering sakit, dalam setahun saya pernah izin sakit sampai 10 kali. Ahh.. rasanya merugi sekali karena sekali datang saya mengajar 3 jenjang kelas.
Ingin saya, walaupun saya sakit, saya harus bisa bertatap muka dengan anak didik saya dan tidak hanya meninggalkan tugas saja untuk mereka. Saya memang menyukai bertatap muka, mengapa? Karena dengan bertatap muka, saya jadi mengetahui ekspresi anak didik saya, apakah mereka sudah mengerti, setengah mengerti atau belum mengerti sama sekali. Yah.. karena juga tidak semua dari mereka itu mampu untuk mengungkapkan pendapat dan pertanyaannya di depan umum.
Saat ini sedang marak-maraknya sistem pembelajaran baru yaitu dengan e-learning. E-learning atau kependekan dari electronic learning adalah metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Banyak teknologi yang bisa digunakan dalam melakukan e-learning ini, yaitu power point, flash, film dokumenter, dan internet. Dalam internet sendiri ada banyak sekali media-media yang bisa digunakan untuk e-learning ini, contohnya blog, dan media sosial lainnya.
Kalau blog sudah banyak ya yang mengupas tentang materi-materi pelajaran di sekolah dan bagaimana interaktifnya mereka. Bagi saya, seorang pengajar yang masih agak gaptek untuk membuat sendiri materi interaktif e-learning dalam blog, saya pasti akan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mengajar. Apalagi ketika saya sakit, dimana sakit saya terkadang hanya mengharuskan saya untuk beristirahat di rumah. Saya pasti memanfaatkan kolom chatting di media sosial tersebut, yang semakin kesini semakin lengkap untuk chatting. Ada fasilitas melihat muka teman, dan mendengar suaranya. Ini cocok sekali dengan saya yang memang lebih senang melihat ekspresi anak didik saya. Daripada kolom ini hanya saya manfaatkan untuk ngobrol gaje dengan teman-teman saya saja kan??
Hanya saja, ada beberapa kendala untuk memanfaatkan kolom chatting di media sosial ini. Diantaranya adalah masalah sinyal yang membuat video chatting menjadi aneh ketika bergerak, juga masalah ketersediaan peralatan seperti kamera chatting. Untuk masalah kamera, saya yakin sekarang setiap sekolah di daerah perkotaan pasti mempunyai minimal satu kamera internet, dan kalau di laptop kan tinggal diaktifkan saja program kameranya. Nah.. kalau untuk masalah sinyal, kita harus bisa mencari provider yang kompeten di bidnag sinyal persinyalan ini, yang sinyalnya menjangkau seluruh pelosok negeri dan stabil serta yang paling penting tidak menguras isi dompet.
Itulah mengapa saya tidak malu untuk berteman dengan anak didik saya di media sosial. Selain untuk memantau mereka, saya juga bisa memanfaatkan media sosial ini untuk pembelajaran saya (e-learning), jika saya sedang sakit, atau lupa memberi tugas. Karena dapat dipastikan hampir 80% dari anak didik saya aktif di media sosial. Yuk ah.... manfaatkan media sosial untuk kepentingan pembelajaran :). Mari meminimalisir dampak negatif dari media sosial untuk pembelajaran :).
dgn metode ini, siswa-guru harus paham penggunaan internet ya mba...
ReplyDeleteiya memang, biasanya sih siswa lebih paham Mbak, tinggal gurunya saja yg harus diedukasi, tapi kalau media sosial yg saya maksud (F..B..K) kayaknya hampir sebagian besar sudah paham ya.. :)
DeleteTrimakasih sudah berkunjung Mbak.. :)
hehehe,,betul abnegttt,kalo masalah video sama chatting antar muka lihat2 daerahnya lah ya,kadang yg bikin gemes itu providernya....iklannya joss tapi prakteknya,lelett,,,hickz
ReplyDeleteya gitu deh... apalagi kalo deadline2.. hahahahaha... kayak dijejali cabe seember... :)
Deletememanfaatkan media sosial secara positif :)
ReplyDeleteiya.. ikut membantu mengurangi dampak negatif dari media sosial... :)
DeleteEhm, yang sulit tuh diterapkan di sekolah yang letaknya pinggiran kota mba. nggak semua melek internet. hehe ***nambah tugas guru
ReplyDeleteiya memang Mba, tapi kayaknya ga semua pinggiran itu ga melek internet deh Mba, menurut saya ga akan nambah tugas guru Mba, InsyaAllah malah meringankan... :)
Deleteorang pinggiran sult kayaknya :D
ReplyDeletemmm.. sepertinya tidak sulit Mba, soalnya pengguna media sosial itu sudah banyak.. hanya fasilitasnya saja yg harus dipenuhi, dan berkat adanya dana BOS, sebetulnya fasilitas tersebut bisa dipenuhi.. :D
DeleteLebih baik jangan dulu menjugje bahwa orang pinggiran itu belum melek teknologi, justru kebanyakan kreativitas teknologi itu berasal dari mereka. Orang kota pun kalau tidak mau belajar pasti akan kesulitan.. jadi intinya sih belajar ya... :D
Terimakasih sudah berkunjung, :)
Media sosial memang yang paling merakyat, bisa untuk e learning. Bikin grup diskusi dg murid. Tapi syaratnya..murid sudah 17 th
ReplyDeletehehehe... iya.. utk murid SD-SMP sepertinya belum bisa... utk media sosial itu F... usia 14 tahun kyknya...
DeleteMakin kesini sistem pembelajaran makin maju yaa, makin mudah dalam mencari ilmunya. semoga guru dan murid2nya juga nambah semangaat :))
ReplyDeleteamiiiiin ya robbal 'alamiiin.. :)
DeleteE learning hanya sebagai alat bantu saja. Maklum ada juga murid yang malu2 jika bertanya kepada guru di kelas.
ReplyDeleteYang utama tentu belajar di kelas.
Semoga berjaya
Salam hangat dari Surabaya
betul PakDhe, makanya saya lebih mengutamakan tatap muka dan ngembrus sampe berbusa, tapi tidak mengesampingkan e-learning juga, karena teknologi itu harus dipahami oleh semua pihak, ya kan sekarang jamane teknologi.. :)
DeleteTerimakasih PakDhe.. :)
Iya sih mbak, kadang anak murid dikasih media internet eh malah dibuat chatting yang gak jelas ya -,-
ReplyDeleteNah, makanya itu kita jangan malu untuk berteman dengan mereka di media sosial...
DeleteJaman kian maju begitu pula tehnologi terus mengalami inovasi baru terus menerus dan cepat, mau tak mau yaa memberi efek pada bidang lainnya, seperti edukasi. Jadi bisa dikombinasikan metoda pengajaran standar plus E-Learning tadi :)
ReplyDeletebetul.. tanpa mengesampingkan tatap muka tentunya.. :)
DeleteE learning itu metode pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi. Sayangnya, belum semua wilayah terjangkau internet. Mereka yang tinggal di daerah terpencil sulit untuk bisa melakukannya. Semoga sukses kontesnya
ReplyDeleteitulah PR untuk pemerintah, dan kita tentunya, bagaimana bisa memberikan pelayanan dan sinyal memuaskan untuk mereka yang tinggal di daerah terpencil... :)
DeleteTerimakasih... :)