Tuesday 16 September 2014

Menungso Tan Keno Keniro


"Saya pernah Mbak, punya pengalaman dengan CCTV." Ujar bos saya suatu sore saat saya kebagian menjadi FO (Front Office) menemani teman FO saya.

"Maksudnya, Bapak pernah beli CCTV, atau bagaimana Pak?"

"Bukan, jadi saya pernah mencari pelaku pencurian uang saya lewat ATM."

"Ceritanya begini, Istri saya dulu pernah punya orang kepercayaan, karena orang itu bekerja tepat waktu, rapi, dan mau belajar hal baru. Waktu ada pameran di Senayan, dia juga ikut diajak. Nah, suatu sore, beberapa hari setelah pameran, istri saya belanja keperluan sehari-hari untuk satu bulan. Dia kaget saat kasir bilang kalau uang di kartu debit (ATM) nya tidak mencukupi. Pasalnya kartu ATM yang dia gunakan untuk belanja itu, tabungannya baru diisi sekitar seminggu yang lalu dalam jumlah yang lumayan lah Mbak. Akhirnya kita adukan ke pihak bank nya. Kami ditanya kartu ATM itu setelah tabungannya diisi pernah digunakan dimana saja. Lalu istri saya menyebutkan beberapa transaksi dengan kartu ATM itu, tidak banyak, salah satunya transaksi lewat mesin ATM di Senayan. Si petugasnya bilang kalau pelaku bisa dilihat dari CCTV di ATM tersebut. Kami pun mengiyakan dan menunggu selama 3 bulan. Selama masa itu kami tidak ingin mengira-ngira karena takut salah tuduh, jadi kami kembali ke rutinitas kami."

"Setelah 3 bulan, padahal kami sudah sedikit melupakan peristiwa itu, petugas bank menelepon kalau rekaman CCTVnya sudah bisa dilihat. Kami pun ke sana, dan kaget saat melihat bahwa yang mengambil uang kami adalah orang yang selama ini sudah kami percayai, terutama istri. Istri pun langsung bertindak keesokan harinya di kantor. Dia bertanya mengapa mengambil uang tanpa izin, padahal bilang pun akan diberi. Si karyawan menjawab, karena saat itu sedang butuh sekali untuk keperluan keluarganya di kampung. Istri saya tidak bisa menerima alasan apapun sebenarnya, si karyawan itu langsung diberhentikan. Itu Mbak, pengalaman saya dengan CCTV, jadi untuk melihat rekaman CCTV itu lama dan butuh syarat yang banyak, saya saja sampai lupa syaratnya apa saja."

"Ih, Pak, kok tega sih karyawan Ibu berbuat demikian, padahal kalau kasbon pun akan diberi kan ya Pak."

"Yah, namanya juga manusia Mbak. Istri saya nggak mau mempertahankan dia walaupun kerjanya bagus, karena mencuri itu bisa jadi candu Mbak. Kita memaafkan sekali dan bersikap biasa lagi, bisa jadi dia akan melakukan hal itu lagi." "Saya ke ruangan saya dulu ya Mbak."

"Oh ya Pak, silahkan."

Beberapa detik kemudian, seorang Ibu yang dari tadi duduk menunggui anaknya di ruang tunggu sebelah meja FO, mendekati kami.

"Bapak itu tadi siapa Mbak? Karyawan di sini ya?"

"Oh bukan Bu, Bapak itu pemilik bimbingan belajar ini."

"Oooo.. waaahhh... saya nggak menyangka lho Mbak. Soalnya penampilannya sederhana banget. Saya kira tadi si Bapak itu karyawan di sini atau pengajar senior gitu. Salut deh dengan si Bapak, sudah sederhana, terus mau ngobrol dengan karyawannya. Zaman sekarang susah menemukan orang seperti itu."

Itulah, Menungso Iku Tan Keno Keniro, kita tidak bisa menilai manusia dari penampilannya saja, karena hati dan tingkat pengetahuan manusia siapa yang tahu selain manusia itu sendiri dan Allah tentunya. Bisa jadi seorang manusia yang kita lihat compang-camping penampilannya ternyata bisa lebih bijak dalam menghadapi kehidupan. Namun malah ada yang penampilannya mentereng dan lulusan S2, tapi ingin bunuh diri karena tidak tahan dengan kehidupan. Karenanya khusnudzon (berprasangka baik) dan waspada itu harus seimbang dan tetap ada dalam diri kita. Kita pun memang sebaiknya bisa membawa diri dengan bersahaja dimanapun kita berada. Tidak usah tampil wah atau sok bossy, tampilah sederhana namun bersahaja, :).


“Tulisan ini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati”

http://tenteraverbisa.wordpress.com/2014/08/22/kontes-sadar-hati-berhadiah-tablet-pc/

25 comments:

  1. Aku suka tulisan iniiii! Tidak langsung menyasar topik tapi dibawa pada beberapa contoh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aaaa... terimakasih banyak banget... :)
      Terinspirasi dari gaya menulisnya Cerita Eka juga sebetulnya.. :)
      Kang Adi juga sama, terimakasih banyak... :)

      Delete
  2. kadang kita suka tertipu dgn penampilan seseorang ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap, makanya peribahasa ini ada hampir di tiap negara. Berarti memang banyak orang yang tertipu dengan penampilan :)

      Delete
  3. Ini judulnya bahasa jawa y gan? saya kox gak paham kata yang terakhir hehe...

    Kunjungan perdana neh, salam dari Pulau Dollar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya gan, penjelasan atau arti judulnya ada di paragraf paling bawah... :)

      Delete
  4. baru tahu saya mbk pepatahnya,lumayan bertambah nih pepatah jawa...^^ tfs mbk

    ReplyDelete
  5. tidak menilai seseorang dari luarnya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap betul, kalo coro inggrisnya sih Don't Judge a book by it's cover... eaaa..

      Delete
  6. Bahasa jawanya asli aku gak tau...jadi tau sekarang, dua kata terakhir kayak nama artis korea xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eaaa... jadinya JaKor dong, Jawa Korea.. hehehe...

      Delete
  7. wah, aku pernah ketipu dengan penampilan seseorang, ternyata dia copet...

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang penampilannya rapi perlente gitu ya Mba?

      Delete
  8. Pengalamanku pameran juga gitu mak. Penampilan sih ibu pejabat tapi nawarnya minta ampun, kayak barang udah punya dia aja. Maksa. Sementara ibu-ibu yang kelihatannya sederhana malah nggak banyak bicara tapi borong :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama di bimbel tempat kerja sy jg gitu Mak. Penampilan high class, HP android diatas 8 jutaan, tapi nawarnya amit2 deh, udah gitu eh bayarnya angsur..
      Malah yg penampilan biasa2 saja, ga pake acara nawar langsung lunas bayarnya.
      memang sih harus mikir urusan dapur, tapi ya jangan keterlaluan gitu ya.. :) Memang Menungso iku tan keno keniro.

      Delete
  9. Memang paling nyaman dan aman tuh brpenampilan sederhana, Mba. Kemana2 gak ada yang mengukuti atau mengintai. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul... :) Ga perlu jadi toko emas berjalan juga kan ya... :)

      Delete
  10. wah bagus ini kak artikel nya, izin nyimak yah dan salam kenal :)

    ikutan lomba yuk di blog saya ^_^

    ReplyDelete
  11. Jadi inget cerita tentang orang berpakaian biasa saja di Bank, ternyata bawa duit 3 kresek mau ditabung. Kalo lihat penampilannya, orang pasti nggak percaya kalau yang bersangkutan saudagar kaya raya.

    Gitu, kan Mak arti peribahasanya? ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul.. jadi perangai manusia itu tidak bisa dikira-kira.. :)

      Delete
  12. memang ya kadang penampilan menipu, penampilan tidak sama dengan isi dompet heheh

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...