Monday 17 November 2014

Gorengan Tempe Buatan Mbah Putri

Assalaamu'alaikum, selamat malaaamm (inginnya sih selamat pagi :)), semoga semuanya sehat selalu ^_^


Memerlukan nutrisi adalah salah satu ciri mahluk hidup, berarti semua mahluk hidup termasuk manusia, membutuhkan nutrisi. Nutrisi bisa diperoleh dari makanan dan minuman. Pernah dengar tidak, ketika masih era perjuangan merebut kemerdekaan, warga menyediakan makanan minuman secara cuma-cuma untuk membantu para pejuang? Ya, berjuang pun butuh energi, walaupun mungkin para pejuang tidak makan dengan teratur dan tidak 3 kali sehari, namun mereka tetap makan. Rakyat biasa ikut membantu perjuangan dengan cara sukarela memberikan tempat berteduh dan makanan ala kadarnya untuk para pejuang.

Saat kita masih menimba ilmu, itu juga bisa dikatakan kita sedang berjuang. Setiap hari, orang tua kita menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam untuk kita. Kita diberikannya nutrisi yang terbaik. Pun, sekarang ketika pasangan hidup kita bekerja dan anak-anak pergi sekolah, kita pasti ingin mereka bisa optimal. Salah satu caranya adalah memberikan nutrisi yang terbaik untuk mereka lewat makanan dan minuman :).
Saya, sebagai istri sebetulnya ingin sekali setiap hari bisa memasak untuk suami, tapi alhamdulillah suami paham dengan kesibukan saya. Eitss.. tapi suami saya tidak sampai lebih suka masakan Mbak Warteg daripada masakan saya lho, hehehe. Saya sekali-kali tetap memasak untuknya. Alhamdulillah sekali lagi, suami saya tidak rewel soal makanan yang saya masak, apalagi kalau dibuatkan gorengan tempe :).

Percobaan pertama :(
Gorengan tempe sebetulnya lauk yang selalu ada setiap sarapan pagi di desa kami. Hampir semua meja ada gorengan tempe ketika sarapan. Mbah saya (almarhumah) adalah salah satu pedagang gorengan tempe yang hanya dagang setiap pagi. Malamnya, beliau akan menumbuk garam dan ketumbar dalam lumpang, lalu menumbuk bawang putih. Tempe yang sudah dibeli sore hari di pengrajin tempe, dijajarkannya di dinding dapur. Paginya, selesai mengiris tempe dan daun bawang, beliau menyiapkan sebaskom besar adonan tepung, bumbu dan daun bawang. Gorengan tempe pun satu persatu meluncur dengan mulusnya ke dalam kuali besar berisi minyak panas. Biasanya ibu-ibu sudah mulai berdatangan ketika mencium aroma gorengan yang sudah merebak kemana-mana jam 05.00 pagi. Tidak hanya ibu-ibu, bapak-bapak, anak kecil dan mbah-mbah pun mengantri untuk menunggu gorengan tempe buatan Mbah putri :). Para pembeli itu makan gorengan tempe Mbah sebelum mereka berjuang, entah itu ke kantor, ke pasar, ke terminal, belajar di sekolah, beres-beres rumah, dan lainnya.

Jujur saya menyesal, kenapa dulu saya tidak berguru ilmu membuat gorengan yang maknyus pada Mbah putri. Ya sebenarnya, mana saya tahu nantinya saya akan menikah dengan laki-laki penyuka gorengan tempe. Beberapa bulan yang lalu, ketika saya pertama kali memasak gorengan tempe untuk suami, saya berusaha mengingat kembali saat-saat saya membantu Mbah menyiapkan bahan-bahan membuat gorengan. Lalu saya pun mulai menggoreng. Percobaan pertama, gagal, adonan tepung lengket semua di wajan. Belajar lagi, alhamdulillah percobaan kedua dan ketiga sukses membuat gorengan tempe yang enak *menurut suami :)*. Tapi tetap, gorengan tempe yang saya buat, tidak sama dengan gorengan tempe yang Mbah putri saya buat. Suami saya pernah memakan gorengan tempe buatan Mbah putri dan katanya itu tetap menjadi patokan gorengan tempe yang enak. Saya tidak mau menyerah, saya yakin suatu saat, gorengan tempe buatan saya akan selalu dikenang dan dikangenin oleh suami dan anak-anak saya. Dan menjadi salah satu lauk sarapan ketika mereka akan memulai hari, memulai perjuangan mereka :).

Mbah, terimakasih sudah mengizinkan Riski kecil dan remaja untuk membantu di dapur saat Mbah membuat bumbu gorengan. Sehingga ketika pertama kali membuatnya sendiri, saya tidak ragu-ragu. Semoga jalan Mbah lebar, hangat, dan terang di sana, amiiin.

18 comments:

  1. Gorengan emang jagoannya buat sarapan. Kebayang ketumbar dari gorengan tempe ini, pasti harum dan enak. Resepnya mau saya tiru, yah :b

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walaupun resepnya sama, tapi saya belum bisa menyamai kelezatan dan tekstur dari gorengan tempe mbah putri saya.. hiks..

      Delete
  2. Aku selalu curiga jangan2 simbah2 itu masak pakai doa ya? Sepertinya sederhana tapi kok mesti uenak banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama... Ada yg khas yg nggak bisa ditiru.. Sumpah kepo sama rahasia mereka

      Delete
  3. nah kenangan seperti ini nih ya yg kdng bikin kangen... masakannya yg enak, sayur nya yang sedap....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu saya kalau ke rumah mbah pasti lahap makannya

      Delete
  4. tempenya kayaknya enak banget ya mak :)

    ReplyDelete
  5. tempe termasuk makanan favorit :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya hampir semua orang yg saya kenal suka makan tempe, apalagi yg digoreng.

      Delete
  6. aaduh mendung mendung begini enak banget makan tempe goreng tepung hehehe..... salam perkenalan ya bu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi kalau dicocol sambal korek atau dimakan bareng cabe rawit hijau... Temennya teh manis anget...

      Delete
  7. aamiin....
    saya juga suka gorengan tempe mbk,mulai yng mendoan sapme kripik tempe suka

    ReplyDelete
  8. kebanyakan orang suka gorengan ya mbak, enak apalagi untuk makan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, makanya di Jakarta banyak orang jual gorengan. Walaupun sebenernya kebanyakan makan gorengan juga nggak baik untuk kesehatan :)

      Delete
  9. saya suka bgt nih, ama gorengan tempe mak :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...