Friday 3 January 2014

Donor Darah Menakutkan? Yuk Coba Saja!

Apppaaa...donor darah!!!
(sumber gambar: http://jamescolincampbell.com/)
Apa yang akan anda bayangkan ketika mendengar kata donor darah? Anda membayangkan darah, jarum suntik yang besar, atau semangkuk mie dengan telur dan segelas susu hangat. Oke, saya harap anda tidak lantas menutup blog saya ini ya... hehehe. Alhamdulillah, saya dan suami rutin mendonorkan darah kami ke PMI (Palang Merah Indonesia) setiap tiga bulan sekali. Mmm... sebenarnya suami sih yang rutin, kalau saya tidak rutin tergantung siklus menstruasi.

WHOLE BLOOD DONOR (WBD)

WBD adalah proses donor darah dimana semua komponen darah diambil atau biasa disebut donor darah saja. Paling sedikit jumlah darah yang diambil adalah 250 cc, paling banyak adalah 400 cc (yang ini kalau dia sudah lebih dari 20 kali donor dan perkiraan jumlah darahnya mencukupi). Jumlah darah yang didonorkan termasuk sedikit kok, karena darah dalam tubuh kita itu banyaknya 6-8% dari berat badan kita. Jadi, kalau berat badan kita 50 kg, maka total volume darah kita antara 3 - 4 liter (3000 - 4000 cc), masih banyak kan darahnya :).

Sebetulnya donor darah itu seseram yang dibayangkan tidak sih? Enggak kok, enggak seram, kita paling akan merasakan perih seperti digigit semut dua kali, selebihnya biasa saja. Lantas prosesnya bagaimana sih untuk bisa donor darah itu?
  1. Datang ke PMI atau kalau kantor anda melakukan kegiatan donor darah.
  2. Isi biodata secara benar (yang benar ya mengisisnya, jangan asal, karena ini penting sekali), lalu menyerahkannya ke petugas.
  3. Cek berat badan (berat badan harus lebih dari 45 kg.
  4. Cek golongan darah (bagi yang pendonor pertama).
  5. Cek kadar Hemoglobin (Hb), minimal kadar Hb kita adalah 12,5 gr%, untuk perempuan 12,5 - 16 gr%, dan untuk laki-laki 12,5 - 17 gr%.
  6. Cek tekanan darah, dengan sistole antara 110 - 160 mmHg, dan diastole antara 70 - 100 mmHg (misal tekanan darah saya 120/80 mmHg itu berarti normal).
  7. Cuci bersih kedua lengan sampai di atas siku.
  8. Pengambilan darah.
  9. Makan (biasanya diberi asupan makanan oleh PMI seperti telur, susu, dan suplemen penambah darah).
Lalu, ada tidak yang tidak bisa donor darah? Ada dong...
  1. Usia masih dibawah 17 tahun.
  2. Untuk perempuan sedang dalam masa menstruasi dan nifas, sebaiknya 2 minggu setelah menstruasi baru donor darah.
  3. Wanita yang sedang menyusui.
  4. Penderita HIV + / AIDS, PMS (penyakit menular seksual), Hepatitis, Diabetes Melitus (kencing manis), Hemofilia, Thalasemia, Epilepsi, ketergantungan Narkoba, penyakit kulit sampai ke vena.
  5. Selebihnya silahkan lihat di http://ayodonor.pmi.or.id/page/read/berita-dan-publikasi/301385016995.
Whole Blood Donor, yang merah di bangku bawah itu adalah kantung berisi darah
(sumber gambar: https://imbalo.wordpress.com/)
Biasanya, saya mempunyai kegiatan rutin sehari sebelum donor darah, yaitu olahraga ringan, memperbanyak makan sayuran (karena tekanan darah dan Hb saya tergolong rendah), tidur lebih cepat (jam 20.00 saya sudah tidur), dan menghindari stress. Pernah saya mengantarkan murid-murid saya untuk donor darah bersama di PMI, ternyata salah satu murid saya gagal melewati pemeriksaan Hb karena Hbnya terlalu tinggi untuk laki-laki yakni 17,1 gr%. Dia bertanya pada saya, saya lempar pertanyaannya ke petugas pemeriksaan, mengapa Hb dia bisa tinggi? Kemungkinan karena dia terlalu banyak aktivitas, terlalu banyak makan sayur dan makanan yang bersantan, serta kurang minum air putih. Jadi dia harus mengurangi makan makanan bersantan dan harus banyak minum air putih. Alhamdulillah dua minggu setelah itu, dia pergi lagi ke PMI dan berhasil donor darah.

Saat itu juga, masih satu ruangan tapi beda blok dengan murid-murid saya, mereka melihat ada seseorang yang proses donor darahnya sepertinya ribet sekali dan terus menerus dipantau oleh dokter. Murid saya bertanya pada saya, kali ini tidak saya lempar ke petugas karena saya tahu jawabannya. Bapak itu sedang donor darah apheresis.

DONOR APHERESIS

Apa itu donor apheresis? Donor apheresis adalah orang yang mendonorkan darahnya, namun darah itu langsung dipisah-pisah sesuai dengan komponen darah yang dikehendaki melalui sebuah alat. komponen darah tersebut yaitu plasma darah, sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit/platelet). Ketika PMI membutuhkan trombosit dalam jumlah yang banyak, maka pendonor inilah yang nantinya akan dipanggil. Tentunya ada dong syarat-syaratnya untuk menjadi donor apheresis ini, yap yaitu pendonor aktif yang sudah lolos uji screening darah.

Proses donor apheresis
(sumber gambar: http://citizensvoice.com/)
Mesin apheresis, kantong kuning itu adalah plasma darah hasil apheresis
(sumber gambar: http://www.transfusion.com.au/)
Waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam melakukan pengambilan darah secara apheresis ini lebih banyak dari pengambilan darah WBD. Kalau misalnya WBD memerlukan waktu 7 menit untuk pengambilan darah, apheresis memerlukan waktu sekitar 90 menit.

Lalu, ada tidak manfaat mendonorkan darah kita ke orang lain bila kita memenuhi syarat? Jelas ada, pertama, kita sudah menolong orang lain yang membutuhkan darah, kedua, dapat membantu melancarkan aliran darah kita, dan ketiga, membuat daya tahan tubuh meningkat.

Selain manfaat di atas, apakah kita akan mendapatkan bayaran untuk darah kita? Tentu tidak, darah itu gratis dan tidak boleh diperjualbelikan. Lantas mengapa kalau ada yang membutuhkan darah mesti membayar sejumlah uang? Biaya itu adalah biaya pengganti alat dan proses pemulasaraan darah. Mulai dari alat jarum suntik, gelas benda, kapas, perban, kantong darah, selang, tabung reaksi, dan tabung apheresis semuanya sekali pakai. Lalu setelah darah diambil dan pendonor menerima kartu donor (putih untuk golongan darah A, biru/hijau untuk golongan darah B, kuning untuk golongan darah AB, dan merah muda untuk golongan darah 0), darah kemudian diperiksa jumlah komponen darahnya, penyakit yang dibawa dan sebagainya, lalu darah disimpan di lemari pendingin khusus, menunggu sampai ada yang membutuhkannya. Semua itu dikerjakan oleh tenaga kerja profesional juga yang harus digaji :). Jadi itulah mengapa ada biaya ketika membutuhkan transfusi darah.

Oke, itu dulu penjelasan saya mengenai informasi cara mendonorkan darah. Mari, mendonorkan darah untuk mereka yang membutuhkan, jangan takut jarum suntik ya.. :).



14 comments:

  1. pernah sih udah daftar donor darah tapi ditolak karena anemia, dan justru aku yg perlu di transfusi, padahal pengen banget ikutan donor darah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya udah enggak perlu dipaksa Mba.. yg penting kita menjalani pola hidup sehat saja, dan menyemangati orang2 yg bisa donor darah buat ikutan donor.. :D

      Delete
  2. wah sekarang sepertinya aku boleh donor darah nih mbak, dulu BBku kurang dari 45 selalu di tolak kalau mau donor

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo Mak donor darah, tapi sebelum itu persiapan dulu ya.. istirahat yg cukup :)

      Delete
  3. Nggak berani q mbk..tkut jarum huhuhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe.. ya enggak usah dipandangi jarumnya.. :D

      Delete
  4. Donor darah itu manfaat banget bagi orang lain dan menyehatkan pelakuknya :)

    ReplyDelete
  5. dulunya takut tapi sekarang coba untuk rutin donor darah :)

    ReplyDelete
  6. aduh . . . Aida masih takut lihat jarum suntik . . . . :'(

    ReplyDelete
  7. Belum pernah donor darah. InsyaAllah tahun ini pengin.


    Ditunggu mamir di sini: http://www.bennyrhamdani.com/2014/01/cheria-tour-travel-biro-perjalanan-haji.html

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...